Minggu, 13 September 2015

Air Banjir di Jepang yang Bening Membuat Kagum Netizen Asia

Foto-foto banjir yang dibawa oleh badai tropis Etau di Jepang dibawah ini membuat banyak netizen Asia tercengang dan terkagum-kagum.

Ketika foto-foto yang menunjukkan banjir di stasiun kereta api bawah tanah di kota Hamamatsu, Jepang timur muncul online, pengguna web Cina banyak yang terkejut. Namun mereka terkejut bukan karena kerusakan yang disebabkan oleh banjir, tetapi karena betapa bersihnya air banjir di jepang tersebut.




Foto-foto disini memang sulit dipercaya. Beberapa netizens Cina bahkan bersikeras bahwa foto-foto ini mungkin telah di photoshopped.

Banjir di Cina dan beberapa negara Asia lainnya seperti di Indonesia biasanya keruh dan penuh sampah dan dapat benar-benar berbahaya. Banyak bakteri yang terdapat di dalam air banjir berbahaya bagi manusia.

Bahkan lebih dari itu, seperti yang telah AMJG posting disini, setengah dari kolam renang China yang telah diuji, memiliki kadar urine yang sangat tinggi. Ini membuat banjir Jepang bahkan lebih bersih daripada kebanyakan kolam renang China.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu netizen dari China: "Bahkan kolam renang disini (Tiongkok) tidak sebersih ini". Netizen lainnya menuliskan "Banjir di Tiongkok airnya terlihat seperti sup wijen hitam."

Para netizen pun menebak-nebak alasan di balik air yang 'kelewat bersih' tersebut.

"Pulau-pulau di Jepang punya kadar lumpur yang lebih sedikit. Jadi tentu saja mereka lebih bersih dibanding tempat dengan banyak pegunungan dan sungai. Tidak bisa membandingkannya, mengingat lingkungan geografis Tiongkok yang sungguh berbeda."

Argumen ini segera dibantah: "Jepang juga punya tanaman dan pohon. Menurut logikamu, memangnya orang Jepang menanam tanaman di pasir?"



Kenyataannya, budaya kebersihan di Jepang sangat berkaitan dengan aspek spiritual. Bahkan, kebersihan menjadi prioritas -- lebih tinggi dari kerapihan.

Bagi masyarakat Jepang mandi punya hubungan erat dengan ajaran Shinto dan Buddhisme. Menurut penganut Shintoisme Jepang, Sang Pencipta lahir di laut. Pada era modern sekarang, ritual kebersihan pun masih rutin diterapkan. Para pengikut di kuil Shinto masih punya ritual berkumur. Kebersihan adalah salah satu bentuk ibadah.

Sehingga, kebersihan ruang publik pun sangat diperhatikan. Tisu, cairan pembersih tangan, dan cairan pensteril untuk benda-benda seperti mainan dan sepeda laku keras.

Dalam rumah, masyarakat punya aturan untuk tidak memakai sandal yang sama dalam untuk ruangan dan kamar mandi.

Lalu bagaimana dengan Indonesia, yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim dan hampir semuanya mengenal "Kebersihan adalah sebagian dari Iman" ?

Mungkin dalam hal disiplin dan kebersihan, masarakat Jepang lebih "islami" daripada kita .....


Baca Juga:








Source

Sabtu, 12 September 2015

Keindahan Gua Raksasa yang Baru Ditemukan di Vietnam

Kita semua bermimpi menemukan dunia yang hilang tapi fotografer ini benar-benar menemukannya - dan mengambil gambar yang luar biasa untuk membuktikannya.



Gambar indah ini diambil oleh fotografer petualangan Ryan Deboodt, 32, pada 31 Agustus, setelah gua yang diabadikannya dibawah ini ditemukan untuk pertama kalinya oleh penduduk setempat hanya satu bulan yang lalu.

Gua ini terletak di dekat Phong Nha Ke Bang National Park Vietnam dan diyakini adalah perpanjangan dari sebuah gua yang ditemukan sebelumnya yang disebut Hang Tien.


Ryan mengatakan: "Ini adalah perasaan yang benar-benar menakjubkan saat kita menjelajahi sebuah gua yang sama sekali baru.

'Berada di gua-gua besar seperti ini benar-benar berasa di dunia lain. Kegelapan menyelimuti Anda dan tidak ada yang tampak familiar.

"Saya menyukai perasaan tidak mengetahui apa yang ada di depan. Rasanya seperti di planet lain dengan kegelapan ruang di sekeliling saya."

Selama pembentukan gua, dinding menjadi bergigi karena air yang mengalir melaluinya menciptakan bentuk bergelombang yang indah yang berwarna putih dan hitam.

Ryan mengatakan: 'Kami harus melakukan perjalanan melalui banyak gua yang saling terhubung untuk mencapai gua yang tersembunyi satu ini - melintasi melalui hutan lebat dan banyak batu kapur yang tajam.

"Dinding dan langit-langit gua hampir sempurna horisontal dengan garis-garis batu kapur hitam dan putih. Lantai gua ini juga sangat menarik. Sebagian besar dilapisi Gours (kumpulan kalsit yang terbentuk di dalam aliran air atau kemiringan tanah) yang memanjang hingga ratusan meter."


Phong Nha-Ke Bang, tercatat di Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003, meliputi 85.754 hektar.

Dengan ekstensi ini, situs mencakup total luas permukaan 126.236 hektar (46 persen peningkatan) dan berbatasan dengan Cagar Alam Hin Namno  di Republik Demokratik Rakyat Laos.

Lanskap Taman Nasinal Phong Nha-Ke Bang dibentuk oleh dataran kapur dan hutan tropis, yang penuh dengan keanekaragaman geologi dan menawarkan fenomena spektakuler, termasuk sejumlah besar gua-gua dan sungai bawah tanah.









Baca Juga:






Sumber: dailymail.co.uk

Rabu, 09 September 2015

Nebra Sky Disk - Peta Astronomi Tertua di Dunia

Pada tahun 1999, tiga perampok makam sedang menyisir hutan dekat Nebra, sekitar 180 km sebelah barat daya Berlin, Jerman, dengan menggunakan detektor logam ketika mereka tersandung pada harta yang luar biasa. Daerah hutan ini telah menghasilkan benda-benda berharga di masa lalu karena disana terdapat beberapa pemukiman manusia tertua di Eropa. Kali ini para perampok berhasil menemukan dua pedang perunggu, dua kapak, pahat, beberapa fragmen dari gelang spiral dan disk perunggu mengkilap dengan tatahan emas. Yang paling berharga di antara benda-benda itu adalah adalah disk perunggu tersebut, dan para perampok tahu itu. Apa yang mereka tidak tahu adalah disk yang berharga ini adalah salah satu penemuan arkeologi paling signifikan abad ini.


Nebra Sky Disk atau Star Disk

Para perampok makam telah menemukan apa yang sekarang disebut "Nebra Sky Disk" (piringan Langit Nebra), dan menurut UNESCO, itu adalah "Penggambaran kongkrit tertua di dunia dari fenomena kosmik." Disk berdiameter sekitar 30 cm dan berat 2,2 kg. Lapisan tipis berwarna biru-hijau dengan simbol-simbol emas daun yang timbul, menggambarkan bulan sabit, matahari (atau mungkin bulan purnama), dan planet merkurius, venus, mars serta bintang-bintang, termasuk gugus bintang yang ditafsirkan sebagai Pleiades.

Dua busur emas sepanjang di kedua sisi yang ditambahkan kemudian (satu hilang) menunjukkan sudut yang tepat antara posisi matahari terbenam saat soltis musim panas dan musim dingin pada garis lintang bukit Mittelberg, di mana Nebra Sky Disc ditemukan. Penambahan terakhir untuk disk adalah busur yang lain di bagian bawah dikelilingi dengan beberapa coretan yang maknanya tidak diketahui pasti, namun sering diartikan sebagai "The Sun Boat" (Perahu Matahari) dengan banyak dayung. Sekitar empat puluh lubang terdapat disekeliling disk.



Setiap simbol pada disk adalah bagian dari sistem kepercayaan Eropa yang kompleks. Matahari disembah sebagai pertanda kehidupan di seluruh Eropa. Bulan digunakan sebagai simbol untuk menandai berlalunya waktu. Perahu Matahari menggambarkan mitologi dari periode ini yang mengatakan bahwa matahari selama malam melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu surya. Pleiades digunakan sebagai penanda pertanian oleh petani dari peradaban kuno Mesopotamia dan Yunani Kuno. Gugus bintang ini muncul di bulan Maret dan menghilang pada bulan Oktober, sehingga petani tahu kapan mereka harus melakukan kegiatan pertanian tertentu.

Nebra Sky Disk yang membawa semua simbol ini bersama-sama dalam format portabel menggabungkan pemahaman yang luar biasa dari fenomena astronomi dengan keyakinan agama dari masa itu, menceritakan kepada para arkeolog untuk pertama kalinya apa yang orang-orang kuno benar-benar lihat, amati dan percayai. Disk yang luar biasa ini pada awalnya diyakini adalah palsu. Tapi analisis ilmiah yang rinci mengungkapkan bahwa disk setidaknya berusia 3.600 tahun dan adalah artefak otentik yang sangat berharga.


Disk dibuat dalam empat tahap

Para ilmuwan kuno telah memetakan bintang-bintang selama ribuan tahun. Karya-karya megalitik astronomis kuno dan kompleks seperti Lingkaran Goseck dan Stonehenge membuktikan bahwa manusia memiliki pengetahuan tentang bintang-bintang dan peristiwa astronomi dasar seperti gerhana dan soltis. Tapi gambar bintang realistis tidak muncul sampai 1400 SM di Mesir, dan ini awalnya dianggap yang tertua yang dikenal manusia, sampai penemuan Nebra Sky Disk.

Mungkin Nebra Sky Disk tidak akan menimbulkan keterkejutan yang besar jika ditemukan di Mesir atau di Yunani di mana peradaban mereka telah mencapai kecanggihan tingkat tertentu selama Zaman Perunggu. Tapi disk ini ditemukan di jantung kegelapan Eropa Utara yang memiliki reputasi primitif dan bar-bar. Di sini tidak ada kota-kota besar, tidak ada bentuk-bentuk awal tulisan, tidak ada tanda-tanda adanya filsafat. Sebaliknya, yang ada hanyalah batu-batu kasar yang disusun menjadi monumen membingungkan yang tujuannya tidak diketahui lagi saat ini. Segala sesuatu yang arkeolog telah teemukan di sini adalah pedang, tombak dan kapak yang menunjukkan masyarakat primitif. Tapi penemuan Nebra Sky Disk memaksa kita untuk mengubah pemahaman kita tentang bagaimana peradaban mungkin telah datang ke Eropa kuno.

Miranda Aldhouse-Green, profesor arkeologi di University of Wales, mengatakan kepada BBC:

"Kita sedang berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa, tidak hanya keterampilan teknologi, tetapi juga kemampuan intelektual besar. Mereka mampu memahami dunia mereka, mereka mampu untuk menggambarkannya. Ada imajinasi yang luar biasa di sini, dan ada kemampuan untuk mengkodekan informasi dan keyakinan yang mereka turunkan dari generasi ke generasi. "

Nebra Sky Disk dengan benda-benda yang ditemukan bersamanya



Baca Juga:







Sumber

Makam-Makam Menara di Sillustani

Sillustani terletak 34 km sebelah barat laut dari kota Puno, di tepi laguna Umayo yang indah, di Peru. Disini adalah salah satu dari banyak situs di daerah Puno dimana menara-menara pemakaman kuno yang disebut Chullpa ditemukan.



Chullpa adalah makam atau kuburan yang tinggi yang dibangun dari batu dan tanah liat, biasanya setinggi 2 sampai 4 meter, tetapi beberapa Chullpa ada yang tingginya hingga 12 meter. Mereka dibangun selama abad ke 13 dan abad ke-14 oleh penduduk kerajaan Aymara kuno, yang menetap di  Altiplano Bolivia sebelum Inca. Meskipun ada konstruksi serupa yang juga dibangun di Bolivia, Peru dan Chile utara selama periode Inca, namun para arkeolog percaya bahwa struktur tersebut disalin oleh Inca setelah mereka menduduki wilayah kerajaan Aymara.

Chullpa dibangun untuk mengubur para pemimpin suku dan bangsawan, kadang-kadang bersama dengan keluarga besar mereka dan bahkan teman-teman dekat. Mayat orang mati ditempatkan dalam posisi janin dan dibungkus dengan karung dari kulit llama, selimut tenunan atau jerami anyaman, bersama dengan harta benda mereka, makanan dan persembahan. Kadang-kadang lubang kecil dibuat di menara menghadap timur di mana diyakini Matahari terlahir kembali oleh Ibu Bumi setiap hari.


Meskipun mayat tidak dimumikan, tetapi dalam lingkungan kering yang diciptakan oleh makam tertutup, mayat-mayat bisa bertahan selama berabad-abad. Perampok makam telah lama menjarah isinya, meskipun menara masih terpelihara dengan baik dan layak untuk dikunjungi. Meskipun Chullpas tidak unik untuk Sillustani dan ditemukan di seluruh Altiplano, situs ini dianggap yang terbaik dan contoh paling terawetkan dari mereka.







Baca Juga:







Sumber: hiddenunseen.blogspot.com

Michio Kaku: Teleportasi ala Star Trek Dimungkinkan

Film Star Trek telah mengilhami seluruh host gadget modern, dari iPad hingga holodeck 'virtual reality'. Sekarang seorang ahli fisika teoritis percaya bahkan teleporter yang digambarkan dalam film tersebut adalah mungkin secara ilmiah - dan itu bisa menjadi kenyataan segera setelah akhir abad ini.


Teleportasi dalam Film Star Trek. "Beam me up Scotty!"

Profesor Michio Kaku mengatakan bahwa terobosan yang diperlukan untuk mengangkut manusia secara langsung, telah dibuat, dan hanya masalah waktu saja sebelum kita akan 'berpindah-pindah secara seketika' di alam semesta.

Michio Kaku adalah seorang profesor Fisika di City University di New York.

"Penggemar Star Trek tentu mengenal ungkapan "Beam me up Scotty". Selama ini kita menggunakan istilah itu untuk bercanda", kata Dr Kaku. "Kita menggunakan istilah itu untuk menertawakan seseorang yang berbicara tentang teleportasi, tapi kini kita tidak bisa tertawa lagi".

"Teleportasi Quantum kini telah ada [dan] saya pikir dalam satu dekade kita akan men- teleportasikan molekul pertama".

Selanjutnya Michio Kaku mengatakan bahwa, sebagai manusia kita sudah melakukan hal ini pada tingkat atom.

Fenomena ini disebut belitan kuantum yang memungkinkan terciptanya koneksi antar atom meskipun kedua atom sangat berjauhan. Secara khusus, partikel yang terbelit akan terhubung sedemikian rupa sehingga tindakan yang dilakukan pada satu atom akan seketika mempengaruhi partikel lain, bahkan meskipun mereka terpisahkan dalam jarak yang sangat jauh.

Albert Einstein menyebut fenomena ini sebagai "spooky action at a distance" (aksi seketika yang menyeramkan).

Penelitian sebelumnya telah berhasil menteleportaskan atom di sebuah ruangan, dan cahaya (foton) yang diteleportasikan melintasi Sungai Danube di Austria.

Pada tahun 2014, fisikawan di University of Geneva menteleportasikan keadaan kuantum sebuah foton ke sebuah kristal seerat optik yang jauhnya lebih dari 25 km. Percobaan ini mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 6 km yang dilakukan 10 tahun lalu oleh tim yang sama.

Setelah para ilmuwan berhasil menteleportasikan molekul, Dr Kaku percaya langkah berikutnya akan mengirim foton ke bulan sebelum bereksperimen dengan objek yang lebih besar, seperti hewan dan akhirnya manusia.

Saat wawancara di Big Think Big, Dr Kaku mengatakan; "Dalam tahun-tahun mendatang kita berharap untuk dapat menteleportasikan molekul, mungkin air dan karbon dioksida. Setelah itu, siapa tahu? Mungkin bahkan DNA."



Namun, kritikus berpendapat ada terlalu banyak atom dalam tubuh manusia untuk diterjemahkan ke dalam data fisik, kemudian menteleportasikannya dan kemudian menyusun ulang.

Ada juga argumen bahwa penteleportasian benda/mahluk hidup, berarti mahluk itu akan secara efektif mati dan kemudian dihidupkan kembali karena atom-atomnya dipecah dan kemudian disusun kembali di tempat yang jauh.

Dr Kaku menambahkan bahwa saat teleportasi dimungkinkan secara fisik, maka bersamanya juga akan datang satu set dilema etika yang perlu ditangani.

"Ini akan menimbulkan pertanyaan, apakah kita hanyalah sekedar sekumpulan informasi?"' atau "'Apakah esensi dari nyawa adalah informasi?"

"Kita tidak tahu jawabannya. Yang bisa kita katakan adalah bahwa adalah mungkin secara fisik untuk menteleportasikan seluruh manusia ke seluruh tempat atau mungkin ke Mars" kata Michio Kaku.


_____________________________________________________________________________________________________

Awal tahun ini, Dr Kaku juga mengatakan pendapatnya yang kontroversial. Ia mengatakan bahwa suatu saat nanti jika kita ingin berwisata ke suatu tempat, kita bisa menggantinya dengan mengunggah (upload) ke dalam pikiran kita.

Alih-alih bepergian ke penjuru dunia, orang akan men-download memori ke otak mereka untuk membuat mereka merasa seolah-olah mereka telah pergi.

Dia mengatakan kepada MailOnline bahwa ini hanya salah satu dari banyak realitas yang kita bisa hadapi seiring dengan kemajuan kita memanipulasi pikiran manusia, seperti yang dijelaskan dalam bukunya The Future of Mind.


Ia melanjutkan bahwa kita telah belajar lebih banyak tentang otak dalam 15 tahun terakhir daripada yang kita miliki sepanjang sejarah manusia. Dan yang krusial, pengetahuan kita tentang peta hubungan saraf di otak, yang dikenal sebagai connectome semakin mendalam. Ini berkat mesin seperti MRI scanner yang dapat melihat bagian mana dari otak yang bercahaya saat seseorang melakukan aktivitas yang berbeda.

"Dalam jangka pendek, kita akan dapat menghubungkan pikiran kita ke komputer. Kita akan dapat melakukan bentuk-bentuk primitif dari telepati, kita akhirnya akan merekam memori, dan kemudian pasien Alzheimer akan dapat menekan tombol dan memori akan membanjiri otak mereka. Di samping itu, internet akan digantikan oleh 'Brain-net', di mana Anda dapat menyampaikan emosi dan memori bukan hanya teks."

Lanjut ke masa depan, mungkin abad 22, kita bisa mengendalikan robot pengganti di dunia asing dengan pikiran kita, sehingga kita dapat menjelajahi ruang angkasa tanpa secara fisik harus pergi ke mana pun, menurut Dr Kaku.

"Mungkin alien telah melakukan ini, dan kita berjalan di tengah-tengah sistem antar bintang dimana mahluk-mahluk dunia lain bolak-balik secara teratur ke planet-planet dan bintang-bintang, dan kita hanya terlalu bodoh untuk mengetahuinya", katanya.


Baca Juga:







Source 

Senin, 07 September 2015

Dasht-e Kavir - Gurun Garam Gede

Dasht-e Kavir, juga dikenal Great Salt Desert, adalah gurun besar yang tergeletak di tengah dataran tinggi Iran, sekitar 300 kilometer sebelah timur-tenggara Teheran. Gurun ini panjangnya sekitar 800 kilometer dan lebar 320 kilometer, serta terdiri dari lumpur dan rawa-rawa garam (kavirs). Puluhan juta tahun yang lalu, daerah ini diduduki oleh laut yang kaya garam yang mengelilingi sepotong kecil benua yang sekarang adalah Iran tengah. Laut yang kemudian mengering, meninggalkan lapisan garam setebal 6-7 kilometer.



Seiring waktu, lapisan garam itu terkubur di bawah lapisan lumpur tebal. Tapi garam memiliki kepadatan yang cukup rendah - lebih rendah dari lapisan lumpur dan batu di bawah lapisan garam berbaring. Jadi garam mulai terdorong keluar melalui sedimen di atasnya dan akhirnya, selama jutaan tahun, garam pun pecah keluar membentuk kubah. Kubah-kubah garam di Dasht-e Kavir ini adalah beberapa contoh terbaik dari fenomena geologi ini.

Ahli geologi telah mengidentifikasi sekitar 50 kubah besar garam di wilayah ini. Beberapa kubah telah terkikis oleh angin dan hujan mengekspos penampang nya.


Meskipun terlihat seperti permukaan yang keras, kerak garam hanya beberapa inci tebalnya, terletak di bawahnya adalah lumpur lembut Iran yang disebut "Charbeh" yang jika seseorang terjebak di dalamnya maka akan sangat sulit untuk keluar. Karena itu melakukan perjalanan di Dasht-e Kavir sangat berbahaya. Tanah steril dan tidak cocok untuk budidaya. Gurun hampir tak berpenghuni dan hanya sebagian yang dieksplorasi. Tempat tinggal manusia terbatas di sekitar oasis-oasis yang tersebar disana, di mana konstruksi perumahan penahan angin dibangun untuk menghadapi kondisi cuaca yang keras. Beberapa orang tinggal di bukit-bukit dan pegunungan sekitar. Domba liar, unta liar, dan macan tutul Persia juga tinggal di daerah pegunungan.




Pandangan udara dari kubah garam yang terkikis di Dasht-e Kavir. 


Dataran garam di titik rendah dari Dasht-e Kavir.

Angin kering yang kuat telah mengeringkan permukaan sungai garam ini menjadi jaringan kristal garam seperti rambut. Orientasi mereka merekam arah angin saat bertiup melintasi permukaan.

Permukaan danau garam kering di Dasht-e Kavir menunjukkan tanda-tanda hujan es atau hujan badai yang membintiki permukaannya.


Gambar dari satelit Landsat 5 NASA


Baca Juga:







Sumber:

Encontro das Águas - Pertemuan Dua Air Sungai

Sekitar 10 kilometer dari kota pedalaman Manaus di Brazil utara, sungai berwarna hitam Rio Negro, yang mengalir melalui kota, bertemu dengan sungai Amazon yang berwarna kecoklatan, tapi air dari kedua sungai tersebut tidak bercampur dengan segera. Sebaliknya, mereka mengalir berdampingan sejauh 6 km. Kejadian ini dikenal sebagai 'Meeting of the Waters' (pertemuan air) atau Encontro das Águas dalam bahasa Portugis. Fenomena tersebut sebenarnya terjadi di beberapa tempat di seluruh Amazon dan di tempat lain di planet ini, tapi tak ada yang sedramatis di sini, sehingga menjadi salah satu atraksi wisata utama dari Manaus.



Rio Negro adalah anak sungai terbesar dari Amazon dan sungai air hitam terbesar terbesar di dunia. Nama "Rio Negro" sendiri berarti "Black River" (Sungai Hitam). Warna hitam berasal dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk yang hanyut dan terlarut ke dalam air seiring sungai mengalir melalui hutan hujan dan rawa-rawa. Sebuah sungai air hitam memiliki tingkat keasaman yang tinggi, dan sangat sedikit sedimen. Sementara air sungai Amazon, kental dengan pasir dan lumpur yang memberikan penampilan yang kecoklatan.


Karena konstituen mereka yang berbeda, kedua sungai itu memiliki air yang berbeda kepadatan, kecepatan dan suhu, yang karenanya kedua air sungai itu sulit untuk bercampur. Air sungai Amazon yang lebih dingin, padat, dan lebih cepat dengan air sungai Rio Negro yang lebih hangat dan lambat membentuk batas yang jelas. Enam kilometer ke arah hilir, pusaran bergolak yang didorong oleh arus Amazon yang bergerak cepat akhirnya mencampur atau menyatukan kedua air sungai tersebut.

Beberapa lusin perusahaan tur menawarkan perjalanan dengan perahu ke tempat yang tepat di mana sungai bertemu. Waktu terbaik untuk berwisata adalah antara bulan Januari dan Juli ketika sungai deras.












Baca Juga:






Source: hiddenunseen.blogspot.com
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top