Tampilkan postingan dengan label sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sains. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Oktober 2015

Mengapa Bom Nukllir Menciptakan Awan Jamur?

Semuanya berawal dari sebuah ledakan yang menciptakan Awan Pyrocumulus, bola api dari gas-gas panas yang dipercepat ke segala arah. Karena bola api gas-gas yang dipercepat ini lebih panas, dan karenanya lebih kurang padat, daripada udara di sekitarnya, maka ia mulai naik - dalam kasus ledakan nuklir, ini terjadi sangat cepat. Inilah yang pada akhirnya membentuk topi jamur.


Seiring bola api naik, ia akan meninggalkan udara yang dipanaskan, menciptakan efek seperti cerobong yang menarik setiap asap dan gas di tepi luar dari cerobong - konveksi beraksi! Secara visual, ini membentuk batang dari jamur.

Persepsi bahwa topi jamur melengkung ke bawah di sekitar batang, adalah akibat dari perbedaan suhu di pusat topi dan di tepi luarnya. Pusat lebih panas dan karenanya akan naik lebih cepat, meninggalkan tepi luar yang lebih lambat terjebak dalam arus konveksi batang yang mengagumkan.

Setelah awan mencapai titik tertentu di atmosfer kita, di mana kepadatan awan gas telah sama dengan kepadatan udara di sekitarnya, maka awan akan berhenti naik dan mulai menyebar, membuat topi yang megah.


Seluruh proses diatas adalah sesuatu yang menggambarkan apa yang dikenal sebagai Ketidakstabilan Rayleigh-Taylor. Ketidakstabilan ini dikenal dalam fisika dan, secara umum, menggambarkan penggabungan antara dua zat yang berbeda (terutama cairan dan gas) yang memiliki kerapatan yang berbeda dan dikenakan percepatan. Dalam kasus bom atom, percepatan, dan gas-gas panas menciptakan kepadatan berbeda dari material, disebabkan oleh ledakan.

Sampai disini, Anda mungkin sudah menduga bahwa Anda tidak perlu bom atom untuk membuat awan jamur. Ledakan besar apapun dapat menciptakan awan jamur. Letusan gunung berapi juga dapat menciptakan awan jamur alami. Yang dibutuhkan adalah energi yang cukup yang dirilis dengan cepat (dalam hal ini ledakan) yang menciptakan kantong material yang kepadatannya berbeda (dalam hal ini, gas dipanaskan).



Ada banyak contoh lain di dunia kita yang menciptakan, dan dijelaskan oleh, fenomena yang sama yang memberi kita formasi ini. Misalnya, medan magnet planet, jet-stream angin yang membantu mengontrol iklim planet kita, suara gertakan udang, bahkan pemahaman kita tentang berbagai bentuk tertentu dari fusi semua bisa dikaitkan dengan Rayleigh-Taylor Instability.


Perhatikan ledakan nuklir terbesar yang dibuat oleh manusia ini:


Anda mungkin juga memperhatikan bahwa ledakan nuklir, selain memproduksi pembentukan jamur yang menakutkan ini, juga kadang-kadang menghasilkan cincin awan di sekitar tutup jamur. Apa yang terjadi di sini adalah bahwa daerah tekanan rendah tercipta melalui fase negatif dari gelombang kejut (fase yang mengikuti gelombang gas terkompresi di bagian muka dari gelombang kejut). Hal ini menyebabkan penurunan suhu, yang bersama dengan tekanan rendah berpotensi dapat menurunkan titik kondensasi yang cukup untuk menciptakan awan temporer. Halo awan di sekitar ledakan dikenal sebagai "Wilson Cloud", diambil dari nama fisikawan Skotlandia Charles Wilson yang menemukan Wilson Cloud Chamber (kamar kabut wilson) dimana hal yang serupa dapat diamati.


Baca Juga:






Sabtu, 10 Oktober 2015

Rockship - Sisa-Sisa Gunung Berapi di New Meksiko

Shiprock atau "Winged Rock" di Navajo, adalah monolit yang terdiri dari batuan vulkanik keras yang menjulang hampir 500 meter di atas dataran tinggi padang pasir dari Navajo Nation di San Juan County, New Mexico, Amerika Serikat. Monolit ini adalah sisa dari sebuah gunung berapi kuno yang telah punah sekitar 27 juta tahun yang lalu dan telah terkikis, meninggalkan tunggul berbatu terpapar di permukaan. Tunggul ini dahulunya adalah leher gunung berapi, pipa pengumpan pusat melalui mana magma meletus, sekarang dipadatkan. Leher ini mungkin 750-1000 meter di bawah permukaan tanah pada saat terbentuk, dan sekarang terpapar karena batuan sekelilinganya tererosi.



Sebuah fitur mencolok dari Shiprock adalah tanggul (dike), atau lembaran dinding lava yang memancar dari leher pusat. Ini dibentuk saat magma naik ke atas dari ruang bawahan magma mengisi rekahan pada tanah selama periode letusan. Setelah terdinginkan dan mengkristal dalam fisura, struktur batuan yang dihasilkan membentuk tanggul. Seperti pada leher, batu-batu  keras ini juga relatif tahan terhadap erosi, dan dengan demikian berdiri di atas cakrawala sebagai dinding besar lava. Setidaknya ada enam tanggul yang memancar dari Ship Rock.

Shiprock terdiri dari, komposisi magma yang sangat potasik yang biasa disebut "Minette", yang diyakini hasil dari peleburan bertahap mantel batu. Ini adalah bahan yang terdiri dari fragmen batuan yang lebih kecil disemen bersama-sama, mirip dengan konglomerat tetapi dengan potongan-potonga yang lebih tajam, dan lebih tidak teratur. Fragmen-fragmen yang bergerigi mengisyaratkan sifat eksplosif letusan yang menciptakan Shiprock.



Dinding batu di sebelah kiri Shiprock adalah bagian dari tanggul. 

Tanggul memancar dari Shiprock

Tanggul memancar dari Shiprock

Aerial view dari Shiprock dan tanggul

Aerial view dari Shiprock dan tanggul


Close-up dari bagian tanggul.

Bagian dari tanggul. Shiprock terlihat di latar belakang



Baca Juga:







Source: hiddenunseen.blogspot.com

Selasa, 06 Oktober 2015

Bintang yang Mengubah Pandangan Kita tentang Alam Semesta

Meskipun alam semesta dipenuhi dengan miliaran miliar bintang, penemuan bintang variabel tunggal pada tahun 1923 mengubah arah astronomi modern. Dan, penemuan itu juga telah menghancurkan pandangan alam semesta seorang astronom terkenal saat itu.



Bintang tersebut diberi nama variabel nomor satu Hubble, atau V1, dan berada di daerah luar galaksi tetangga kita, Andromeda, atau M31. Namun pada awal 1900-an, sebagian besar astronom menganggap Bima Sakti adalah satu "pulau semesta" bintang-bintang dengan batas-batas yang tidak teramati. Andromeda saat itu dikatalogkan hanya sebagai salah satu dari banyak petak cahaya samar dan kabur yang para astronom saat itu menyebutnya "nebula spiral."

Apakah nebula spiral ini bagian dari Bima Sakti atau mereka adalah pulau semesta independen yang berada di luar pulau semesta kita? Para astronom tidak tahu pasti, sampai Edwin Hubble menemukan sebuah bintang di Andromeda yang cerah dan memudar dalam pola yang terprediksi, seperti suar mercusuar, dan diidentifikasi sebagai V1, variabel Cepheid, sebuah tipe khusus dari bintang yang sudah terbukti menjadi penanda jarak yang handal dalam galaksi kita.

Bintang ini membantu Hubble untuk menunjukkan bahwa Andromeda berada di luar galaksi kita dan menyelesaikan perdebatan status spiral nebulanya. Alam semesta menjadi tempat yang jauh lebih besar setelah penemuan Hubble, menyingkirkan pendapat dari astronom Harlow Shapley, yang percaya bahwa nebula spiral adalah bagian dari Bima Sakti kita.


Kisah Bintang yang Memperluas Pandangan Alam Semesta Kita
Sebelum penemuan V1, banyak astronom berpikir nebula spiral, seperti Andromeda, adalah bagian dari galaksi Bima Sakti kita. Lainnya tidak begitu yakin. Bahkan, para astronom seperti Shapley dan Heber Curtis mengadakan debat publik pada tahun 1920 mengenai sifat-sifat nebula ini. Selama perdebatan, Shapley mengatakan bahwa ukuran Bima Sakti adalah 300.000 tahun cahaya. Meskipun kini kita tahu ukuran itu terlalu besar, namun Shapley benar dalam menyatakan bahwa Bima Sakti jauh lebih besar dari ukuran yang umum diterima saat itu. Dia juga berpendapat bahwa nebula spiral jauh lebih kecil daripada raksasa Bima Sakti dan karena itu harus menjadi bagian dari galaksi Bima Sakti. Tapi Curtis tidak setuju. Dia berpikir Bima Sakti lebih kecil dari yang dikatakan Shapley, menyisakan ruang untuk pulau semesta lain di luar pulau semesta kita.

Untuk menyelesaikan perdebatan, astronom harus membangun pengukuran jarak yang dapat diandalkan untuk mengetahui jarak nebula spiral. Jadi mereka mencari bintang-bintang di nebula tersebut yang kecerahan intrinsiknya telah  mereka ketahui. Mengetahui kecerahan sebenarnya dari sebuah bintang membuat astronom dapat menghitung seberapa jauh bintang itu dari Bumi. Namun beberapa bintang yang mereka pilih tidak dapat dijadkan penanda yang dapat diandalkan.

Misalnya, Andromeda, yang terbesar dari spiral nebula, menyajikan petunjuk ambigu untuk jarak. Para astronom telah mengamati berbagai jenis ledakan bintang di nebula itu. Tetapi saat itu mereka belum sepenuhnya memahami proses yang mendasari kehidupan bintang, sehingga mereka mengalami kesulitan menggunakan bintang-bintang tersebut untuk menghitung seberapa jauh mereka dari Bumi. Oleh karena itu, saat itu perkiraan jarak ke Andromeda, bervariasi dari dekat sampai jauh. Mana jarak yang benar?

Edwin Hubble bertekad untuk mencari tahu.

Astronom Edwin Hubble menghabiskan beberapa bulan waktunya di 1923 untuk memindai Andromeda dengan teleskop Hooker 100-inch nya, teleskop paling kuat di masa itu, di Mount Wilson Observatory di California. Bahkan dengan teleskop bermata tajam, Andromeda adalah target yang sulit, panjang sekitar 5 kaki di bidang fokus teleskop. Karena itu ia mengambil banyak eksposur meliputi puluhan fotografi piring kaca untuk menangkap seluruh nebula.

Ia berkonsentrasi pada tiga wilayah. Salah satunya adalah yang berada jauh di dalam lengan spiral. Pada malam 5 Oktober 1923, Hubble mulai mengamati dan berlangsung sampai 6 Oktober dini hari. Dalam kondisi pandang yang buruk, astronom itu membuat 45 menit paparan yang menghasilkan tiga tersangka nova, kelas bintang yang meledak . Dia menulis huruf "N", untuk nova, di samping masing-masing objek.

Kemudian, Hubble membuat penemuan yang mengejutkan ketika dia membandingkan hasil pengamatan 05-06 Oktober nya dengan eksposur novae tersebut sebelumnya. Salah satu yang disebut nova, redup dan cerah selama periode waktu yang jauh lebih pendek daripada yang terlihat dalam nova umumnya.

Ilustrasi ini menunjukkan ritme naik turun dari cahaya bintang variabel Cepheid V1 selama tujuh bulan. Grafik digambarkan menunjukkan bahwa V1 melengkapi siklus denyutan terang dan memudar setiap 31,4 hari.

Hubble memperoleh pengamatan yang cukup dari V1 untuk memplot kurva cahayanya, menentukan periodenya yang 31,4 hari, menunjukkan benda itu adalah variabel Cepheid. Periode menghasilkan kecerahan intrinsik bintang, yang Hubble kemudian gunakan untuk menghitung jarak. Bintang itu ternyata 1 juta tahun cahaya dari Bumi, lebih dari tiga kali diameter Bimasakti yang dihitung Shapley.

Hubble mengambil pena dan mencoret  huruf "N" dan menuliskan di sebelah variabel Cepheid yang baru ia temukan dengan tulisan "VAR," untuk variabel, diikuti oleh tanda seru.

Foto asli Edwin Hubble dari Andromeda, menampilkan tiga bintang yang ditandai 'N'. Satu bintang di bagian atas kemudian diketahui sebagai bintang variabel (leh karenanya ditulis 'VAR'). Ini adalah bintang V1 Hubble.

Selama beberapa bulan astronom terus menatap Andromeda, menemukan variabel Cepheid lain dan beberapa nova lain. Kemudian Hubble mengirim surat bersama dengan kurva cahaya dari V1 ke Shapley yang menceritakan penemuannya. Setelah membaca surat itu, Shapley tergetar karena bukti itu asli. Dia dilaporkan mengatakan kepada seorang rekan:

"Ini adalah surat yang menghancurkan alam semesta saya."

Pada akhir tahun 1924 Hubble telah menemukan 36 bintang variabel di Andromeda, 12 di antaranya adalah Cepheid. Menggunakan semua Cepheid, ia memperoleh jarak 1900.000 tahun cahaya. Pengukuran modern sekarang menempatkan Andromeda di 2 juta tahun cahaya.

Shapley dan astronom Henry Norris Russell mendesak Hubble agar menulis makalah untuk pertemuan bersama dari American Astronomical Society dan American Association untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan pada akhir Desember 1924. Paper Hubble, yang berjudul "Extragalactic Nature of Spiral Nebulae," disampaikan in absentia dan memperoleh penghargaan untuk paper terbaik. Sebuah artikel singkat tentang penghargaan itu muncul di The New York Times edisi 10 Februari 1925.

Hubble menyertakan grafik kurva dari luminositas bintang variabel Cepheid pertama ini di suratnya yang bertanggal 19 Februari 1924 kepada Harlow Shapley.

Pengamatan Edwin Hubble dari V1 menjadi langkah penting pertama dalam mengungkap alam semesta yang lebih besar. Penemuan ini membuka mata kita bahwa ternyata alam semesta jauh lebih besar dan megah daripada yang kita pikirkan saat itu. Edwin Hubble melanjutkan pengamatannya untuk menemukan lebih banyak galaksi di luar Bima Sakti. Galaksi-galaksi, pada gilirannya, memungkinkan dia untuk menentukan bahwa alam semesta mengembang.

Kini, hampir 90 tahun kemudian, V1 kembali menjadi sorotan lagi. Para astronom mengarahkan teleskop senama dengan Edwin Hubble, Hubble Space Telescope, ke bintang itu sekali lagi, dalam rangka penghormatan simbolik untuk pengamatan yang dilakukan astronom legendaris itu.

Para astronom dengan Hubble Heritage Project Space Telescope Science Institute bermitra dengan American Association of Variable Star Observers (AAVSO) untuk mempelajari bintang tersebut. Pengamat AAVSO telah mengikuti V1 selama enam bulan, menghasilkan plot, atau kurva cahaya, ritme naik turun dari cahaya bintang. Berdasarkan kurva cahaya ini, tim Hubble Heritage menjadwalkan waktu teleskop untuk menangkap gambar bintang.


"V1 adalah bintang yang paling penting dalam sejarah kosmologi," kata astronom Dave Soderblom dari Space Telescope Science Institute (STScI) di Baltimore, Md., Yang mengusulkan pengamatan V1.

"Ini adalah penemuan penting yang membuktikan alam semesta lebih besar dan penuh dengan galaksi. Saya pikir akan menyenangkan melihat teleskop Hubble mengamati bintang khusus ini yang ditemukan oleh Edwin Hubble."

Apakah Edwin Hubble pernah membayangkan bahwa hampir 100 tahun kemudian, kemajuan teknologi memungkinkan para astronom amatir untuk melakukan pengamatan serupa dari V1 dengan teleskop kecil di halaman belakang mereka? Atau, Apakah Hubble pernah bermimpi bahwa teleskop ruang ruang angkasa yang menyandang namanya akan melanjutkan pencarian untuk bisa secara tepat mengukur tingkat pengembangan alam semesta?




Baca Juga:







Sumber: NASA

Jumat, 02 Oktober 2015

Benih dan Bunga Kelapa Bokong yang Erotis

Coco de Mer (Lodoicea maldivica) adalah raksasa dari dunia tanaman; Palem ini memiliki daun terpanjang dan benih terbesar serta terberat dari tanaman manapun di dunia. Batangnya tinggi ramping dan dapat  mencapai 34 meter tingginya. Perhatikan bahwa nama latinnya bukan Cocos, karena pohon ini tidak terlalu dekat kekerabatannya dengan pohon kelapa yang kita kenal, Cocos nucifera.

Daun Coco de Mer berbentuk kipas, dengan panjang 7-10 m dan lebar 4,5 m serta tangkai daun sepanjang 4 m. Tanaman ini dioecious, tanaman jantan terpisah dari tanaman betina. Bunga jantan panjang terkulai hingga 1 m panjangnya. Mungkin fitur yang paling terkenal dari pohon palem ini, adalah buahnya yang sangat besar; Buah yang matang diameternya sekitar 40-50 cm dengan berat sekitar 15-30 kg, dan berisi benih terbesar di kerajaan tumbuhan. Buah membutuhkan 6-7 tahun untuk matang dan dua tahun lagi untuk berkecambah.



Pohon Coco de Mer

Legenda dari Coco de Mer adalah legenda tentang benih dan pohon Coco de Mer atau kelapa bokong, sebuah spesies langka pohon palem yang endemik pulau Praslin dan Curieuse di kepulauan Seychelles, Samudera Hindia. Sebelum Seychelles ditemukan dan dihuni, benih dari spesies ini kadang-kadang terbawa oleh arus laut ke pantai yang jauh, seperti ke Maladewa, di mana pohon kelapa bokong tidak dikenal. Apalagi benih yang telah hanyut ini tidak akan berkecambah. Ukuran dan bentuknya yang luar biasa dan ditambah dengan situasi penemuannya (dimana pohonnya belum diketahui), membuatnya memunculkan beberapa legenda.

Benih dari pohon Coco de Mer sangat besar (benih terbesar di kerajaan tumbuhan) dan berbentuk aneh, menyerupai bentuk dan ukuran bokong wanita tanpa tubuh di satu sisi, dan perut serta paha di sisi lain. Tidak mengherankan, benih ini dipandang oleh orang-orang di bagian lain di dunia sebagai objek langka dan menarik dengan sifat mitologis dan bahkan magis. Sifat dan asal benih yang luarbiasa ini, saat itu masih misterius dan perkembangbiakan pohonnya tidak dipahami. Sejumlah legenda muncul baik tentang buah, dan juga mengenai pohon-pohon yang menghasilkan mereka.


Pohon Coco de Mer memiliki pohon jantan dan pohon betina yang terpisah, tidak seperti kelapa. Dan, tidak seperti kelapa, buah coco de mer tidak beradaptasi untuk menyebar secara alami dengan mengambang di atas air laut. Ketika buah coco de mer jatuh ke laut, ia tidak bisa mengapung karena berat dan kepadatannya yang besar; melainkan langsung tenggelam ke dasar. Namun, setelah buah berada di dasar laut untuk jangka waktu yang cukup lama, kulitnya mengelupas, bagian internalnya yang mulai membusuk menciptakan gas-gas yang membuat benih kembali ke permukaan. Pada saat itu benih bisa mengapung, tetapi tidak lagi subur, sehingga ketika arus laut menghanyutkan benih ke pantai yang jauh, misalnya di Maladewa, maka tidak akan menumbuhkan pohon disana. Nama Coco de Mer dari bahasa Perancis, yang berarti "kelapa laut".

Bunga Pohon Jantan


Legenda Sebelum Penemuan Seychelles
Pelaut Melayu telah melihat coco de mer "jatuh ke atas" dari dasar laut, sehingga mereka mengira bahwa pohon kelapa bokong ini tumbuh di bawah air, di sebuah hutan di bagian bawah Samudera Hindia. Menurut Antonio Pigafetta dan Georg Eberhard Rumphius, orang Melayu percaya bahwa pohon itu juga rumah bagi burung besar atau mahluk seperti burung, Garuda (atau Rukh bagi orang-orang Arab). Dukun Afrika percaya bahwa Garuda mampu berburu gajah dan harimau. Para dukun Afrika juga percaya bahwa kadang-kadang pohon coco de mer naik ke atas permukaan laut, dan ketika hal ini terjadi, gelombang yang dibuat oleh pohon itu tidak memungkinkan kapal-kapal yang berada di sekitarnya pergi menjauh dan pelaut yang tak berdaya menjadi makanan Garuda.

Buah yang ditemukan di laut dan di pantai tidak lagi memiliki kulit, dan mirip dengan bagian bawah tubuh wanita, termasuk bokong. Asosiasi ini tercermin dalam salah satu nama botani kuno tanaman, Lodoicea callipyge, di mana callipyge adalah dari kata Yunani yang berarti "pantat indah". Secara historis "pantat indah" yang mengambang ini dikumpulkan dan dijual di Eropa dan Saudi.

Benih Coco de Mer

Di Maladewa, setiap buah coco de mer yang ditemukan di laut atau di pantai harus diberikan kepada raja, dan yang menyimpannya untuk diri sendiri atau menjualnya bisa dijatuhi hukuman mati. Namun, Rudolf II, Kaisar Romawi Suci mampu membeli salah satu buah ini seharga 4.000 florin emas. Laksamana Wolfert Hermanssen dari Belanda juga menerima buah coco de mer sebagai hadiah atas jasanya, dari Sultan Banten pada tahun 1602, untuk memerangi Portugis dan melindungi ibukota Banten. Namun, bagian atas buah yang diberikan ke laksamana ini hilang; rupanya Sultan telah memerintahkan bagian atas buah dipotong, untuk kesopanan. João de Barros percaya bahwa coco de mer memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa, bahkan lebih unggul dari "batu bezoar ". Dalam salah satu bukunya, Dr Berthold Carl Seemann menyebutkan bahwa banyak orang percaya buah menjadi penangkal semua racun.

Legenda Setelah Penemuan Seychelles
Legenda baru tentang coco de mer muncul setelah 1743, ketika pohon coco de mer yang sebenarnya ditemukan. Buah dari Coco de Mer hanya pada pohon betina. Pohon jantan memiliki catkins seperti phallic. Karena bentuk erotis yang tidak biasa ini, beberapa orang percaya bahwa pohon-pohon itu bercinta penuh gairah pada malam badai. Menurut legenda, pohon jantan mencabut dirinya sendiri, dan mendekati pohon perempuan. Dan legenda juga mengatakan bahwa siapa pun yang melihat pohon Coco de Mer kawin, akan mati atau buta. Kenyataan bahwa bahkan hingga saat ini penyerbukan dari coco de mer tidak sepenuhnya dipahami, adalah salah satu faktor di balik legenda ini.

Dalam era Victoria, General Charles George Gordon, yang mengunjungi Seychelles pada tahun 1881, percaya bahwa Vallée de Mai di Pulau Praslin adalah Taman Eden yang dijelaskan dalam Alkitab, dan bahwa coco de mer itulah buah terlarangnya .... hehehe




Hutan Palem Vallée de Mai di Pulau Praslin







Baca Juga:






Sumber: Wikipedia

Rabu, 30 September 2015

Fenomena Misterius Pembungaan Bambu

Bambu adalah tanaman yang tumbuh tercepat di Bumi. Sebuah bambu yang khas tumbuh sebanyak 10 sentimeter dalam satu hari. Spesies tertentu tumbuh sampai satu meter selama periode yang sama, atau sekitar 1 milimeter setiap 2 menit. Anda benar-benar dapat melihat tanaman itu tumbuh di depan mata Anda. Sebagian besar spesies bambu mencapai kematangan hanya dalam 5 sampai 8 tahun. Bandingkan dengan kayu keras populer lainnya yang nyaris tidak tumbuh satu inci dalam seminggu. Pohon seperti oak, dapat memakan waktu hingga 120 tahun untuk mencapai kematangan. Tapi dalam hal berbunga, bambu mungkin adalah salah satu tanaman yang paling lambat di dunia.



Berbunganya bambu merupakan fenomena menarik, karena merupakan kejadian yang unik dan sangat langka di kerajaan tumbuhan. Kebanyakan bambu berbunga sekali setiap 60-130 tahun. Interval berbunganya yang lama hingga kini tetap merupakan misteri bagi banyak ahli botani.

Pembungaan massal yang paling lama periodenya adalah bambu dari spesies Phyllostachys bambusoides. Spesies ini menunjukkan perilaku aneh lainnya - mereka semua berbunga pada saat yang sama, di seluruh dunia, terlepas dari lokasi geografis dan iklim, sepanjang mereka berasal dari pohon induk yang sama. Kebanyakan bambu adalah seperti itu - mereka adalah 'divisi' yang diambil dari pohon induk yang sama di suatu titik. Divisi ini kemudian dibagi lagi dari waktu ke waktu dan dibagi ke seluruh dunia. Meskipun divisi-divisi sekarang berada di lokasi yang berbeda secara geografis, mereka masih membawa genetik yang sama. Jadi, ketika tanaman bambu katakanlah, di Amerika Utara berbunga, tanaman yang sama di Asia akan melakukan hal yang sama di sekitar waktu yang sama. Seolah-olah masing-masing tanaman membawa jam internal yang berdetak sampai alarm berbunyi bersamaan. Fenomena berbunga massal ini disebut gregarius flowering (berbunga berkelompok).

Bambu berbunga di musim semi di taman di Roskilde, Denmark

Menurut salah satu hipotesis, evolusi dari pembungaan massal ini adalah untuk "mengenyangkan" predator, di mana pembungaan dan pembuahan dalam waktu yang bersamaan akan meningkatkan ketahanan populasi benih mereka dengan membanjiri area dengan buah sehingga predator akan memakan yang mereka butuhkan dan lalu meninggalkan biji-bijian yang tersisa untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Dengan memiliki siklus berbunga lebih lama dari umur predator, yaitu tikus, bambu dapat mengatur populasi hewan dengan menyebabkan kelaparan selama periode antara peristiwa berbunga. Hipotesis ini masih tidak menjelaskan mengapa siklus berbunga adalah 10 kali lebih lama dari umur tikus lokal.

Bunga bambu dan buah.

Setelah spesies bambu telah mencapai harapan hidupnya, telah berbunga dan menghasilkan biji, tanaman akan mati, memusnahkan seluruh petak hutan selama beberapa periode tahun. Satu teori adalah bahwa produksi benih membutuhkan sejumlah besar energi yang menekan tanaman bambu sedemikian rupa sehingga mereka mati. Teori lain menunjukkan bahwa tanaman ibu mati untuk menyediakan ruang bagi bibit bambu.

Peristiwa berbunga massal juga menarik predator, terutama tikus. Ketersediaan buah yang tiba-tiba dalam jumlah besar di hutan mendatangkan puluhan juta tikus lapar yang memakan, tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang mengkhawatirkan. Setelah mereka melahap buah bambu, tikus-tikus mulai mengkonsumsi tanaman pangan lain - baik yang disimpan maupun yang masih di ladang. Oleh karenanya, peristiwa berbunganya bambu hampir selalu diikuti oleh kelaparan dan penyakit di desa-desa di dekatnya. Di timur laut negara bagian India, Mizoram, peristiwa menyeramkan, terjadi hampir setiap 48 sampai 50 tahun, ketika spesies bambu Melocanna baccifera berbunga dan berbuah. Fenomena ini terakhir terjadi pada tahun 2006 hingga 2008, dikenal dalam bahasa lokal sebagai Mautam atau "kematian bambu."

Seekor tikus hitam sedang memakan jagung di sebuah ladang dekat desa Zamuang di timur laut Mizoram

Spesies bambu Fargesia nitida, berbunga tiap 120 tahun sekali

Bambu yang sedang berbunga


Baca Juga:







Source: hiddenunseen.blogspot.com

Selasa, 29 September 2015

Hogweed Raksasa - Tanaman Beracun yang Invasif

Tumbuhan ini disebut hogweed raksasa dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 4 meter atau lebih. Bunga-bunga berwarna putihnya muncul cukup polos. Namun, ada bahaya yang bersembunyi di getah tanaman.

Bersembunyi di dalam batang dan tangkai tanaman ini adalah getah beracun yang bagaimanapun harus anda hindari. Hanya dengan terkena getahnya maka anda akan merasakan panas seperti terbakar pada kulit anda dan dalam beberapa kasus, kulit akan menderita luka bakar tingkat tiga.



Heracleum mantegazzianum, yang umumnya dikenal sebagai hogweed raksasa, adalah tanaman dalam keluarga Apiaceae. Tanaman ini fototoksik dan dianggap sebagai gulma berbahaya di banyak yurisdiksi. Hogweed raksasa adalah asli daerah Kaukasus dan Asia Tengah. Diperkenalkan ke Inggris sebagai tanaman hias di abad ke-19, dan juga telah menyebar ke banyak bagian lain Eropa, Amerika Serikat dan Kanada.

Getah hogweed raksasa menyebabkan phytophotodermatitis pada manusia, mengakibatkan lecet, luka tahan lama, Awalnya, warna kulit merah dan mulai gatal. Lepuh terbentuk seperti luka bakar dalam waktu 48 jam. Mereka membentuk bekas luka hitam atau keunguan yang dapat berlangsung beberapa tahun. Rawat Inap mungkin diperlukan. Jika getah mengenai mata, akan menyebabkan kebutaan. Reaksi serius ini karena turunan furocoumarin di daun, akar, batang, bunga, dan biji tanaman. Senyawa kimia ini dapat masuk ke dalam inti sel epitel, membentuk ikatan dengan DNA, menyebabkan sel-sel mati.


Jika Anda terkena getah tanaman ini, segera cuci bersih dengan sabun dan air. Dan karena getah beracun ini bereaksi dengan sinar matahari, lindungi bagian tubuh anda dari terkena sinar. karena sinar matahari mengaktifkan getah dan membuat luka bakar mengerikan.

Namun sayangnya, Anda tetap sensitif sehingga Anda bisa mendapatkan luka bakar di kemudian hari. Bahkan ketika mereka sudah sembuh, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian, Anda bisa mendapatkan luka bakar berulang.


Tanaman ini menyerupai hogweed yang umum (Heracleum sphondylium), Heracleum sosnowskyi atau taman angelica (Angelica archangelica).

Bagaimana kita mengidentifikasi hogweed raksasa? Ukuran tanaman adalah salah satu cara utama untuk membedakannya dari gulma yang serupa. Namun, sebelum tumbuh lebih tinggi dari manusia biasa, tanaman ini bisa terlihat seperti tanaman parsnip sapi (Heracleum maximum)  dan sepupunya, parsnip liar. Bunga-bunga dari hogweed raksasa terlihat lebih seperti payung. Sedangkan tanaman parsnip yang serupa bunga-bunganya jauh lebih datar.

Karena fototoksisitas dan sifat invasifnya, hogweed raksasa sering dimusnahkan. Di Inggris, ada larangan untuk menanam atau menyebabkan hogweed raksasa tumbuh di alam liar. Hogweed dikatagorikan sebagai gulma oleh pemerintah AS, dan karena itu ilegal untuk diimpor ke Amerika Serikat atau memindahkan antarnegara bagian tanpa izin dari Departemen Pertanian.




Baca Juga:





Minggu, 20 September 2015

Pengertian Hukum, Hipotesis dan Teori dalam Sains

Ketika berbicara tentang ide-ide ilmiah, kita sering mendengar istilah-istilah seperti teori, hipotesis, fakta, hukum, model, dll.  Beberapa istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi dengan arti yang lain dari arti ilmiah mereka. Seseorang mungkin mengatakan mereka punya teori, saat sebenarnya yang mereka punya adalah ide. Orang berbicara tentang hukum-hukum ilmiah seolah-olah mereka adalah fakta, atau menggunakan frase "cuma teori" untuk membedakannya dari beberapa kebenaran ideal. Jadi apa istilah-istilah tersebut dalam arti ilmiah?




Tiga besar dalam nomenklatur ilmiah adalah: hukum, hipotesis dan teori.

HUKUM
Sebuah hukum ilmiah adalah relasi empiris yang dapat diringkas dalam cara yang singkat baik secara lisan ataupun matematis, dan telah divalidasi oleh eksperimen, seperti Hukum Newton tentang Gerak. Dalam arti sempit, hukum harus berlaku tanpa kecuali. Inilah rasa yang sering digunakan ketika mengacu pada "hukum alam". Namun karena sejarah mereka, ada banyak hal yang kita sebut sebagai hukum yang sekarang kita tahu tidak ketat berlaku. Hukum Kepler dari Gerak Planet, misalnya, tidak sepenuhnya benar karena interaksi gravitasi antara planet-planet. Hukum Kepler hanyalah pendekatan yang masuk akal, tapi kita masih merujuk kepada mereka sebagai hukum karena sejarah mereka. Lebih buruk lagi, kita memiliki hal-hal seperti Hukum Bode untuk jarak planet, yang bukan merupakan hubungan yang valid sama sekali. Hal penting tentang hukum ilmiah, adalah bahwa mereka murni observasional. Sebuah hukum ilmiah tidak mengusulkan mekanisme yang mendasari, itu hanya merupakan hubungan yang teramati.

HIPOTESIS
Hipotesis adalah ide atau teori yang diusulkan yang dapat diuji baik secara eksperimental atau observasional. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Sebuah hipotesis dapat difalsifikasikan dengan bukti pengamatan saja, tanpa perlu eksperimen yang berulang.

TEORI
Sebuah teori adalah hipotesis yang komprehensif atau set hipotesis yang telah divalidasi oleh pertemuan bukti dari berbagai sumber observasional dan / atau eksperimental. Biasanya teori mengacu pada sesuatu yang divalidasi dengan baik oleh bukti ilmiah yang telah menjadi aspek mendasar dari bidangnya. Sebuah teori tidak pernah benar-benar dapat dibuktikan benar, sehingga selalu mungkin bahwa sebuah teori dasar dapat ditemukan tidak valid, tapi sangat-sangat jarang. Akan membutuhkan bukti tak terbantahkan untuk membatalkan teori semacam itu.  Sebuah hipotesis baru harus mampu menjelaskan semua bukti pengamatan dari teori lama, dan juga harus memperhitungkan bukti baru yang menyanggah teori lama. Dan harus melakukan hal ini ke tingkat yang sama dan presisi (jika tidak lebih baik) daripada teori yang digantikannya. Hal ini terjadi, misalnya ketika teori mekanika quantum menggantikan mekanika Newton untuk hal-hal seperti atom dan molekul, dan ketika relativitas umum menggantikannya untuk objek-obyek yang lebih besar.


Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jumlah "kebenaran" tidak meningkat pada setiap tingkat. Ini bukan kasus dimana hipotesis menjadi teori dan teori menjadi hukum. Sebuah hipotesis dapat menjadi teori, tetapi lebih sering beberapa hipotesis diintegrasikan ke dalam teori umum. Dan juga tidak harus menjadi hukum, karena hukum adalah sebuah hubungan yang diamati. Biasanya malah hipotesis dan teori-teori yang dibangun dari hukum-hukum, seperti Teori Gravitasi dibangun di atas hukum Newton tentang gerak dan hukum gravitasi. Dalam sains, teori adalah hal pokok, karena sangat divalidasi oleh realitas bukti ilmiah.

Ada beberapa variasi dalam penggunaan dalam bidang ilmu yang berbeda, dan bahkan individu yang berbeda dalam bidang tertentu. Biasanya beberapa ilmuwan astrofisika menyebut "Model" untuk hal-hal yang hipotesis. Jadi Modified Newtonian Dynamics (Mond) adalah model yang telah sebagian besar (tetapi tidak seluruhnya) tidak valid oleh bukti pengamatan, sedangkan materi gelap adalah model kuat yang sebagian besar telah (meskipun tidak sepenuhnya) divalidasi oleh bukti pengamatan. Penggunaan kata Model memang bagai jembatan yang baik antara penggunaan umum dan ilmiah yang menunjukkan bahwa itu lebih dari sekedar ide belaka, tetapi juga bahwa itu masih terbuka untuk diteliti dan dibantah.

Dengan semua istilah-istilah ini, tujuannya adalah untuk mengejar pemahaman yang lebih dan lebih luas dari alam semesta. Jadi kita menemukan hukum-hukum, mengembangkan hipotesis-hipotesis, dan menguji mereka sampai mereka gagal atau dimodifikasi dan diintegrasikan ke dalam hipotesis-hipotesis yang lebih baik. Dan mendorong untuk terciptanya teori yang mendalam dan kuat yang mewakili pemahaman terbaik kita mengenai alam.


Baca Juga:







Sumber: Brian Koberlein

Apakah Hukum Fisika dapat Dilanggar?

Salah satu asumsi yang dimiliki oleh para ilmuwan tentang alam semesta adalah bahwa ada hukum-hukum fisika mutlak yang menggambarkan atau mengatur perilaku kosmos. Mereka sering disebut sebagai Hukum Fisika atau hukum alam. Tentu saja teori-teori ilmiah yang telah dibangun dan berkembang selama berabad-abad dari percobaan dan pengamatan, juga disebut sebagai hukum fisika. Keduanya tidak selalu sama, itulah mengapa kita kadang-kadang mendengar bahwa beberapa penemuan baru dikatakan sebagai "melanggar hukum fisika."



Meskipun AMJG tidak terlalu suka istilah diatas, namun itu memunculkan pertanyaan yang menarik. Dapatkah hukum fisika dilanggar?

Jika Anda mengambil posisi bahwa terdapat beberapa set hukum-hukum fisika mutlak di alam, maka jawabannya adalah "tidak dapat dilanggar!". Setiap pelanggaran dari teori-teori ilmiah yang telah dibangun oleh para ilmuwan, hanya akan menunjukkan bahwa "hukum fisika" tersebutt bukanlah Hukum Fisika yang sebenarnya dan karena itu harus diubah, dimodifikas dan disesuaikan. Namun, jika Anda mengambil posisi bahwa hukum fisika adalah pengetahuan yang kita ketahui dan miliki dari alam semesta, maka jelas hukum fisika "dapat dilanggar!" (karena tentu pengetahuan kita manusia terbatas). Tujuan para ilmuwan kemudian menemukan dan membangun satu set hukum-hukum fisika yang tidak dapat dilanggar.

Meskipun tampaknya masuk akal untuk menganggap bahwa ada beberapa set hukum-hukum fisika yang mutlak, namun para ilmuwan tidak memiliki cara untuk membuktikan hal itu. Ide ini adalah asumsi metafisik yang tidak pernah dapat diuji. Para ilmuwan mungkin menemukan aturan mutlak alam semesta melalui studi ilmiah, tapi mereka tetap tidak pernah bisa yakin mengenai kemungkinan adanya beberapa proses yang melanggar aturan diluar sana yang belum diamati. Para ilmuwan juga mungkin mencapai titik di mana mereka tidak memiliki cara untuk membedakan antara model-model yang bersaing. Misalnya, ide model inflasi kosmik awal akan menjelaskan hal-hal seperti mengapa alam semesta tampaknya seragam. Setelah BICEP2 menemukan bahwa kehadiran debu di alam semesta dapat mengaburkan bukti dari inflasi kosmik awal, maka bagaimana mereka tahu bahwa inflasi kosmik awal benar-benar terjadi atau tidak?

Tentu saja ada kemungkinan bahwa tidak ada Hukum Fisika Mutlak. Yang ada mungkin hanya aturan pendekatan atau perkiraan yang kita dapat temukan, seperti permainan Twenty Questions. Salah satu kekuatan dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia tetap berlaku bahkan jika hukum mutlak tidak ada. Teori-teori yang berkembang selama ini hanya sebaik bukti-bukti, dan selalu terbuka untuk perbaikan.

Itulah mengapa para ilmuwan suka menemukan beberapa fenomena baru yang "melanggar hukum fisika." Ini berarti mereka dapat belajar sesuatu yang baru tentang alam semesta.


Baca Juga:









Source: Brian Koberlein

Sabtu, 19 September 2015

Formasi Awan Pileus Nan Indah

Sebuah formasi awan berwarna warni yang menakjubkan muncul di langir Costarika, membuat membuat ketakjuban dan kehebohan orang-orang disana.



Pemandangan unik itu terlihat pada Selasa 15 September lalu di kota-kota San Jose, Parrita, Pavas, Escazu, dan Hatillo. Kebetulan penampakan itu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Costa Rica.

para saksi mata mengambil foto dan video dan berbagi di media sosial, bahkan dengan komentar yang membicarakan hari kiamat.


Seorang warga bernama Joey Petit mengatakan kepada ABC News, bahwa saat itu ia dan keluarganya berada di taman bermain ketika anaknya Ariel yang berusia 11 tahun, melihat formasi aneh di awan. Ayahnya mengatakan: "Dia segera meraih kamera dan mulai mengambil video dan foto. Kami hanya begitu kagum. Kami tidak tahu apa itu dan kami tidak pernah melihat sesuatu seperti itu".

Warga lain, Jessie Montealegre, menambahkan: "Ini sangat menakjubkan. Ini seperti tanda Tuhan"'. Para pengguna media sosial pun ramai menyodorkan teori tentang pembentukan awan itu, bahkan menyebutkan mahluk luar angkasa dan UFO.




Lalu apakah sebenarnya fenomena menakjubkan itu?

Sebenarnya itu hanyalah jenis awan yang langka, namun telah dipahami dengan baik oleh para ilmuwan. Formasi awan seperti itu dikenal dengan nama Awan Pileus.

Awan Pileus terjadi ketika awan cumulus atau cumulonimbus yang mengandung udara hangat mengalir keatas. Kadang ada lapisan udara tipis diatasnya yang kemudian terdorong awan cumulus ini. Saat terdorong keatas, lapisan udara tipis ini mengembang dan mendingin secara adiabatis. Uap air di dalamnya mengembun menjadi tetesan-tetesan, menghasilkan awan tipis duduk sebagai topi (cap) atau pileus diatas cumulus yang meningkat.


Warna warni cerah yang terlihat di pileus adalah difraksi sinar matahari tetesan-tetesan (droplets) di awan pileus. Warna warni akan semakin terlihat kuat ketika tetesan-tetsan kecil dan serupa dalam ukuran.

Dibawah ini adalah foto-foto awan Pileus lainnya yang berwarna-warni (iridescent) yang diambil dari seluruh dunia








Baca Juga:




Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top