Tampilkan postingan dengan label astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label astronomi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Oktober 2015

Langit Pluto Berwarna Biru

Pluto memiliki langit biru dan air di permukaannya, tapi jangan buru-buru berpikir bisa liburan disana ^_^



Gambar backlit baru Pluto, diambil setelah probe New Horizons terbang melewati planet kerdil pada bulan Juli. Dengan mengolah data warna dari pesawat ruang angkasa untuk meniru bagaimana mata kita melihat warna, anggota tim telah mengungkapkan bahwa langit Pluto berwarna biru keren.

Langit biru Pluto seperti yang terlihat di atas benar-benar lebih dari sekedar kabut. Di Bumi langit berwarna biru karena cahaya matahari dihamburkan oleh molekul-molekul ringan seperti nitrogen di atmosfer, efek yang dikenal sebagai Hamburan Rayleigh. Karena cahaya biru terhambur lebih kuat dari merah, maka langit kita terlihat berwarna kebiruan. Pluto tidak memiliki atmosfer tebal, tapi disana mengandung molekul-molekul heteropolimer yang terbentuk dari iradiasi ultraungu matahari terhadap metana dan etana yang dikenal sebagai tholin. Molekul-molekul ini juga menyebarkan cahaya, tetapi dengan efek yang berbeda yang dikenal sebagai Hamburan Mie. Sementara Hamburan Rayleigh cenderung terjadi pada semua arah, Hamburan Mie bervariasi dengan sudut hamburan. Panjang gelombang yang lebih panjang (merah) cenderung menyebar lebih seragam, sementara panjang gelombang yang lebih pendek (biru) cenderung menyebar di sudut kecil. Ketika atmosfer Pluto backlit, seperti pada gambar di atas, maka sebagian besar akan terlihat berwarna biru seperti yang kita lihat.

Meskipun ada air di Pluto, namun beku seperti es. Ketika gambar Pluto sebelumnya menunjukkan pegunungan besar, kita tahu bahwa mereka kemungkinan besar adalah es air, karena es lainnya yang mungkin ditemukan pada Pluto tidak cukup kaku untuk mendukung pegunungan. Tapi gambar sederhana tidak cukup untuk menyingkirkan kemungkinan lain, seperti terdapatnya beberapa jenis batu. Spektroskopi inframerah dari Linear Etalon Imaging Spectral Array (LEISA) menemukan daerah di mana es air terpapar di permukaan, termasuk wilayah pegunungan. Yang menarik adalah bahwa sebagian besar permukaan Pluto tidak terkena es air, yang berarti ditutupi dengan lapisan material lainnya. Fakta bahwa Pluto ditutupi dengan "volatil" lainnya, menambah lebih banyak bukti bahwa Pluto adalah dunia yang dinamis.

Wilayah permukaan Pluto dengan paparan es air diberi warna biru (warna palsu)

Tentu saja pengamatan baru ini belum memberitahu kita apa yang tidak kita duga. Kita telah menduga bahwa tholins akan membuat langit Pluto terlihat biru, dan kita juga sudah duga bahwa pegunungan Pluto adalah es. Tapi dalam sains, dugaan saja tidak cukup. Seiring data dari New Horizons terus berdatangan, kita akan terus untuk mengkonfirmasi dugaan kita dan kita mungkin akan mendapatkan beberapa kejutan.


Baca Juga:





Source:

Selasa, 06 Oktober 2015

Bintang yang Mengubah Pandangan Kita tentang Alam Semesta

Meskipun alam semesta dipenuhi dengan miliaran miliar bintang, penemuan bintang variabel tunggal pada tahun 1923 mengubah arah astronomi modern. Dan, penemuan itu juga telah menghancurkan pandangan alam semesta seorang astronom terkenal saat itu.



Bintang tersebut diberi nama variabel nomor satu Hubble, atau V1, dan berada di daerah luar galaksi tetangga kita, Andromeda, atau M31. Namun pada awal 1900-an, sebagian besar astronom menganggap Bima Sakti adalah satu "pulau semesta" bintang-bintang dengan batas-batas yang tidak teramati. Andromeda saat itu dikatalogkan hanya sebagai salah satu dari banyak petak cahaya samar dan kabur yang para astronom saat itu menyebutnya "nebula spiral."

Apakah nebula spiral ini bagian dari Bima Sakti atau mereka adalah pulau semesta independen yang berada di luar pulau semesta kita? Para astronom tidak tahu pasti, sampai Edwin Hubble menemukan sebuah bintang di Andromeda yang cerah dan memudar dalam pola yang terprediksi, seperti suar mercusuar, dan diidentifikasi sebagai V1, variabel Cepheid, sebuah tipe khusus dari bintang yang sudah terbukti menjadi penanda jarak yang handal dalam galaksi kita.

Bintang ini membantu Hubble untuk menunjukkan bahwa Andromeda berada di luar galaksi kita dan menyelesaikan perdebatan status spiral nebulanya. Alam semesta menjadi tempat yang jauh lebih besar setelah penemuan Hubble, menyingkirkan pendapat dari astronom Harlow Shapley, yang percaya bahwa nebula spiral adalah bagian dari Bima Sakti kita.


Kisah Bintang yang Memperluas Pandangan Alam Semesta Kita
Sebelum penemuan V1, banyak astronom berpikir nebula spiral, seperti Andromeda, adalah bagian dari galaksi Bima Sakti kita. Lainnya tidak begitu yakin. Bahkan, para astronom seperti Shapley dan Heber Curtis mengadakan debat publik pada tahun 1920 mengenai sifat-sifat nebula ini. Selama perdebatan, Shapley mengatakan bahwa ukuran Bima Sakti adalah 300.000 tahun cahaya. Meskipun kini kita tahu ukuran itu terlalu besar, namun Shapley benar dalam menyatakan bahwa Bima Sakti jauh lebih besar dari ukuran yang umum diterima saat itu. Dia juga berpendapat bahwa nebula spiral jauh lebih kecil daripada raksasa Bima Sakti dan karena itu harus menjadi bagian dari galaksi Bima Sakti. Tapi Curtis tidak setuju. Dia berpikir Bima Sakti lebih kecil dari yang dikatakan Shapley, menyisakan ruang untuk pulau semesta lain di luar pulau semesta kita.

Untuk menyelesaikan perdebatan, astronom harus membangun pengukuran jarak yang dapat diandalkan untuk mengetahui jarak nebula spiral. Jadi mereka mencari bintang-bintang di nebula tersebut yang kecerahan intrinsiknya telah  mereka ketahui. Mengetahui kecerahan sebenarnya dari sebuah bintang membuat astronom dapat menghitung seberapa jauh bintang itu dari Bumi. Namun beberapa bintang yang mereka pilih tidak dapat dijadkan penanda yang dapat diandalkan.

Misalnya, Andromeda, yang terbesar dari spiral nebula, menyajikan petunjuk ambigu untuk jarak. Para astronom telah mengamati berbagai jenis ledakan bintang di nebula itu. Tetapi saat itu mereka belum sepenuhnya memahami proses yang mendasari kehidupan bintang, sehingga mereka mengalami kesulitan menggunakan bintang-bintang tersebut untuk menghitung seberapa jauh mereka dari Bumi. Oleh karena itu, saat itu perkiraan jarak ke Andromeda, bervariasi dari dekat sampai jauh. Mana jarak yang benar?

Edwin Hubble bertekad untuk mencari tahu.

Astronom Edwin Hubble menghabiskan beberapa bulan waktunya di 1923 untuk memindai Andromeda dengan teleskop Hooker 100-inch nya, teleskop paling kuat di masa itu, di Mount Wilson Observatory di California. Bahkan dengan teleskop bermata tajam, Andromeda adalah target yang sulit, panjang sekitar 5 kaki di bidang fokus teleskop. Karena itu ia mengambil banyak eksposur meliputi puluhan fotografi piring kaca untuk menangkap seluruh nebula.

Ia berkonsentrasi pada tiga wilayah. Salah satunya adalah yang berada jauh di dalam lengan spiral. Pada malam 5 Oktober 1923, Hubble mulai mengamati dan berlangsung sampai 6 Oktober dini hari. Dalam kondisi pandang yang buruk, astronom itu membuat 45 menit paparan yang menghasilkan tiga tersangka nova, kelas bintang yang meledak . Dia menulis huruf "N", untuk nova, di samping masing-masing objek.

Kemudian, Hubble membuat penemuan yang mengejutkan ketika dia membandingkan hasil pengamatan 05-06 Oktober nya dengan eksposur novae tersebut sebelumnya. Salah satu yang disebut nova, redup dan cerah selama periode waktu yang jauh lebih pendek daripada yang terlihat dalam nova umumnya.

Ilustrasi ini menunjukkan ritme naik turun dari cahaya bintang variabel Cepheid V1 selama tujuh bulan. Grafik digambarkan menunjukkan bahwa V1 melengkapi siklus denyutan terang dan memudar setiap 31,4 hari.

Hubble memperoleh pengamatan yang cukup dari V1 untuk memplot kurva cahayanya, menentukan periodenya yang 31,4 hari, menunjukkan benda itu adalah variabel Cepheid. Periode menghasilkan kecerahan intrinsik bintang, yang Hubble kemudian gunakan untuk menghitung jarak. Bintang itu ternyata 1 juta tahun cahaya dari Bumi, lebih dari tiga kali diameter Bimasakti yang dihitung Shapley.

Hubble mengambil pena dan mencoret  huruf "N" dan menuliskan di sebelah variabel Cepheid yang baru ia temukan dengan tulisan "VAR," untuk variabel, diikuti oleh tanda seru.

Foto asli Edwin Hubble dari Andromeda, menampilkan tiga bintang yang ditandai 'N'. Satu bintang di bagian atas kemudian diketahui sebagai bintang variabel (leh karenanya ditulis 'VAR'). Ini adalah bintang V1 Hubble.

Selama beberapa bulan astronom terus menatap Andromeda, menemukan variabel Cepheid lain dan beberapa nova lain. Kemudian Hubble mengirim surat bersama dengan kurva cahaya dari V1 ke Shapley yang menceritakan penemuannya. Setelah membaca surat itu, Shapley tergetar karena bukti itu asli. Dia dilaporkan mengatakan kepada seorang rekan:

"Ini adalah surat yang menghancurkan alam semesta saya."

Pada akhir tahun 1924 Hubble telah menemukan 36 bintang variabel di Andromeda, 12 di antaranya adalah Cepheid. Menggunakan semua Cepheid, ia memperoleh jarak 1900.000 tahun cahaya. Pengukuran modern sekarang menempatkan Andromeda di 2 juta tahun cahaya.

Shapley dan astronom Henry Norris Russell mendesak Hubble agar menulis makalah untuk pertemuan bersama dari American Astronomical Society dan American Association untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan pada akhir Desember 1924. Paper Hubble, yang berjudul "Extragalactic Nature of Spiral Nebulae," disampaikan in absentia dan memperoleh penghargaan untuk paper terbaik. Sebuah artikel singkat tentang penghargaan itu muncul di The New York Times edisi 10 Februari 1925.

Hubble menyertakan grafik kurva dari luminositas bintang variabel Cepheid pertama ini di suratnya yang bertanggal 19 Februari 1924 kepada Harlow Shapley.

Pengamatan Edwin Hubble dari V1 menjadi langkah penting pertama dalam mengungkap alam semesta yang lebih besar. Penemuan ini membuka mata kita bahwa ternyata alam semesta jauh lebih besar dan megah daripada yang kita pikirkan saat itu. Edwin Hubble melanjutkan pengamatannya untuk menemukan lebih banyak galaksi di luar Bima Sakti. Galaksi-galaksi, pada gilirannya, memungkinkan dia untuk menentukan bahwa alam semesta mengembang.

Kini, hampir 90 tahun kemudian, V1 kembali menjadi sorotan lagi. Para astronom mengarahkan teleskop senama dengan Edwin Hubble, Hubble Space Telescope, ke bintang itu sekali lagi, dalam rangka penghormatan simbolik untuk pengamatan yang dilakukan astronom legendaris itu.

Para astronom dengan Hubble Heritage Project Space Telescope Science Institute bermitra dengan American Association of Variable Star Observers (AAVSO) untuk mempelajari bintang tersebut. Pengamat AAVSO telah mengikuti V1 selama enam bulan, menghasilkan plot, atau kurva cahaya, ritme naik turun dari cahaya bintang. Berdasarkan kurva cahaya ini, tim Hubble Heritage menjadwalkan waktu teleskop untuk menangkap gambar bintang.


"V1 adalah bintang yang paling penting dalam sejarah kosmologi," kata astronom Dave Soderblom dari Space Telescope Science Institute (STScI) di Baltimore, Md., Yang mengusulkan pengamatan V1.

"Ini adalah penemuan penting yang membuktikan alam semesta lebih besar dan penuh dengan galaksi. Saya pikir akan menyenangkan melihat teleskop Hubble mengamati bintang khusus ini yang ditemukan oleh Edwin Hubble."

Apakah Edwin Hubble pernah membayangkan bahwa hampir 100 tahun kemudian, kemajuan teknologi memungkinkan para astronom amatir untuk melakukan pengamatan serupa dari V1 dengan teleskop kecil di halaman belakang mereka? Atau, Apakah Hubble pernah bermimpi bahwa teleskop ruang ruang angkasa yang menyandang namanya akan melanjutkan pencarian untuk bisa secara tepat mengukur tingkat pengembangan alam semesta?




Baca Juga:







Sumber: NASA

Senin, 28 September 2015

NASA: Air Mengalir di Permukaan Mars Sesekali

Coretan-coretan atau garis-garis gelap di permukaan Mars adalah karya air cair asin, demikian pernyataan resmi dari NASA hari Senin 28 September 2015.


Di kawah Hale Mars, garis-garis gelap sepanjang 100 meter (coklat) dibentuk oleh air asin cair yang mengalir. Mereka muncul di musim hangat dan cepat memudar.

Pengamatan baru, yang dijelaskan dalam Nature Geoscience, memberikan bukti bahwa air cair sesekali mengalir di Mars. Mereka juga memecahkan misteri garis-garis gelap yang muncul dan menghilang secara musiman, yang disebut recurring slope lineae (RSL).

"RSL adalah salah satu bentang alam misterius Mars yang paling membingungkan" kata Bethany Ehlmann, seorang ahli geologi planet di Caltech.

Coretan-coretan gelap panjang, pertama kali terlihat pada tahun 2010 oleh Lujendra Ojha, yang saat itu sedang mempelajari gambar-gambar yang dikirim kembali ke Bumi dari kamera HiRISE, yang dipasang di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). Pada saat itu, katanya, ia tidak tahu betapa pentingnya pengamatan itu.

Setengah dekade kemudian, terbukti secara signifikan apa yang dia temukan sangat berharga. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berulang kali mengarahkan HiRISE ke lereng-lereng dan kawah-kawah Mars. Mereka bisa melihat bahwa coretan-coretan atau garis-garis gelap muncul, memanjang, dan menghilang selama musim hangat; dan mereka muncul setiap kali di tempat yang sama, di dekat khatulistiwa planet; dan mereka mengalir dari lereng-lereng curam dan dinding-dinding kawah.

"Fitur tersebut semua bisa dijelaskan jika itu adalah air yang merembes ke bawah lereng-lereng Mars dan membuat gelap permukaannya", kata Alfred McEwen dari University of Arizona. Hanya ada satu masalah: "Kami tidak punya deteksi langsung dari air," katanya. "Itu hanya tebakan terbaik kami."

Sekarang, sebuah tim telah mengkaitkan garis-garis gelap tersebut dengan garam-garam terhidrasi dalam empat area yang berbeda di mana garis-garis gelap tersebut muncul. Garam-garam disebut perklorat dan memiliki molekul air terperangkap dalam struktur kristal mereka.

"Kehadiran garam terhidrasi dalam aliran ini berarti bahwa garis-garis gelap terbentuk karena air yang mengalir disana belum lama," kata Ojha.

Lereng curam Coprates Chasma di Mars ditandai dengan garis-garis gelap yang disebut recurring slope lineae, yang para ilmuwan telah ketahui bahwa itu diciptakan oleh air asin yang mengalir.


Apakah Mars Berkeringat?
Sebuah pertanyaan besar pun muncul: Darimana air itu berasal? Salah satu kemungkinan adalah bahwa air garam tersebut berasal dari akuifer atau pencairan es bawah permukaan. Dengan kata lain dalam skenario ini, Mars pada dasarnya berkeringat, dengan air asin merembes dari pori-pori dan mengalir ke bawah lereng saat planet menghangat.

Air mungkin juga berasal dari atmosfer, yang merupakan hipotesis yang didukung oleh tim. Dalam skenario ini, garam permukaan menyerap uap air di atmosfer Mars.

"Jika kelembaban di atmosfer Mars cukup tinggi, garam perklorat akan menyerap air di atmosfer sampai garam larut membentuk larutan cair," kata Mary Beth Wilhelm NASA Ames Research Center.

Darimana pun sumbernya, tidaklah begitu mengherankan bahwa ada air di Mars. Lanskap Mars telah diukir oleh air miliaran tahun yang lalu ketika planet ini lebih hangat dan lebih berair. Armada pesawat ruang angkasa saat menjelajahi permukaan Mars terus menghasilkan data yang menunjukkan bahwa air pernah umum di Mars. (Pada tahun 2012, Curiosity rover menemukan bukti langsung yang menunjukkan bahwa air cair pernah mengalir di Mars di masa lalu.)

"Ketika kebanyakan orang berbicara tentang air di Mars, mereka biasanya berbicara tentang air kuno atau air beku. Sekarang kita tahu ternyata ada lebih banyak cerita. Ini adalah deteksi spektral pertama yang jelas mendukung hipotesis formai air cair untuk RSL."

Penemuan ini adalah yang terbaru dari banyak terobosan yang telah dilakukan oleh misi Mars NASA.

"Butuh beberapa pesawat ruang angkasa selama beberapa tahun untuk memecahkan misteri ini, dan sekarang kita tahu ada air cair di permukaan yang dingin dari planet padang pasir ini," kata Michael Meyer, ilmuwan Program Eksplorasi Mars NASA di Washington. "Tampaknya semakin banyak kita mempelajari Mars, semakin banyak kita belajar bagaimana kehidupan bisa didukung dan di mana ada sumber daya untuk mendukung kehidupan di masa depan."

Sebuah laut kuno pernah menutupi seperlima dari permukaan Mars, astronom menemukan dengan menghitung berapa banyak planet ini telah kehilangan air dari waktu ke waktu


Baca Juga:







Kamis, 24 September 2015

Tiga Kelas Orbit Satelit-Satelit Bumi






Orbit Tinggi Bumi
Ketika satelit mencapai persis 42.164 kilometer dari pusat Bumi (sekitar 36.000 kilometer dari permukaan bumi), maka ia memasuki semacam "sweet spot" di mana orbitnya sesuai rotasi bumi. Karena orbit satelit pada kecepatan yang sama dengan putaran Bumi, satelit akan terlihat diam di tempat diatas bujur tunggal. Orbit tinggi Bumi yang istimewa ini disebut Geosynchronous.

Sebuah satelit di orbit lingkar geosynchronous tepat di atas khatulistiwa (eksentrisitas dan kemiringan nol) akan memiliki orbit geostasioner yang tidak bergerak sama sekali relatif terhadap tanah. Satelit itu selalu langsung di atas tempat yang sama di permukaan bumi.

Sebuah orbit geostasioner sangat berharga untuk pemantauan cuaca karena satelit di orbit ini memberikan pandangan yang konstan dari luas permukaan yang sama. Ketika Anda login ke situs web cuaca favorit Anda dan melihat tampilan satelit dari kota asal Anda, gambar yang Anda lihat berasal dari satelit di orbit geostasioner. Setiap beberapa menit, satelit geostasioner seperti satelit Geostationary Operational Environmental (GOES) mengirim informasi tentang awan, uap air, dan angin, dan aliran informasi ini berfungsi sebagai dasar untuk pemantauan cuaca dan prediksi.



12 jam pengamatan disk dari GOES.
Satelit di orbit geostasioner berputar bersama bumi tepat di atas khatulistiwa, terus tinggal di atas tempat yang sama. Posisi ini memungkinkan satelit untuk mengamati cuaca dan fenomena lain yang bervariasi pada rentang waktu singkat.

Karena satelit geostasioner selalu berada disatu lokasi, mereka juga dapat berguna untuk komunikasi (telepon, televisi, radio). Dibangun dan diluncurkan oleh NASA dan dioperasikan oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), satelit GOES juga memberikan bantuan untuk menemukan kapal dan pesawat terbang yang dalam kesulitan.

Akhirnya, banyak satelit yang berada pada orbit tinggi Bumi memonitor aktivitas matahari. Satelit GOES juga membawa kontingen besar instrumen "cuaca ruang angkasa" yang mengambil gambar dari Matahari dan melacak tingkat magnetik dan radiasi di ruang angkasa di sekitar mereka.

Orbit "sweet spot," lainnya yang berada di luar orbit tinggi Bumi, adalah Titik-Titik Lagrange. Pada titik Lagrange, tarikan gravitasi dari Bumi membatalkan tarikan gravitasi dari Matahari Apapun yang ditempatkan di titik-titik ini akan merasa sama-sama ditarik ke arah Bumi dan Matahari dan akan berputar dengan Bumi mengelilingi Matahari

Dari lima titik Lagrange dalam sistem Matahari-Bumi, hanya dua terakhir, yang disebut L4 dan L5, yang stabil. Sebuah satelit di tiga lainnya adalah seperti bola yang berada di puncak bukit yang curam: setiap gangguan sedikit akan mendorong satelit dari titik Lagrange seperti bola menggelinding menuruni bukit. Satelit pada tiga poin perlu penyesuaian konstan untuk tetap seimbang dan di tempat. Satelit pada dua titik Lagrange terakhir lebih seperti bola dalam mangkuk: bahkan jika terganggu, mereka kembali ke titik Lagrange.

Titik-Titik Lagrange


Titik-titik Lagrange terdekat Bumi adalah sekitar 5 kali jarak dari Bumi ke Bulan. L1 berada di antara Matahari dan Bumi, dan selalu memandang sisi siang hari Bumi. L2 selalu di sisi malam Bumi.

Titik Lagrange pertama terletak antara Bumi dan Matahari, memberikan satelit pada titik ini pandangan konstan Matahari. Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), satelit NASA dan European Space Agency (ESA) yang bertugas untuk memantau Matahari, mengorbit titik Lagrange pertama, sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi.

Titik Lagrange kedua berada sekitar jarak yang sama dengan titik lagrange pertama dari Bumi, tetapi terletak di belakang bumi. Bumi selalu berada antara titik Lagrange kedua dan Matahari. Karena Matahari dan Bumi berada dalam satu baris, satelit di lokasi ini hanya perlu satu perisai panas untuk memblokir panas dan cahaya dari Matahari dan Bumi. Ini adalah lokasi yang baik untuk teleskop ruang angkasa, termasuk teleskop James Webb Space Telescope (penerus Hubble) dan Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), yang digunakan untuk mempelajari sifat alam semesta dengan pemetaan radiasi latar belakang gelombang mikro.

Titik Lagrange ketiga posisinya berlawanan dengan bumi, di sisi lain dari Matahari sehingga Matahari selalu antara titik ketiga ini dan Bumi. Sebuah satelit di posisi ini tidak akan mampu berkomunikasi dengan Bumi. Titik lagrange yang sangat stabil, yaitu keempat dan kelima, berada di jalur orbit Bumi mengelilingi Matahari, 60 derajat di depan dan di belakang Bumi. Pesawat ruang angkasa kembar Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) mengorbit pada titik-titik Lagrange keempat dan kelima untuk memberikan tampilan tiga dimensi dari Matahari.




Orbit Medium Bumi
Karena relatif dekat dengan Bumi, satelit di orbit medium Bumi bergerak lebih cepat. Dua orbit medium bumi yang terkenal adalah: Orbit semi-sinkron dan Orbit Molniya.

Orbit semi-sinkron adalah orbit melingkar-dekat (eksentrisitas rendah) 26.560 kilometer dari pusat Bumi (sekitar 20.200 kilometer di atas permukaan). Sebuah satelit pada ketinggian ini memakan waktu 12 jam untuk menyelesaikan orbit. Seiring satelit bergerak, Bumi berputar di bawahnya. Dalam 24 jam, satelit bersilangan dengan tempat yang sama pada khatulistiwa dua kali. Orbit ini konsisten dan sangat dapat diprediksi. Ini adalah orbit yang digunakan oleh satelit-satelit Global Positioning System (GPS).

Orbit Medium bumi kedua yang umum adalah orbit Molniya. Ditemukan oleh orang Rusia, orbit Molniya bekerja dengan baik untuk mengamati lintang tinggi. Sebuah orbit geostasioner yang berharga untuk menyediakan tampilan konstan, yang satelit-satelit di orbit geostasioner yang diparkir di atas khatulistiwa, tidak bisa bekerja dengan baik untuk lokasi utara atau selatan yang jauh, yang selalu berada di tepi tampilan untuk satelit-satelit geostasioner. Orbit Molniya menawarkan alternatif yang berguna.

Orbit Molniya menggabungkan inklinasi tinggi (63,4 °) dengan eksentrisitas tinggi (0,722) untuk memaksimalkan waktu melihat lintang-lintang yang tinggi. Setiap orbit berlangsung 12 jam, sehingga lambat, satelit akan berada diatas porsi high altitude orbit dua kali setiap siang dan malam. Satelit komunikasi Rusia dan satelit radio Sirius menggunakan jenis orbit ini. 

Orbit Molniya sangat eksentris: satelit bergerak dalam elips ekstrim dengan Bumi dekat dengan salah satu ujung. Karena satelit dipercepat oleh gravitasi planet kita, satelit bergerak sangat cepat ketika dekat dengan Bumi. Saat bergerak menjauh, kecepatan melambat, sehingga menghabiskan lebih banyak waktu di puncak terjauh orbitnya dari Bumi. Sebuah satelit dalam orbit Molniya memakan waktu 12 jam untuk menyelesaikan orbitnya, tetapi menghabiskan sekitar dua-pertiga dari waktu itu diatas satu belahan bumi. Seperti orbit semi-sinkron, satelit di orbit Molniya melewati jalan yang sama setiap 24 jam. Jenis orbit ini berguna untuk komunikasi di utara jauh atau selatan jauh.




Orbit Rendah Bumi
Kebanyakan satelit ilmiah dan banyak satelit cuaca berada di orbit hampir melingkar, orbit rendah Bumi. Inklinasi (kemiringan) jalur satelit-satelit ini tergantung pada apa yang dipantau oleh satelit. Satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) diluncurkan untuk memantau curah hujan di daerah tropis. Oleh karena itu, ia memiliki iklinasi yang relatif rendah (35 derajat), tinggal di dekat khatulistiwa.

Inklinasi orbital rendahnya TRMM yang hanya 35 ° dari ekuator, memungkinkan instrumen untuk berkonsentrasi pada daerah tropis. Gambar ini menunjukkan setengah dari pengamatan TRMM yang dibuat dalam satu hari.

Banyak dari satelit di Earth Observing System NASA memiliki orbit nearly-polar. Di orbit yang sangat miring ini, satelit bergerak mengelilingi bumi dari kutub ke kutub, dalam waktu sekitar 99 menit untuk menyelesaikan satu orbit. Selama setengah dari orbit, satelit melintasi sisi siang hari Bumi. Diatas kutub, satelit menyeberang ke sisi malam Bumi.

Seiring satelit mengorbit, Bumi berputar di bawahnya. Pada saat satelit melintas kembali ke siang hari, satelit akan berada diatas wilayah disamping daerah yang terlihat dalam orbit terakhirnya. Dalam waktu 24 jam, satelit-satelit orbit kutub ini akan telah melihat sebagian besar bumi dua kali: sekali di siang hari dan sekali dalam kegelapan malam hari.

Sama seperti satelit geosynchronous memiliki sweet spot diatas khatulistiwa yang memungkinkan mereka tinggal di satu tempat di Bumi, satelit yang mengorbit kutub juga memiliki sweet spot yang memungkinkan mereka untuk tinggal di satu waktu. Orbit ini adalah Orbit Sun-synchronous, yang berarti bahwa kapanpun dan dimanapun satelit melintasi khatulistiwa, waktu matahari lokal di tanah selalu sama. Untuk satelit Terra misalnya, satelit selalu melintas khatulistiwa sekitar 10:30 di Brasil. Ketika satelit datang pada orbit berikutnya sekitar 99 menit kemudian, menyilang ekuator di Ekuador atau Kolombia pada sekitar 10:30 waktu setempat.


Sebuah orbit Sun-synchronous menyilang khatulistiwa sekitar waktu setempat yang sama setiap hari (dan malam). Orbit ini memungkinkan pengamatan ilmiah konsisten dengan sudut antara Matahari dan permukaan bumi relatif konstan. Ilustrasi ini menunjukkan 3 orbit berturut-turut dari satelit Sun-synchronous dengan waktu penyeberangan ekuator 01:30. Orbit satelit terbaru ditunjukkan dengan garis merah gelap, sementara orbit yang lebih dahulu berwarna merah terang.


Sun-synchronous orbit diperlukan bagi ilmu pengetahuan karena orbit ini membuat sudut sinar matahari pada permukaan bumi sekonsisten mungkin, meskipun sudut akan berubah dari musim ke musim. Konsistensi ini berarti bahwa para ilmuwan dapat membandingkan gambar dari musim yang sama selama beberapa tahun tanpa khawatir terlalu banyak tentang perubahan ekstrim dalam bayangan dan pencahayaan, yang dapat membuat ilusi perubahan. Tanpa orbit Sun-synchronous, akan sangat sulit untuk melacak perubahan dari waktu ke waktu. Karenanya akan tidak mungkin untuk mengumpulkan jenis informasi yang konsisten diperlukan untuk mempelajari perubahan iklim.

Jalur yang satelit lewati untuk tinggal di orbit Sun-synchronous sangat sempit. Jika satelit berada pada ketinggian 100 kilometer, ia harus memiliki kemiringan orbit 96 derajat untuk mempertahankan orbit Sun-synchronous. Setiap penyimpangan dari tinggi atau kemiringan akan membuat satelit keluar dari orbit Sun-synchronous. Karena hambatan dari atmosfer dan tarikan gravitasi dari Matahari dan Bulan mengubah orbit satelit itu, maka dibutuhkan penyesuaian berkala untuk menjaga satelit agar tetap di orbit Sun-synchronous.


Baca Juga:







Source: earthobservatory.nasa.gov

Selasa, 22 September 2015

NASA juga Meneliti Efek Luar Angkasa pada Microbiome

Sebagai bagian dari Misi Satu Tahun di Luar Angkasa NASA, para peneliti sedang mempelajari bagaimana mikroba yang hidup di kulit dan di dalam tubuh astronot serta di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berdampak pada kesehatan mereka. Untuk mempersiapkan perjalanan ke Mars, penting untuk memahami bagaimana sebuah penerbangan luar angkasa berdurasi lama mempengaruhi mikroorganisme, karena perubahan ekosistem yang kompleks ini bisa merugikan misi masa depan.



Ada sel-sel mikroba 10 kali lebih banyak daripada sel-sel manusia pada dan di dalam tubuh manusia, beratnya mencapai £ 5. Ratusan spesies menghuni tubuh, dan beberapa memiliki efek menguntungkan pada kesehatan. Mereka melindungi manusia dengan bersaing dengan organisme lain dan menjaga terhadap patogen. Mereka juga membantu dalam penyerapan nutrisi dan pencernaan, dan bahkan dapat berdampak pada suasana hati (mood) dan mental. Tidak adanya mikroba ini bisa berbahaya. Mereka diperkenalkan kembali ke dalam tubuh dengan buah-buahan segar, sayuran dan probiotik seperti yogurt; sumber-sumber makanan yang tidak bisa langsung tersedia di ruang angkasa. Secara harfiah, kalimat, "Anda adalah apa yang Anda makan," adalah penting untuk masa depan kru. Hilangnya spesies-spesies ini dapat menyebabkan fungsi metabolisme berubah, dan pada gilirannya akan membuat respon imun berkurang, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi oleh mikroorganisme yang biasanya tidak membahayakan, tetapi menjadi membahayakan ketika resistensi rendah.


Percobaan Microbiome meneliti dampak perjalanan ruang angkasa pada microbiome, baik individu, yang merupakan komunitas mikroorganisme yang benar-benar berbagi ruang tubuh kita, dan sistem kekebalan tubuh manusia. Para peneliti mengumpulkan berbagai sampel (gastrointestinal, air liur, darah, keringat, air minum, usapan tubuh, dan peralatan) untuk menentukan bagaimana lingkungan, gravitasi mikro, pola makan, dan stres mempengaruhi microbiome dan sistem kekebalan tubuh.

Dengan sampling microbiome dari astronot saat di Bumi yang berada di kesehatan fisik puncak dan selama masa stres di ruang angkasa, peneliti dapat menentukan pemicu respon (response triggers) manusia. Selain itu, mempelajari bagaimana perubahan microbiome dari waktu ke waktu di saluran pencernaan membantu memprediksi perubahan lain dalam fungsi kekebalan tubuh.

Pemicu respon yang menyebabkan perubahan dalam microbiome meningkatkan risiko tertular penyakit. Hasil dari penelitian ini bisa memajukan penelitian dalam deteksi dini dan pencegahan penyakit dan perubahan dalam fungsi metabolisme dan kekebalan. Terapi-terapi yang dihasilkan dapat memitigasi perubahan microbiome atau masalah kesehatan terkait untuk orang-orang di Bumi yang tinggal dan bekerja di lingkungan yang penuh stres.



Jadi, ketika Anda memakan makanan anda, berterimakasihlah kepada Tuhan yang menciptakan mikroba, karena mikroba tersebut telah memenangkan perang dalam usus Anda. Anda sehat dan bahagia karena mereka melakukan apa yang diperintahkan Tuhan untuk mereka kerjakan.


Baca Juga:







Sumber: NASA.gov

Minggu, 20 September 2015

Jarak Sesungguhnya dari Galaksi yang Sangat Jauh

Beberapa waktu yang lalu ada makalah yang membicarakan konfirmasi penemuan galaksi paling jauh yang ditemukan sejauh ini diterbitkan di Nature. Galaksi, yang dikenal sebagai z8 GND 5296 memiliki pergeseran merah 7.51. Anda dapat melihat galaksi tersebut dalam gambar di bawah ini.



Jadi seberapa jauh galaksi ini? Itu tergantung pada definisi jarak yang mana yang Anda maksudkan.

Ketika menentukan jarak galaksi jauh seperti ini, para astronom biasanya memberikan nilai murni dalam hal pergeseran merah, yang sering dikenal sebagai z. Untuk menghitung pergeseran merah z dari suatu objek, kita harus mencari garis emisi atau absorbsi  yang dapat kita identifikasi, misalnya garis emisi hidrogen. Kita kemudian membandingkan panjang gelombang yang teramati dari garis emisi obyek dengan garis dari objek standar (tidak mengalami pergeseran merah). Perbedaan antara panjang gelombang yang diamati dengan panjang gelombang standar dibagi dengan panjang gelombang standar akan memberi kita nilai z.


Jika tidak ada pergeseran merah, maka tidak ada perbedaan antara garis diamati dengan garis standar, maka z adalah nol. Dengan demikian pergeseran merah akan selalu bernilai positif. Secara teknis tidak ada batasan untuk nilai z, tapi nila z tertinggi yang pernah termati sekitar z = 12. z lebih besar juga berarti jarak yang lebih jauh. Karena perluasan alam semesta, cahaya dari galaksi yang jauh akan mengalami pergeseran merah lebih besar daripada cahaya dari galaksi dekat. Jadi galaksi dengan pergeseran merah terbesar adalah yang paling jauh.

Alasan astronom menggunakan pergeseran merah bukannya jarak, adalah bahwa z diukur murni hasil pengamatan. Ya, kita tahu bahwa z lebih besar berarti jarak yang lebih jauh, tapi jika menggunakan istilah jarak maka akan tergantung pada model yang kita gunakan untuk alam semesta. Sedangkan dengan z kita tidak harus mengasumsikan model apapun.

Karena galaksi z8 GND 5296 memiliki nilai z =7.51, maka berapa jauh galaksi itu? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengubah pergeseran merah ke waktu tempuh cahaya sejak meninggalkan galaksi. Setelah cahaya meninggalkan galaksi, alam semesta juga mengembang, yang berarti cahaya akan mengalami pergeseran merah saat bepergian. Dengan menggunakan model standar kosmologi kita dapat menentukan cahaya meninggalkan z8 GND 5296 sekitar 13,1 miliar tahun yang lalu.

Anda mungkin berpikir menghitung jarak dari waktu tempuh cahaya itu sederhana. Karena kecepatan cahaya adalah konstan, dan jika bepergian 13,1 miliar tahun dari sebuah obyek maka  obyek tersebut harus 13,1 miliar tahun cahaya jauhnya. Namun alam semesta telah meluas sepanjang sejarahnya, jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa galaksi itu 13,1 miliar tahun cahaya jaraknya dari kita, apalagi mengatakan bahwa galaksi itu 13,1 milliar tahun cahaya jaraknya saat cahaya meninggalkannya, karena alam semesta terus mengembang sementara cahaya bepergian. Jadi galaksi itu sebenarnya jaraknya lebih dekat saat cahaya meninggalkannya.

Jarak galaksi  z8 GND 5296 dari kita ketika cahaya memulai perjalanannya dapat dihitung dengan apa yang dikenal sebagai jarak diameter sudut (Angular Diameter Distance - DA). Untuk galaksi z8 GND 5296, jarak sesungguhnya adalah sekitar 3,4 miliar tahun cahaya. Itu berarti cahaya dari z8 GND 5296 memulai perjalanannya saat masih berjarak 3,4 miliar tahun cahaya jauhnya, namun karena perluasan alam semesta, maka cahaya butuh 13,1 miliar tahun untuk mencapai kita.

Untuk menghitung jarak galaksi z8 GND 5296 sesungguhnya saat ini, Anda harus mulai dengan fakta bahwa galaksi tersebut adalah 3,4 miliar tahun cahaya jauhnya dari kita 13,1 miliar tahun yang lalu dan menghitung seberapa banyak alam semesta telah mengembang sejak saat itu. Hal ini dikenal sebagai jarak comoving. Dan hasilnya sekitar 29,3 miliar tahun cahaya.

Contoh: Dua galaksi yang dekat satu sama lain ketika alam semesta baru berusia 1 miliar tahun. Galaksi pertama memancarkan pulsa cahaya. Galaksi kedua tidak menerima pulsa sampai alam semesta berusia 14 miliar tahun. Pada saat ini, kedua galaksi dipisahkan oleh jarak sekitar 26 miliar tahun cahaya; pulsa cahaya telah melakukan perjalanan selama 13 miliar tahun; dan pandangan orang-orang yang menerima pulsa cahaya dalam galaksi kedua adalah gambar galaksi pertama ketika berumur 1 miliar tahun dan galaksi pertama hanya sekitar 2 miliar tahun cahaya jauhnya.

Jadi cahaya dari z8 GND 5296 yang memiliki pergeseran merah z = 7.51, berarti cahaya meninggalkan galaksi 13,1 miliar tahun yang lalu ketika galaksi berjarak 3,4 miliar tahun cahaya dari kita. Sekarang jarak galaksi tersebut menjadi 29,3 miliar tahun cahaya.

Semua penjelasan diatas mungkin agak menyulitkan bagi banyak orang. Ini adalah alasan lain mengapa para astronom fokus pada z.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ada empat skala jarak yang berbeda yang umumnya ditemukan dalam kosmologi:

1. Jarak Luminositas (Luminosity Distance - DL)
Dalam alam semesta yang mengembang, galaksi yang sangat jauh akan jauh lebih redup daripada yang kita harapkan karena foton cahaya menjadi teregang dan tersebar di wilayah yang luas. Inilah sebabnya mengapa teleskop besar diperlukan untuk melihat galaksi-galaksi yang sangat jauh. Galaksi-galaksi yang paling jauh yang terlihat dengan teleskop luar angkasa Hubble begitu redup sehingga mereka muncul seolah-olah mereka seperti 350 miliar tahun cahaya jauhnya meskipun sebenarnya mereka lebih dekat.

Jarak Luminositas bukan skala jarak yang realistis tetapi berguna untuk menentukan bagaimana galaksi redup yang sangat jauh terlihat bagi kita.

2. Jarak Diameter Sudut (Angular Diameter Distance - DA)
Dalam alam semesta yang mengembang, kita melihat galaksi-galaksi di dekat tepi alam semesta yang terlihat, saat mereka masih sangat muda hampir 14 miliar tahun yang lalu karena cahaya mereka membutuhkan waktu hampir 14 miliar tahun untuk mencapai kita. Namun, galaksi-galaksi tersebut tidak hanya muda tapi mereka juga pada waktu itu lebih dekat kepada kita.

Galaksi paling redup yang terlihat dengan Teleskop Ruang Angkasa Hubble hanya beberapa miliar tahun cahaya dari kita ketika mereka memancarkan cahaya mereka. Ini berarti bahwa galaksi yang sangat jauh terlihat jauh lebih besar daripada sebenarnya karena seolah-olah mereka hanya sekitar 2 atau 3 miliar tahun cahaya dari kita (meskipun mereka juga sangat sangat samar - lihat Jarak Luminosity diatas).

Jarak Diameter Sudut merupakan indikasi yang baik (terutama di alam semesta "datar" seperti kita) dari bagaimana galaksi-galaksi yang dulunya dekat dengan kita ketika memancarkan cahaya yang kita lihat sekarang.

3. Jarak Comoving (Distance Comoving - DC)
Jarak Comoving Jarak adalah skala jarak yang meluas dengan alam semesta. Ini memberitahu kita di mana galaksi sekarang meskipun pandangan kita tentang alam semesta jauh adalah ketika itu jauh lebih muda dan lebih kecil. Pada skala ini tepi paling luar dari alam semesta yang terlihat, saat ini sekitar 47 miliar tahun cahaya jaraknya dari kita meskipun galaksi paling jauh yang mungkin dapat terlihat oleh Hubble Space Telescope saat ini sekitar 32 miliar tahun cahaya dari kita.

Jarak Comoving Jarak adalah kebalikan dari Jarak Diameter Sudut - karena ini memberitahu kita di mana galaksi sekarang daripada di mana mereka ketika mereka memancarkan cahaya yang kita lihat sekarang.

4. Jarak Waktu Tempuh Cahaya (Light Travel Time Distance - DT)
Jarak Waktu Tempuh Cahaya merupakan waktu yang dibutuhkan untuk cahaya dari galaksi jauh untuk mencapai kita. Ini adalah apa yang dimaksud ketika dikatakan bahwa alam semesta terlihat memiliki radius 14 miliar tahun cahaya - itu hanya sebuah pernyataan bahwa alam semesta adalah sekitar 14 miliar tahun dan cahaya dari sumber yang lebih jauh belum sempat mencapai kita.

Jarak Waktu Tempuh Cahaya adalah pengukuran waktu sebagai ukuran jarak. Hal ini berguna terutama karena memberitahu kita berapa usia pandangan galaksi yang kita lihat.


Untuk jarak yang kecil (di bawah sekitar 2 miliar tahun cahaya) semua empat skala jarak diatas akan konvergen dan menjadi sama, sehingga jauh lebih mudah untuk menentukan jarak ke galaksi di alam semesta lokal di sekitar kita.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Baca Juga:







Source: Brian Koberlein

Sabtu, 19 September 2015

Tokai Astronot Berpijar Seperti Bintang Jatuh

Ada mitos yang mengatakan bahwa jika kita membuat permohonan saat melihat bintang jatuh, maka permohonan kita akan terkabul. Namun berhati-hatilah, karena mungkin yang anda kira bintang jatuh atau tepatnya meteorit itu sebenarnya adalah kotoran (tai, tokai) para astronot yang berpijar saat memasuki atmosfer bumi.



Astronot Amerika Scott Kelly saat ini telah menghabiskan waktu 6 bulan dalam misinya satu tahun tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk membantu kita mempelajari apa yang mikro-gravitasi lakukan kepada tubuh manusia selama jangka waktu yang lama. Kemarin, NASA merilis sebuah Infographic yang memberikan gambaran singkat tentang apa yang terjadi dengan tubuh manusia jika berada di ruang angkasa selama satu tahun.

Salah satu hal yang mengejutkan yang dijelaskan dalam infographic adalah bahwa dalam satu tahun astronot Kelley nantinya akan menghasilkan total 180 pound kotoran yang akan dibuang ke atmosfer agar terbakar habis, seperti meteorit. Ini mengingatkan kita bahwa tidak semua kilasan cahaya adalah meteorit atau bintang jatuh; kadang-kadang itu adalah 180 pound kotoran yang ditakdirkan untuk terbakar di atmosfer:



Hal penting lainnya adalah bahwa selama satu tahun astronot Kelly akan melihat 10.944 matahari terbit di ISS. Stasiun rruang angkasa mengelilingi bumi dengan kecepatan lima mil per detik, sehingga matahari terbit datang setiap 90 menit untuk Komandan Kelly. Seperti yang xkcd katakan, "ISS bergerak sangat cepat sehingga jika Anda menembakkan peluru senapan dari satu ujung lapangan sepak bola, Stasiun Luar Angkasa Internasional telah melintasi sepanjang lapangan saat peluru baru berjalanan 10 yard." Itu sangat cepat.

Meskipun kotoran astronot dibuang ke atmosfer kita, tapi urin mereka tidak. Infographic juga membantu menunjukkan bahwa secara total, Kelly akan minum 730 liter (193 galon) air seni dan keringat daur ulang. Air seni dan keringat terlalu berharga untuk dibuang sebagai limbah, sehingga sistem filtrasi di ISS memastikan setiap tetes tidak terbuang dan menguap percuma.

Scott Kelly juga dilaporkan akan telah berlari sejauh 1042 kilometer di atas treadmill, selama berlatih 700 jam dalam setahun. Selama 12 bulan itu juga, pertukaran cairan dari kepala ke kaki-kakinya cukup banyak hingga mengisi botol soda besar. Pergerakan cairan dalam tubuh ini disebabkan oleh minimnya gravitasi pada tubuh selama berada di ISS.

Radiasi angkasa yang terpapar kepada antariksawan itu juga dalam jumlah yang luar biasa. Untuk menyamainya, seseorang harus melakukan 5.250 kali penerbangan antara New York - Los Angeles!

Melalui sampel konstan dan eksperimen, kita akan segera mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana otot dan tulang terpengaruh tanpa tarikan konstan 1G, bagaimana darah dan cairan lain bergerak di sekitar tubuh, dan lain-lain

Dan misi Scott Kelly di ruang angkasa kini telah melewati separuh jalan, sehingga bagi Anda yang percaya dengan memohon dibawah bintang jatuh, anda memiliki waktu enam bulan untuk membuat permohonan dibawah bintang jatuh yang benar-benar meteorit, bukannya tokai yang berpijar ... hehehe ...

Makanya berdoalah hanya pada Tuhan, dan tak perlu nunggu lihat bintang jatuh ^_^


Baca Juga:






Sumber: NASA

Senin, 07 September 2015

Hal-Hal Sepele yang Jadi Tak Sepele di Stasiun Ruang Angkasa

Menjadi Astronot yang melayang-layang di gravitasi nol mungkin sepertinya terdengar sepertinya terlihat keren, tetapi sebenarnya keadaan seperti itu membuat hal-hal mudah sehari-hari yang kita lakukan di Bumi justru akan terasa lebih sulit dan merepotkan. Berikut adalah beberapa hal yang mudah dilakukan di Bumi, namun merepotkan bagi Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional menyelesaikan tugas-tugas normal di orbit:




1. Cuci Rambut

Anda tidak bisa memiliki shower atau keran air di stasiun ruang angkasa karena air akan keluar dari keran dan mengambang ke seluruh tempat. Dalam video dibawah ini, Astronaut Karen Nyberg menunjukkan bagaimana dia menggunakan kantong air, tidak ada bilas sampo, handuk dan sisir untuk mencuci rambutnya.






2. Minum Kopi

Tentu para astronot tidak ingin ada kopi panas beredar di udara saat menuangkan kopi. Oleh karenanya, ada cangkir khusus yang digunakan di stasiun ruang angkasa untuk minum kopi dari mesin ISSpresso. Sebelumnya, astronot minum kopi dari kantong plastik, tapi itu memang cukup tidak nyaman. Sekarang, ada cangkir kopi Zero Gravity, dan mesin espresso Italia di Stasiun Luar Angkasa Internasional! Cangkir ini diciptakan dengan bantuan percobaan aliran kapiler yang dilakukan di ruang angkasa.






3. Tidur

Tidak ada astronot yang tidur di tempat tidur seperti di rumah anda. Mereka tidak bisa melakukan tidur tepat seperti anda melakukannya. Para astronot di ISS menggunakan kantong tidur yang melekat pada dinding kabin kecil mereka. Mereka harus meritsleting diri sehingga mereka tidak mengapung kemana-mana saat mereka tidur. Hal ini mungkin terdengar tidak nyaman, tetapi beberapa astronot, seperti Scott Kelly, mengatakan bahwa mereka tidur lebih nyenyak di ruang angkasa daripada di Bumi!





4. Berolahraga

Berolahraga secara umum merupakan bagian penting dari rutinitas sehari-hari. Karena di ruang angkasa, olahraga akan membantu mencegah efek kehilangan massa otot dan tulang karena gravitasi mikro. Biasanya, astronot berlahraga dua jam per hari, tetapi peralatan yang mereka gunakan berbeda dengan di Bumi. Sebagai contoh, jika seorang astronot ingin berjalan di treadmill, mereka harus memakai harness dan tali bungee sehingga mereka tidak mengambang.




Baca Juga:





Sumber: NASA

Selasa, 01 September 2015

10 Hal yang Terjadi Jika Kita Berada di Ruang Angkasa

Kita semua mungkin sudah melihatnya di film-film sci-fi: Seseorang yang tersedot keluar dari pesawat ruang angkasa dan terlempar ke dalam kekosongan ruang angkasa. Tidak mengherankan, banyak film menggambarkannya secara salah. Hal yang terjadi sebenarnya jika manusia berada di ruang vakum luar angkasa tanpa bantuan apa-apa mungkin lebih aneh dari yang Anda bayangkan.




10. Ruang Vakum

Hal pertama jika bagian pesawat ruang angkasa Anda robek (mungkin terobek oleh asteroid mendesing), bagian interiornya dengan cepat akan mengalami penurunan tekanan, dan Anda beserta seluruh isi pesawat akan tersedot keluar ke ruang vakum.

Pesawat luar angkasa anda mulanya akan bertekanan untuk meniru atmosfer bumi dan mempertahankan lingkungan yang layak huni. Tapi begitu kapal rusak, udara di dalam akan cepat tersedot keluar, menciptakan ruang hampa dan menarik semuanya termasuk Anda dengan keras. Jika Anda cukup beruntung untuk tidak terbunuh dengan puing-puing yang beterbangan bersama anda, dan katakanlah anda memakai baju astronot anda dengan sistem yang menunjang kehidupan, maka Anda masih akan menemukan diri Anda dalam situasi yang cukup suram: Anda akan terbiarkan berjuang untuk diri sendiri, mengambang putus asa di kedalaman ruang angkasa.

Lalu bagaimana jika kita tak memakai perlengkapan saat jatuh ke ruang angkasa? baca terus hingga akhir postingan




9. Pembengkakan Ekstrim

Di ruang angkasa, tanpa kehadiran tekanan atmosfer seperti di Bumi, air yang membentuk 70 persen dari tubuh kita tidak akan bertahan dalam keadaan cair dan mengembang sampai membentuk uap air. Hal ini akan mengakibatkan pembengkakan yang parah di seluruh tubuh. Bahkan, seseorang akan membengkak sekitar dua kali ukuran normalnya. Meskipun pembentukan uap tidak akan cukup untuk meledakkan kulit, tetapi Anda akan mengalami beberapa ketidaknyamanan yang serius.




8. Paparan Sinar Matahari

Seharian di pantai dapat kulit anda dapat rusak karena sengatan matahari, terutama jika Anda lupa tabir surya Anda. Sekarang bayangkan jika terkena kekuatan matahari tanpa lapisan ozon yang menyaring sinar ultraviolet yang paling berbahaya. Efeknya akan menghancurkan tubuh manusia. Seseorang yang mengambang di ruang angkasa akan terbakar mengerikan di setiap bagian dari kulit yang terkena. Selain itu, melihat langsung ke matahari akan menggoreng retina anda yang peka terhadap cahaya dan membuat Anda buta. Dan bahkan jika Anda masih bisa hidup, kemungkinan Anda menderita kanker kulit akan meningkat secara dramatis.




7. Mati lemas oleh Hipoksia

Ketika terpapar ruang vakum, seseorang akan benar-benar kekurangan oksigen, tapi tidak dalam cara yang mungkin anda pikirkan. Kondisi ini dikenal sebagai hipoksia: Tanpa tekanan seperti di bumi, oksigen dalam aliran darah Anda akan mulai tak terlarut dan melarikan diri dari darah Anda. Hal ini akan membuat sistem kardiovaskular Anda tidak berguna, dan tidak ada oksigen akan dikirimkan ke otot atau organ-organ vital. Ditambah dengan Anda tidak lagi bisa bernapas dalam oksigen baru, ini memperburuk masalah. Selain itu, efek sesak akan mulai membirukan kulit Anda. Seseorang bisa bertahan sekitar 10 detik di kondisi ini sebelum tak sadarkan diri dan ....




6. Pendinginan Cepat

Pada hari yang panas, tubuh kita menghasilkan keringat untuk mendinginkan. Keringat menguap dari permukaan kulit kita, menggunakan energi panas dan menyebabkan efek pendinginan. Tapi efek ini akan terjadi sangat cepat di luar angkasa. Biasanya, kelembaban di udara menghambat efek pendinginan karena sulit bagi keringat menguap ke udara yang sudah jenuh dengan air. Namun dalam kekosongan ruang, tidak ada kelembaban. Hal ini membuat pendinginan karena penguapan dipercepat di setiap cairan tubuh yang terpapar. Mata yang berair, mulut, dan saluran pernapasan akan membeku sebagai hasilnya.




5. Dekompresi

Seperti yang telah kita lihat, tekanan rendah ruang angkasa mencegah oksigen dari terlarut dalam darah Anda. Lingkungan vakum seperti itu melakukan hal yang sama untuk gas lainnya, seperti nitrogen. Hal ini menyebabkan gelembung-gelembung kecil nitrogen terbentuk di seluruh sistem peredaran darah Anda (yang merupakan definisi literal dari Bends). Salah satu efek dari gelembung ini adalah nyeri sendi ekstrim, tapi yang jauh lebih buruk adalah ketika gelembung-gelembung ini menciptakan penyumbatan di pembuluh darah dan arteri. Gelembung di otak Anda dapat menyebabkan stroke dan kejang. Sedangkan gelembung di dalam hati Anda dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.




4. Tidak ada Tekanan Darah

Seperti yang Anda tahu sekarang, ruang angkasa (vakum) memiliki efek mengerikan pada tubuh manusia. Baik internal maupun eksternal, Anda akan meregang, menggelembung, dan berkerut-kerut. Akibatnya, tubuh Anda yang berubah itu akan berjuang untuk mempertahankan tekanan darah normal. Sebagai contoh, seseorang dapat dengan mudah menghasilkan kekuatan yang cukup untuk minum soda melalui sedotan berukuran nrmal. Tapi bagaimana jika diameter sedotan adalah 10 kali lebih besar? Demikian pula, hati Anda tidak akan mampu memompa darah melalui pembuluh darah Anda yang membesar. Tekanan darah Anda secara efektif akan turun ke nol dan Anda akan mati.




3. Dekompresi Eksplosif

Satu kesalahan fatal yang mungkin Anda lakukan saat Anda tersedot keluar dari pesawat ruang angkasa adalah Anda akan mengambil napas dalam-dalam sebelum tersedot keluar. Anda mungkin berpikir, udara ekstra akan membantu Anda tetap hidup selama satu menit atau lebih, tetapi hasilnya sebenarnya adalah sebaliknya. Dengan menahan udara di paru-paru Anda di ruang vakum, maka akan menghasilkan ledakan dekompresi pada paru-paru Anda.

Udara akan mengembang dengan cepat dalam lingkungan bertekanan rendah dan menyebabkan paru-paru Anda meledak seperti balon. Oleh karena itu, jika berada dalam situasi tersedot ke ruang hampa, Anda harus menghembuskan napas sebanyak mungkin sebelumnya untuk menghindari ledakan ini.




2. Darah yang Mendidih

Semakin rendah tekanan dalam lingkungan, semakin rendah pula titik didih cairan dalam lingkungan tersebut. Hal ini karena saat tekanan kurang, lebih mudah bagi molekul untuk bergerak, sehingga hanya dibutuhkan sedikit energi panas untuk mengubah cairan ke gas yang kurang padat.

Inilah sebabnya mengapa air mendidih lebih mudah pada ketinggian yang lebih tinggi (seperti puncak gunung misalnya). Dalam ruang angkasa, titik didih darah Anda secara realistis bisa turun drastis sampai itu sama dengan suhu tubuh Anda sendiri di mana pada titik itu, darah Anda akan mulai mendidih. Suhu darah Anda akan tetap normal, tetapi dalam ruang vakum itu semua sudah cukup untuk membuatnya mendidih.




1. Mutasi Seluler

Bahkan jika Anda entah bagaimana berhasil bertahan hidup di paparan ruang angkasa, Anda masih akan bertemu bencana lainnya. Selain isu-isu diatas, kegelapan ruang angkasa juga mengandung banyak bahaya yang tak terlihat. Begitu Anda berada disana tanpa pelindung dan alat bantu, Anda akan dibombardir leh seluruh partikel sub atomik yang berbahaya. Ini termasuk sinar gamma, proton berenergi tinggi, dan x-ray. Partikel-partikel ini begitu kecil dan mereka berinteraksi dengan Anda pada tingkat sel dan benar-benar mengubah DNA Anda. Tapi ini tidak akan menghasilkan kekuatan super seperti yang diceritakan beberapa buku komik. Sebaliknya, Anda akan hampir pasti mati keracunan radiasi atau kanker beberapa tahun kemudian.



Baca Juga:







Source: hiddenunseen.blogspot.com

Jumat, 28 Agustus 2015

Penampakan Kupu-Kupu Kosmik yang Indah

Kupu-kupu kosmik yang ditunjukkan dalam gambar Hubble Space Telescope ini memilki banyak nama. Selain sering disebut Twin Jet Nebula juga memiliki nama lain yang sedikit kurang puitis: PN M2-9.




M di nama ini mengacu pada Rudolph Minkowski, seorang astronom Jerman-Amerika yang menemukan nebula di tahun 1947. Sedangkan PN, mengacu pada fakta bahwa M2-9 adalah nebula planet (Planetary Nebula). Bercahaya dan memperluas cangkang gas yang jelas terlihat dalam gambar. Ini merupakan tahap akhir dari hidup sebuah bintang tua bermassa menengah. Bintang tidak hanya melontarkan lapisan luarnya, tapi inti yang tersisa kini menerangi lapisan ini - menghasilkan pertunjukan cahaya spektakuler seperti yang terlihat di sini. Namun, Twin Jet Nebula bukan sembarang nebula planet, ini adalah nebula bipolar.

Nebula planet umumnya memiliki satu bintang di pusatnya, nebula bipolar memiliki dua, sebuah sistem bintang biner. Para astronom telah menemukan bahwa dua bintang yang berpasangan ini masing-masing memiliki sekitar massa yang sama dengan Matahari, mulai dari 0,6-1,0 massa matahari untuk bintang yang lebih kecil, dan 1,0-1,4 massa matahari untuk pendamping yang lebih besar. Bintang yang besar sedang mendekati masa-masa akhirnya dan telah melontarkan lapisan gas luarnya ke ruang angkasa, sedangkan mitranya telah berevolusi lebih jauh, menjadi bintang katai putih kecil.

Bentuk karakteristik dari sayap Twin Jet Nebula kemungkinan besar disebabkan oleh gerakan dua bintang ini yang mengorbit satu sama lain. Diyakini bahwa kerdil putih mengorbit bintang mitranya sehingga gas yang terlontar dari bintang yang sekarat ditarik menjadi dua lobus, dan tidak meluas atau mengembang membentuk bola yang seragam. Namun, para astronom masih berdebat apakah semua nebula bipolar diciptakan oleh bintang-bintang biner. Sayap nebula ini masih tumbuh dan, dengan mengukur ekspansi mereka, para astronom telah menghitung bahwa nebula terciptakan sekitar 1.200 tahun yang lalu.

Ilustrasi bintang katai putih menarik material dari bintang pendampingnya hingga membentuk cakram di sekelilingnya

Dalam sayap, berawal dari sistem bintang dan meluas horizontal ke arah luar seperti pembuluh darah adalah dua patch biru samar. Meskipun patch biru ini tampak halus dibandingkan dengan warna pelangi nebula ini, mereka sebenarnya adalah jet kembar yang mengalir dahsyat keluar ke angkasa, dengan kecepatan lebih dari satu juta kilometer per jam. Ini adalah fenomena yang merupakan konsekuensi lain dari sistem biner di jantung nebula. Jet ini perlahan-lahan mengubah orientasi mereka, melenggok di lobus seperti karena ditarik oleh gravitasi bandel dari sistem biner.

Meskipun penampilannya indah, awan kosmik ini mengandung jet material bintang, yang dilontarkan ke luar angkasa dengan kecepatan lebih dari 1 juta km/jam. Jet ini perlahan-lahan mengubah orientasi mereka, berputar di lobus, seiring dua bintang di jantung nebula mengelilingi satu sama lain kira-kira setiap 100 tahun

Dua bintang di jantung nebula, saling mengelilingi satu sama lain kira-kira setiap 100 tahun. Rotasi ini tidak hanya menciptakan sayap kupu-kupu dan dua jet, ini juga memungkinkan kerdil putih untuk melucuti gas dari pendamping yang lebih besar, yang kemudian membentuk cakram besar material di sekitar bintang, meluas keluar sejauh 15 kali orbit Pluto! Meskipun disc ini berukuran luar biasa, namun masih jauh terlalu kecil untuk dilihat pada gambar yang diambil oleh Hubble.

Gambar sebelumnya dari Twin Jet Nebula menggunakan data yang dikumpulkan oleh Hubble, Wide Field Planetary Camera 2 dirilis pada tahun 1997. Versi yang lebih baru ini menggabungkan pengamatan yang lebih baru dari teleskop Space Telescope Imaging Spectrograph (STIS).




Baca Juga:





Source: Hubble
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top