Kereta Api Hantu St. Louis
Sejak abad abad lalu, desa St. Louis, Saskatchewan Kanada, telah terkenal dengan fenomena supranatural yang dikenal sebagai "Kereta Api Hantu St. Louis" (St. Louis Ghost Train). Pada persimpangan kereta api tua yang terletak di luar desa, saksi-saksi telah lama melaporkan melihat apa yang tampaknya seperti cahaya dari lampu sorot kereta api di kejauhan, yang muncul entah dari mana dan secara bertahap bergerak ke arah mereka. Hal ini biasanya disertai dengan cahaya merah yang lebih kecil, dan keduanya akan menghilang tanpa penjelasan sebelum mencapai persimpangan kereta api.
Menurut legenda setempat, seorang kondektur pernah terpenggal kepalanya oleh kereta api pada lintasan kereta api ini, dan ini membuat keyakinan bahwa cahaya yang lebih besar merupakan cahaya lampu kereta api dan lampu merah merupakan lentera yang dibawa oleh hantu kondektur tanpa kepala. Meskipun lintasan kereta api kini telah tak digunakan selama lebih dari 30 tahun, dan rel nya juga sudah tidak lagi ada, namun lampu hantu tersebut terus membuat penampakan.
Baru-baru ini, dua siswa sekolah menengah setempat berusaha untuk memecahkan misteri sebagai bagian dari proyek ilmiah mereka. Mereka menunggu di persimpangan kereta api tersebut sementara salah satu ayah dari mereka mengendarai mobilnya dengan lampu menyala dari berbagai lokasi di kejauhan. Ketika mobil itu berada di jalan raya puncak bukit, 8 kilometer (5 mil) jauhnya, kedua siswa tersebut melihat cahaya lampu menyerupai cahaya kereta api hantu. Mereka kemudian berteori bahwa cahaya yang selama ini dikenal sebagai cahaya dari kereta api hantu sebenarnya hanyalah lampu kendaraan yang ditingkatkan oleh fenomena optik yang dikenal sebagai difraksi.
Kedua siswa tersebut akhirnya memenangkan penghargaan di pameran ilmu pengetahuan. Namun banyak warga tidak percaya bahwa teori mereka telah menyingkap misteri, karena laporan penampakan kereta api hantu berawal sebelum mobil digunakan di wilayah tersebut.
Kereta Api Hantu Manggarai
Jika Anda penumpang kereta jurusan Jakarta-Bogor dan Jakarta-Depok, cerita soal kereta hantu Manggarai pastinya tak asing lagi di telinga. Sudah bertahun-tahun cerita mistis ini buat heboh.
Sebenarnya cerita kereta hantu ini mulai ramai diperbincangkan sejak 6 tahun lalu. Peristiwanya bermula saat penumpang yang menumpang kereta jurusan Bogor naik kereta dari arah Manggarai hampir larut malam.
Kala itu si penumpang mengaku tak ada keadaan berbeda meski saat dia mendatangi stasiun hari sudah larut malam dan jam operasional sebenarnya tak ada lagi. Penumpang itu naik, dan setibanya di Bogor dan turun, tiba-tiba saja kereta yang dia tumpangi hilang begitu saja.
Beberapa bulan setelah itu, heboh lagi kereta hantu tanpa masinis dan tidak berpenumpang yang melintas dari Manggarai hingga Bogor. Percaya atau tidak, beberapa orang katanya melihat dengan mata mereka sendiri kereta berjalan sendiri.
Bahkan seorang penjaga pintu perlintasan di Bukit Duri, Jakarta, juga menyebut tiba-tiba sirene pintu lintasan berbunyi. Padahal, waktu itu baru pukul 04.00 WIB, dimana seharusnya belum ada kereta yang beroperasi. Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba melintas sebuah rangkaian kereta dari arah Bogor dengan kecepatan sekitar 60-80 km, menarik 4 gerbong dengan kondisi kosong tak ada penumpang dan tak ada masinis.
Kereta Api Berjalan Sendiri di Malang
Jika Para pengguna kereta api listrik (KRL) jurusan Jakarta-Bogor pernah dihebohkan dengan gosip soal adanya kereta hantu Manggarai, Di Kota Malang, Jawa Timur, kejadian aneh itu bukan lagi sekadar gosip, namun benar-benar terjadi di tahun 2010.
Peristiwa yang menggegerkan warga Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang itu terjadi sekitar pukul 13.15 WIB. Empat gerbong dari Kereta Api Eksekutif Gajayana jurusan Jakarta-Malang, tiba-tiba berjalan sendiri, sampai akhirnya menabrak tiga rumah di bantaran rel.
Kejadian ini bermula saat KA dari Stasiun Gambir Jakarta, tiba di perhentian terakhirnya, Stasiun Kota Baru, Malang, sekitar pukul 11.55 WIB. Kereta ini terdiri dari lokomotif, satu gerbong makan, satu gerbong pembangkit, dan tujuh gerbong penumpang.
Humas PT Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya mengatakan, setelah penumpang turun semua, kereta lalu langsir guna diparkir di jalur ’4’. Jalur ini adalah jalur mati, dan hanya digunakan untuk memperbaiki, atau membersihkan kereta sebelum diberangkatkan lagi.
Di jalur tersebut, sejumlah teknisi lalu melaksanakan tugas mereka, memperbaiki dan membersihkan kereta tersebut. Salah satu petugas lalu menjalankan prosedur keamanan, dengan memutus sambungan lokomotif dan gerbong. Sambungan antara gerbong nomor lima, dengan gerbong nomor enam, juga diputus. Hal itu dilakukan karena ada beberapa perbaikan di gerbong tersebut, antara lain mengganti karet yang ada di sambungan gerbong, dan masalah kelistrikan.
Nah, saat dalam masa perbaikan ini, empat gerbong paling belakang, tiba-tiba berjalan sendiri. Sejumlah teknisi yang bekerja saat itu memastikan, tidak ada satupun teknisi yang berada di dalam empat gerbong tersebut. Para teknisi juga mengaku, sudah melakukan semua standar operasional keamanan, termasuk memberi kereta stop block, atau ganjalan khusus yang digunakan untuk menghambat roda kereta saat berhenti.
Kereta itu akhirnya terus berjalan, menempuh jarak 2,5 kilometer sampai Stasiun Kotalama, hingga akhirnya ’dipaksa’ berhenti di sana. Petugas signal di stasiun tersebut, Achmad Suyuthi, lalu membelokkan rel yang dilintasi kereta itu.
Tujuannya, agar kereta bisa menabrak spoor-box. Spoor-box adalah semacam beton yang dipasang di ujung rel mati. Fungsinya, memang untuk ditabrakkan kereta yang tidak bisa berhenti.
Keputusan membelokkan kereta ke spoor-box ini memang sebuah prosedur standar. Kalau saja kereta itu tidak ditabrakkan spoor-box, akibatnya bisa lebih fatal. Kereta bisa terus bergerak liar, dan bisa ditabrak kereta lain yang datang dari arah selatan. Kereta memang akhirnya berbelok dan menabrak beton tebal tersebut. Namun, laju dan beban empat gerbong tersebut nyatanya terlalu kuat untuk ditahan.
Keempat gerbong itu terus melaju, hingga akhirnya menerjang tiga rumah warga di bantaran rel. Tiga rumah yang punya alamat resmi Jl Simpang Peltu Sujono RT11/RW3, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun itu antara lain milik Misno (46), Jamil (70), dan Sutrisno (50).
Rumah milik Misno dan Jamil hancur rata dengan tanah. Sementara rumah milik Sutrisno, yang baru saja direnovasi karena putrinya akan mantu bulan Maret 2011, rusak berat. Nahas, kejadian ini makan korban jiwa. Anak Misno, Muhammad Nur Rosyid (2), tewas.
Yang menarik, peristiwa kereta menabrak rumah di perkampungan bantaran rel Stasiun Kota Lama ini bukanlah yang pertama. Tahun 2005, rangkaian gerbong tangki dari Depo Jagalan, juga menerjang rumah warga.
Makin menarik, karena yang ditabrak pun sama, yakni rumah Misno. Ketika itu, bibi Misno, Rupiatin (56), mengalami luka berat di kaki, yang dideritanya sampai sekarang. Karena mengalami dua kali kejadian yang serupa, maka keluarga Misno memutuskan untuk tidak lagi tinggal di situ selamanya.
Lokomotif Berjalan Sendiri di Semarang
Kejadian menarik yang sama juga terjadi di Semarang, yaitu Fenomena Kereta jalan sendiri, ada yang bilang itu adalah kereta hantu.
Tiga rumah warga yang terletak di Dukuh Mijen, Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu, Kendal, rusak setelah diterjang oleh lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operaso (Daops) IV Semarang, pada tahun 2013. Yang mengejutkan ternyata lokomotif itu berjalan sendiri tanpa diawaki masinis.
Tanpa dikendalikan oleh masinis, lokomotif bernomor seri CC 202328 itu, berjalan dari Stasiun Poncol Semarang, pada hari Minggu pagi, sekitar pukul 04:00 Wib. Lokomotif buatan General Electric, Amerika Serikat tahun 2009 itu, berjalan sendiri sejauh kurang lebih 17,2 Km ke arah barat.
Lokomotif itu baru berhenti setelah keluar dari rel, dan terhempas ke area persawahan di Dusun Mijen, Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwunggu, Kendal. Tidak hanya itu saja, tiga rumah warga mengalami kerusakan, setelah terhempas oleh kereta yang keluar dari jalur itu.
Manajemer Humas PT KAI Daops IV Semarang, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, lokomotif itu berjalan sendiri saat tengah dilakukan pemanasan mesin di Stasiun Poncol.
“Kejadiannya saat itu sedang dipanasi mesinnya. Kemudian begitu tahu lokomotif berjalan sendiri dari Stasiun Poncol, kami langsung menghubungi penjaga perlintasan kereta api, yang kemungkinan dilewati oleh lokomotif itu, agar segera menutup pintu perlintasan. Ada kurang lebih 10 pintu perlintasan yang langsung ditutup, sehingga tidak ada tabrakan di sepanjang jalur yang dilalui lokomotif itu,” jelasnya.
Meski Ada Kandang kambing dan tiga rumah warga Nolokarto yang rusak, Untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Setelah kejadian itu, lokomotif tersebut diperbaiki di Balai Yasa Yogyakarta. Tapi Fenomena Kereta Jalan sendiri ini masih banyak di perbincangkan di semarang, ada yang bilang bahwa lokomotif tersebut adalah lokmotif kereta hantu yang jalan sendiri di Semarang.
Kereta Api yang Berjalan Sendiri di Kanada
Kecelakaan kereta api yang terjadi di Kota Lac-Megantic Kanada, juga serupa. Kereta yang awalnya sedang berhenti tiba-tiba berjalan sendiri tanpa masinis hingga kemudian meledak. Akibatnya 1 orang tewas dan 1000 warga di sekitar ledakan harus mengungsi karena rumah mereka hancur. Salah satu bangunan yang hancur itu termasuk bar yang tengah dipenuhi pengunjung.
Warga setempat mempercayai kereta tersebut dikendalikan oleh hantu. Rumor ini pun dengan cepat menyebar dan menjadi buah bibir dan ketakutan para penduduk.
“Tak ada masinis. Juga tak berawak,” kata seorang pemuda bercerita kepada teman-temannya di depan toko kelontong, seperti dimuat News.com.au 2013.
Kabar ini semakin diperkuat oleh pernyataan seorang saksi mata yang menyebut kereta itu berjalan tanpa masinis dengan kecepatan biasa-biasa saja saat menuju kota Lac-Megantic.
Kepala Perkeretaapian wilayah tersebut, Denis Lauzon menyatakan, pihaknya belum dapat mengonfirmasi penyebab kenapa kereta bergerak sendiri tanpa masinis. “Kami belum bisa memberikan pernyataan resmi,” ungkap Denis.
Dalam lansiran BBC, kecelakaan ini diduga akibat cara parkir kereta yang salah di tempat pemberhentiannya. Sehingga kereta meluncur tanpa ada yang mengendalikan ke arah kota Lac-Megantic yang berada di dataran rendah.
Baca Juga:
Sumber: terselubung.in
0 komentar:
Posting Komentar