Kamis, 08 Oktober 2015

Epos Gilgames dan Atrahasis Sumeria

Epos atau Wiracarita adalah sejenis karya sastra tradisional yang menceritakan kisah kepahlawanan (wira berarti pahlawan dan carita adalah cerita/kisah). Epos ini seringkali dinyatakan dalam bentuk puisi atau syair.

Setiap Kebudayaan Besar selalu memiliki Epos nya masing-masing. Seperti India dengan Ramayana dan Mahabarata nya, Yunani dengan Illiad dan Odyssey nya serta Kebudayaan Mesopotamia dengan Gilgamesh dan Atrahasis nya.




Epos Gilgamesh

Epos Gilgames sebuah puisi epik dari Mesopotamia dan merupakan salah satu di antara karya sastra paling awal yang dikenal. Sebagai rangkaian legenda dan puisi Sumeria tentang raja Uruk atau pahlawan mitos Gilgames, yang dianggap sebagai penguasa pada millennium ketiga SM, dikumpulkan hingga menjadi sebuah puisi Akkadia yang panjang di kemudian hari, dengan versi terlengkap yang masih ada hingga sekarang dilestarikan dalam lempengan-lempengan tanah liat dalam koleksi perpustakaan raja Asyurbanipal dari Asyur pada abad ke-7 SM.

Pemerintahan Gilgames yang dianggap historis diyakini berlangsung sekitar tahun 2700 SM-2500 SM, 200-400 tahun sebelum kisah-kisah tertulis tertua yang dikenal. Penemuan artifak yang berkaitan dengan Agga dan Enmebaragesi dari Kish, dua raja lainnya yang disebut dalam cerita-cerita ini, telah memberikan kredibilitas kepada keberadaan historis Gilgames

Situs arkeologi dari Uruk, 30 kms timur dari Samara di Irak. Uruk terkenal karena dinding-dindingnya yang pertama kali dibangun 4.700 tahun yang lalu oleh bangsa Sumeria Raja Gilgamesh

Sejarah epos ini seringkali dibagi ke dalam tiga periode: lama, menengah, dan kemudian. Sementara ada banyak versi dari cerita ini selama rentangan hampir 2000 tahun, hanya periode lama dan kemudian yang telah memberikan cukup banyak temuan yang cukup signifikan yang memungkinkan penerjemahan yang koheren. Oleh karena itu, versi Babilonia lama, dan apa yang kini dirujuk sebagai edisi standar adalah teks-teks yang paling sering dimanfaatkan. Meskipun demikian, edisi standarnya telah menjadi dasar bagi terjemahan-terjemahan modern, dan versi lama hanya melengkapi versi standar apabila celah dalam lempengan tulisan pakunya besar.

Versi Sumeria tertua dari epos ini berasal dari masa Dinasti ketiga Ur (2150 SM-2000 SM). Versi Akkadia paling awal berasal dari awal milenium kedua. Versi Akkadia "standar", disusun oleh Sin-liqe-unninni pada masa antara 1300 SM dan 1000 SM. Versi-versi Akkadia standard dan yang lebih awal dibedakan berdasarkan kata-kata pembukaannya. Versi yang lebih tua dimulai dengan kata-kata "Mengalahkan semua raja lainnya", sementara pembukaan versi standarnya incipit adalah "Ia yang melihat kedalaman" (ša nagbu amāru). Kata bahasa Akkadia nagbu, "kedalaman", kemungkinan harus diterjemahkan di sini sebagai "misteri yang tidak dikenal". Namun, Andrew George percaya bahwa kata ini merujuk kepada pengetahuan khusus yang dibawa kembali Gilgames dari perjumpaannya dengan Uta-napishti: di sana ia memperoleh pengetahuan tentang ranah Ea, yang ranah kosmiknya dianggap sebagai mata air hikmat. Pada umumnya, para penafsir merasa bahwa Gilgames diberikan pengetahuan tentang bagaimana menyembah para dewata, tentang mengapa kematian ditetapkan untuk manusia, tentang apa yang menjadikan seseorang raja yang baik, dan tentang hakikat sejati tentang bagaimana menjalani hidup yang baik.

Isi kesebelas lempengan tanah liat

1. Gilgames dari Uruk, raja terbesar di muka bumi, dua-pertiga dewa dan sepertiga manusia, adalah Raja-Dewa terkuat yang pernah ada. Ketika rakyatnya mengeluh bahwa ia terlalu kejam, dan menyalahgunakan kekuasaannya dengan tidur dengan perempuan-perempuan lain sebelum mereka ditiduri oleh suami mereka, dewi penciptaan Aruru menciptakan manusia liar Enkidu, lawan yang sepadan yang juga menjadi pengganggu perhatiannya. Enkidu takluk oleh pikatan seorang imam perempuan/pelacur (pelacur kuil) Shamhat.

2. Enkidu menantang Gilgames. Setelah bertempur hebat, Gilgames dan Enkidu bersahabat (bagian ini hilang dari versi Babilonia Standar tetapi dipasok dari versi-versi lainnya). Gilgames mengusulkan sebuah petualangan ke Hutan para Dewa di Gunung Aras untuk membunuh suatu roh jahat.

3. Gilgames dan Enkidu bersiap-siap melakukan petualangan ke Hutan Aras, dengan dukungan dari banyak pihak termasuk dewa matahari Shamash.

4. Gilgames dan Enkidu pergi ke Hutan Aras.

5. Gilgames dan Enkidu, dengan bantuan dari Shamash, membunuh Humbaba, roh jahat/monster penjaga pohon-pohon. Tetapi sebelum ini terjadi Humbaba mengutuk mereka berdua, dan mengatakan bahwa salah seorang dari mereka akan mati karena hal ini; lalu Gilgames dan Enkidu menebang pohon-pohon, yang mereka apungkan sebagai rakit untuk kembali ke Uruk.

 Humbaba dikeroyok oleh Gilgames dan Enkidu

6. Gilgames menolak ajakan seksual dari anak perempuan Anu, dewi Ishtar. Ishtar meminta kepada ayahnya agar mengirimkan "Banteng Surgawi" untuk membalas penolakan ajakan seksual ini. Gilgames dan Enkidu membunuh sang banteng.

7. Para dewata memutuskan bahwa ada yang harus dihukum karena membunuh sang Banteng Surgawi. Mereka menghukum Enkidu. Hal ini juga menggenapi kutukan Humbaba. Enkidu jatuh sakit dan menggambarkan Dunia bawah sementara ia terbaring sekarat.

8. Gilgames meratap karena Enkidu, sambil menawarkan berbagai pemberian kepada banyak dewata agar mereka mau berjalan di sisi Enkidu di dunia bawah.

9. Gilgames berangkat untuk mengelakkan nasib Enkidu dan membuat perjalanan berbahaya untuk mengunjungi Utnapishtim dan istrinya, satu-satunya manusia yang berhasil selamat dari banjir yang sangat dahsyat yang diberikan keabadian oleh para dewata, dengan harapan bahwa ia pun dapat memperoleh keabadian. Dalam perjalanan, Gilgames berjumpa dengan alewyfe Siduri yang berusaha membujuknya agar menghentikan perjalanannya itu.

10. Gilgames berangkat dengan kapal melintasi Air Kematian bersama Urshanabi, sang jurumudi, dan menyelesaikan perjalanan menuju dunia bawah.

11. Gilgames berjumpa dengan Utnapishtim, yang menceritakan kepadanya tentang air bah yang dahsyat dan dengan enggan memberikan kepadanya kesempatan untuk hidup abadi.

Ia mengatakan kepada Gilgames bahwa bila ia dapat bertahan tidak tidur selama enam hari dan tujuh malam, ia akan abadi. Namun, Gilgames jatuh tertidur dan Utnapishtim menyuruh istrinya memanggang roti untuk setiap hari ia tertidur, sehingga Gilgames tidak dapat menyangkal kegagalannya.

Ketika Gilgames terbangun, Utnapishtim menceritakan lagi kepadanya tentang sebuah tanaman yang terdapat di dasar laut dan bahwa bila ia memperolehnya dan memakannya, ia akan menjadi muda kembali, menjadi seorang pemuda lagi. Gilgames memperoleh tanaman itu, tetapi ia tidak segera memakannya karena ia ingin juga membagikannya kepada para tua-tua Uruk lainnya. Ia menempatkan tanaman itu di tepi sebuah danau sementara ia mandi, dan tanaman itu dicuri oleh seekor ular.


Setelah gagal dalam kedua kesempatan itu, Gilgames kembali ke Uruk, dan ketika ia melihat dinding-dindingnya yang begitu besar dan kuat, ia memuji karya abadi manusia yang fana ini. Gilgames menyadari bahwa cara makhluk fana untuk mencapai keabadian adalah melalui karya peradaban dan kebudayaan yang kekal.

_____________________________________________________________________________________________________

Namun sebuah tablet yang baru saja ditemukan memberikan gambaran yang lebih rinci dari 'Hutan para Dewa' di Pegunungan Aras yang merupakan bagian dari tablet kelima.

Tablet baru tersebut menggambarkan Hutan Aras penuh dengan suara burung, jangkrik dan monyet yang menjerit dan berteriak di pohon-pohon.  Humbaba muncul bukan sebagai monster atau roh jahat tetapi sebagai penguasa asing, yang terhibur oleh suara-suara hutan. Baris lain juga mengungkapkan bagaimana Enkidu dan Humbaba adalah teman masa kecil

Tablet temuan terbaru juga mengungkapkan rasa sesal dan bersalah yang Gilgames dan Enkidu rasakan ketika menghancurkan hutan.
_____________________________________________________________________________________________________



Epos Atrahasis

Epos Atrahasis adalah cerita mengenai penciptaan sampai air bah yang berasal dari Babilonia. Diduga ditulis sekitar abad ke-18 SM dalam bahasa Akkadia. Merupakan salah satu dari 3 cerita air bah yang terawetkan dari zaman Babel. Salinan tertua tradisi epos mengenai Atrahasis dapat dilacak waktu penulisannya dari bagian kolofon (catatan kaki, yang mencantumkan identifikasi pembuat prasasti) ke zaman pemerintahan cicit Hammurabi, Ammi-Saduqa (1646–1626 SM), tetapi ada lagi sejumlah fragmen Babel tua; naskah ini terus disalin sampai ke milenium pertama SM.

Kisah Atrahasis juga ada dalam versi Asyur yang kemudian, pertama kalinya ditemukan di perpustakaan raja Asyurbanipal, tetapi karena keadaan tablet yang buruk dan kata-kata yang bermakna tidak jelas, terjemahannya juga tidak dapat dipastikan. Fragmen-fragmen ini pertama-tama digabungkan dan diterjemahkan oleh pakar assyriologis George Smith sebagai The Chaldean Account of Genesis (Kisah Kejadian dari Kasdim); nama pahlawannya dibetulkan menjadi Atra-Hasis oleh Heinrich Zimmern pada tahun 1899. Nama Atrahasis (="luarbiasa bijak"; "exceedingly wise") atau "Atra-Hasis" muncul dalam salah satu Daftar Raja Sumeria sebagai raja dari Shuruppak pada waktu sebelum air bah.

Isi
Panjang Epos Atrahasis adalah 1245 baris. Versi yang terlengkap terdiri dari 3 lempengan Tablet. Epos ini merupakan cerita tentang air bah yang paling lengkap dibandingkan cerita-cerita air bah lainnya yang beredar di Mesopotamia selain Epos Gilgamesh.

Tablet I
Tablet I memuat cerita penciptaan berkaitan dengan dewa-dewa Sumeria Anu, Enlil, dan Enki, yaitu dewa langit, angin dan air, “ketika dewa-dewa hidup dengan cara manusia” menurut catatan (incipit) itu. Berdasarkan undian (cleromancy; casting of lots), langit diperintah oleh Anu, bumi oleh Enlil, dan lautan oleh Enki. Enlil menugaskan dewa-dewa muda (dingir, junior divines) untuk bekerja menggali tanah untuk membuat irigasi dan bercocok tanam.


Setelah 40 tahun, para dingir itu merasa pekerjaan itu begitu berat sehingga mereka memberontak dan menolak untuk bekerja berat semacam itu. Mereka kemudian pergi ke istana dewa Enlil sebagai sang penguasa dunia dengan tujuan membakar habis istana tersebut. Ini membuat Enlil amat murka dan ia membunuh dewa yang menjadi pemimpin pemberontakan tersebut.

Namun Enki, yang juga merupakan penasehat bijak dan berhati baik dari para dewa itu, mengusulkan untuk tidak menghukum semua dingir, melainkan menciptakan manusia untuk melakukan pekerjaan menggantikan para dewa. Enlil lalu menyuruh dewi ibu Mami untuk menciptakan manusia dengan membentuk tanah liat yang dicampuri daging dan darah dewa yang dibunuh Geshtu-E, “dewa yang memiliki kepandaian” (namanya berarti “telinga” atau “hikmat”). Semua dewa bergantian meludah kepada tanah liat itu. Setelah 10 bulan, suatu bentuk rahim pecah dan lahirlah para manusia.

Dewa-dewa menjadi senang karena manusia mau melakukan pekerjaan mereka. Akan tetapi, manusia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menjadi begitu ribut. Akibatnya, banyak dewa yang terganggu istirahatnya. Atrahasis disebut-sebut di akhir Tablet I.

Tablet II
Mengingat jumlah manusia yang terlalu banyak maka penyakit, kelaparan dan masa kekeringan pun diberikan oleh Enlil agar keributan manusia dapat dikurangi dalam tenggang waktu 1200 tahun setiap kalinya. Nampaknya dalam epos ini Enlil digambarkan sebagai dewa yang jahat, sedangkan Enki adalah dewa yang baik, mungkin karena kisah ini ditulis oleh para imam penyembah Enki. Tablet II rusak berat, tetapi di akhirnya dituliskan bahwa dalam persidangan para dewa, diputuskanlah bahwa seluruh manusia akan dibinasakan dengan air bah. Enki atau Ea yang rupanya senang dengan manusia diwajibkan untuk merahasiakan hal itu dari manusia.

Tablet III
Tablet III ini memuat cerita air bah. Bagian inilah yang diadaptasi dalam Epos Gilgames Tablet IX. Dikisahkan bahwa manusia yang disenangi Enki adalah Atrahasis dari Shuruppak. Ia memberitahukan rencana tersebut pada Atrahasis Enki berbicara melalui tembok jerami (mengindikasikan suatu ramalan) untuk membongkar rumahnya dan membuat sebuah kapal besar supaya Atrahasis bersama keluarganya selamat dari bencana air bah kiriman Enlil itu. Kapal itu mempunyai atap seperti Apsu (dunia air di bawah tanah yang merupakan tempat bertahtanya Enki), lantai atas dan bawah, dan dilekatkan dengan bitumen. Atrahasis memasuki kapal beserta keluarganya dan para binatang dan kemudian menutup pintu rapat-rapat. Angin ribut dan air bah mulai datang. Dewa-dewapun ketakutan. Setelah 7 hari, air bah berhenti dan Atrahasis mempersembahkan korban kepada para dewa. Enlil marah karena menganggap Enki melanggar sumpahnya untuk merahasiakan. Tetapi Enki menolak melanggar sumpah dan mengatakan bahwa: “Aku mau memastikan hidup itu terpelihara.” Enki dan Enlil sepakat untuk mengatur jumlah penduduk manusia dengan cara lain.


_____________________________________________________________________________________________________


Banyak orang yang menyatakan kemiripan epos-epos diatas dengan kisah-kisah Alkitab. Namun menurut AMJG, epos diatas hanyalah dongeng-dongeng atau karangan manusia. Bisa saja pengarangnya terinspirasi dengan kitab-kitab suci terdahulu lalu membuat ceritanya sendiri atau mungkin juga epos-epos diatas adalah kisah dari kitab suci terdahulu yang sudah sangat terdistorsi setelah berulang kali diceritakan kembali.

Bayangkan saja seperti ini: Ribuan tahun setelah masakini, para arkeolog masa depan menemukan kisah Harry Potter, misalnya. Lalu apakah benar jika mereka menyimpulkan bahwa kehidupan ribuan tahun lalu (masakini kita) penuh dengan para tukang sihir? ... hehehe


Baca Juga:








Sumber: Wikipedia

Rabu, 07 Oktober 2015

Progreso Pier - Dermaga Terpanjang di Dunia

Kota pelabuhan Progreso, di negara bagian Yucatán, Meksiko, memiliki dermaga terpanjang di dunia. Dibangun dengan beton bertulang, dermaga menjorok keluar dari pantai Teluk Meksiko sejauh 6,5 km, dan terlihat lebih seperti sebuah jembatan ke negeri yang jauh.



Dermaga yang sangat panjang ini diperlukan untuk memungkinkan kapal-kapal besar berlabuh karena pantai Yucatan sangat dangkal. Beting batu kapur yang membentuk Semenanjung Yucatán melandai jauh pada sudut dangkal yang secara harfiah butuh beberapa kilometer sebelum air cukup dalam untuk mengakomodasi kapal-kapal besar. Penumpang turun pada ujung dermaga, dan kemudian menaiki kendaraan antar-jemput gratis atau taksi ke pantai dan ke kota.

Dermaga awalnya memiliki panjang 2.100 meter dan dibangun antara tahun 1937 dan 1941, menggantikan dermaga kayu yang dibangun pada awal abad terakhir. Pada tahun 1988, tambahan sepanjang 4.000 meter ditambahkan untuk meningkatkan kapasitas dermaga dalam penanganan kapal kargo dan kapal kontainer.


Foto dari Pier Progreso diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 2014.

Progreso Pier juga struktur beton pertama di dunia yang dibangun dengan tulangan baja stainless yang mengandung nikel. Meskipun kualitas beton yang digunakan relatif kurang bagus, dermaga telah bertahan di lingkungan laut yang keras dan telah dalam pelayanan terus menerus selama lebih dari 70 tahun tanpa perbaikan besar atau kegiatan pemeliharaan rutin. Sebaliknya, dermaga tetangga yang terletak hanya 200 meter ke barat dari dermaga Progreso, kondisinya sangat memburuk dengan kolom-kolom dan suprastruktur yang hampir seluruhnya hilang, meskipun dua puluh tahun lebih muda. Dermaga yang baru dibangun dengan tulangan baja karbon.

Insinyur struktur sering mengutip Progreso Pier sebagai contoh untuk menunjukkan konsekuensi dari menggunakan bahan yang berbeda selama konstruksi, dan pentingnya pilihan bahan tulangan selain dari beton.

Dermaga Progreso. Sisa-sisa dermaga yang lebih baru terlihat di bagian bawah gambar ini 



Sebuah kapal pesiar berlabuh di Dermaga Progreso

Pelabuhan Progreso




Baca Juga:





Sumber: hiddenunseen.blogspot.com

Sansha - Kota Kecil Namun Paling Luas di China

Pada bulan Juli 2012, China mengumumkan sebuah kota baru  setingkat prefektur yang disebut Sansha yang pusat pemerintahannya terletak pada apa yang disebut Yongxing Island, di Laut China Selatan, sekitar 350 kilometer tenggara dari pulau Hainan. Pulau Yongxing, yang dikenal pada peta internasional sebagai Woody Island, begitu kecil sehingga landasan pacu pesawat terbang sepanjang 2.700 meter yang dibangun militer Cina dan selesai pada tahun 1990, mencuat hampir setengah panjangnya ke laut.

Pemerintah Sansha ini mengelola beberapa kelompok pulau dan atol, termasuk Kepulauan Spratly, Kepulauan Paracel (Woody Island adalah yang terbesar), Macclesfield Bank yang sepenuhnya berada di bawah air dan laut sekitarnya yang benar-benar luas. Sansha berarti "tiga gumuk pasir" dalam bahasa Mandarin dan mengacu pada tiga kelompok pulau dan atol. Total lahan dari Sansha kurang dari 13 km persegi, tapi daerah perairan yang diklaim oleh kota hampir seluas 2 juta kilometer persegi. Hal ini membuat Sansha menjadi kota terkecil dan sekaligus kota terbesar di China - terkecil dalam luas lahan dan jumlah penduduk, tetapi terbesar dalam luas total wilayah.

Pandangan udara dari Woody Island, atau pulau Yongxing.

Pulau-pulau di Laut China Selatan diperebutkan oleh beberapa negara - Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan dan Cina. Kepulauan Paracel diklaim oleh Vietnam, tetapi sekarang sepenuhnya dikendalikan oleh China. Kelompok Spratly juga diklaim secara keseluruhan atau sebagian oleh Vietnam, yang menempati jumlah terbesar dari pulau-pulau, serta oleh Malaysia, Filipina, dan Taiwan. Macclesfield Bank, sebuah atol luas yang sepenuhnya tenggelam namun kaya akan hasil laut di sebelah timur Paracel juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, dan Taiwan.

Dengan mendirikan kota Sansha di wilayah yang disengketakan yang kaya akan sumber daya laut di Laut Cina Selatan itu, Cina pada dasarnya menegaskan haknya akan pulau-pulau tersebut dan juga haknya untuk ikan-ikan dan cadangan minyak besar yang diyakini berada di dasar laut. Daerah ini juga sangat signifikan dalam arti geopolitik, menjadi jalur laut yang paling banyak digunakan kedua di dunia. Sepertiga dari pengiriman transit dunia melalui perairan ini.

Sejak pengumuman Sansha, pengembangan Pulau Wood telah berjalan sangat cepat, meskipun Vietnam dan Filipina terus menyuarakan protes mereka. Filipina mengatakan tidak mengenali kota atau yurisdiksi tersebut, dan Vietnam mengatakan tindakan China melanggar hukum internasional. Pemerintah AS juga menyuarakan keprihatinannya dengan menyatakan, "kita prihatin apabila ada gerakan sepihak semacam ini yang tampaknya akan bermasalah."

Fasilitas hidup di Pulau Woody telah dibangun bersama dengan bangunan resmi, bank, perpustakaan, sebuah observatorium, hotel, rumah sakit dan bangunan penting lainnya. Kota ini juga baru-baru ini mulai menarik wisatawan, dan untuk tujuan itu dibangun dua museum. Tempat wisata lainnya termasuk beberapa monumen dan menara yang ditinggalkan oleh Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.





Pandangan udara dari Woody Island, atau pulau Yongxing.

Terletak lima mil barat daya dari Yongxing Island, Qilianyu terdiri dari tujuh pulau-pulau kecil, dan merupakan bagian dari Sansha.

Pandangan udara dari Islets dan terumbu karang di kepulauan Yongle di Sansha.

Pandangan udara dari desa di Yagong Islet di kepulauan Yongle di Sansha.

Perahu nelayan dan kapal pelayanan publik bersandar bersama di pelabuhan Woody Island

Bangunan pemerintah Sansha dibangun di Woody Island.

Pandangan Woody Island dari dermaga terdekat.

Sebuah tanda di Woody Island, yang merupakan pusat pemerintahan untuk Sansha.

Pandangan udara dari pelabuhan yang terletak di bagian selatan Pulau Woody.



Baca Juga:






Source: hiddenunseen.blogspot.com

Selasa, 06 Oktober 2015

Sungai Naga Biru di Portugal

Sungai Odeleite (Ribeira de Odeleite) Portugal, adalah anak sungai dari Sungai Guadiana. Sungai yang indah ini berasal dari pegunungan di Serra de Caldeirao, dan mengalir melalui kota Sao Bras de Alportel, Tavira, Alcoutim dan distrik Castro Marim Faro.



Di tahun 2010, Fotografer Steve Richards mengambil gambar dibawah ini saat terbang dari Cardiff, Wales, Inggris ke Faro, Portugal. Steve Richards menjelaskan warna biru cerah air disebabkan oleh pantulan langit dan bayangan pada terrain adalah bayangan awan. Sungai ini dikenal sebagai Rio Dragão Azul  atau "The Blue Dragon River" (Sungai Naga Biru) karena warna biru gelap dan bentuknya yang berkelok-kelok seperti monster Naga.


Sejak memposting foto ini, Steve Richards terkejut dan sangat tersanjung karena telah terbukti bahwa foto-fotonya sangat populer.

"Saya sudah melihatnya di banyak blog dan situs dengan banyak orang-orang berkomentar dan bahwa beberapa orang mengira bahwa foto ini adalah gambar yang diciptakan melalui komputer atau ada juga yang mengira ini adalah sebuah karya seni digital dari beberapa game komputer. Saya bahkan pernah membaca komentar yang mengatakan bahwa ini adalah citra satelit artifisial yang berwarna!"




Ketika foto-foto lain dari sungai yang sama diunggah di media sosial China, segera ribuan orang Cina berbagi di media sosial dengan harapan bahwa itu akan memberikan mereka keberuntungan.

Banyak pengguna media sosial Cina, berspekulasi bahwa sungai itu di Cina sebelum terungkap bahwa badan air tersebut adalah Sungai Odeleite di portugal.


Menurut China Central Television (CCTV), foto tersebut diambil oleh pengguna Reddit docious dari jendela pesawat saat ia terbang dari Amsterdam ke Marrakech, dan kemudian mempostingnya secara online.

"Naga dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam mitologi Cina. Jadi, ketika foto sungai yang berbentuk sedikit seperti makhluk legendaris itu muncul di Internet, netizens Cina menjadi sedikit bersemangat," tulis CCTV online di halaman Tumblr nya.

Saat seorang pengguna media sosial China, Sina Weibo, memposting foto itu di akun-nya, kemudian menarik lebih dari 30.000 reposts dalam waktu kurang dari 10 jam, karena banyak yang percaya foto itu dapat memberi mereka keberuntungan".


Menurut media Inggris Daily Mail, banyak foto-foto sungai telah muncul dan telah dibagi oleh para pengguna web pencari keberuntungan sehingga gambar terbaru ini memviral, termasuk foto yang diunggah oleh pengguna Flickr Steven Richards pada tahun 2010 (foto paling atas). AMJG juga pernah memposting foto itu disini

Formasi yang tidak biasa adalah bagian dari jaringan waduk hilir sungai.



Baca Juga:





Bintang yang Mengubah Pandangan Kita tentang Alam Semesta

Meskipun alam semesta dipenuhi dengan miliaran miliar bintang, penemuan bintang variabel tunggal pada tahun 1923 mengubah arah astronomi modern. Dan, penemuan itu juga telah menghancurkan pandangan alam semesta seorang astronom terkenal saat itu.



Bintang tersebut diberi nama variabel nomor satu Hubble, atau V1, dan berada di daerah luar galaksi tetangga kita, Andromeda, atau M31. Namun pada awal 1900-an, sebagian besar astronom menganggap Bima Sakti adalah satu "pulau semesta" bintang-bintang dengan batas-batas yang tidak teramati. Andromeda saat itu dikatalogkan hanya sebagai salah satu dari banyak petak cahaya samar dan kabur yang para astronom saat itu menyebutnya "nebula spiral."

Apakah nebula spiral ini bagian dari Bima Sakti atau mereka adalah pulau semesta independen yang berada di luar pulau semesta kita? Para astronom tidak tahu pasti, sampai Edwin Hubble menemukan sebuah bintang di Andromeda yang cerah dan memudar dalam pola yang terprediksi, seperti suar mercusuar, dan diidentifikasi sebagai V1, variabel Cepheid, sebuah tipe khusus dari bintang yang sudah terbukti menjadi penanda jarak yang handal dalam galaksi kita.

Bintang ini membantu Hubble untuk menunjukkan bahwa Andromeda berada di luar galaksi kita dan menyelesaikan perdebatan status spiral nebulanya. Alam semesta menjadi tempat yang jauh lebih besar setelah penemuan Hubble, menyingkirkan pendapat dari astronom Harlow Shapley, yang percaya bahwa nebula spiral adalah bagian dari Bima Sakti kita.


Kisah Bintang yang Memperluas Pandangan Alam Semesta Kita
Sebelum penemuan V1, banyak astronom berpikir nebula spiral, seperti Andromeda, adalah bagian dari galaksi Bima Sakti kita. Lainnya tidak begitu yakin. Bahkan, para astronom seperti Shapley dan Heber Curtis mengadakan debat publik pada tahun 1920 mengenai sifat-sifat nebula ini. Selama perdebatan, Shapley mengatakan bahwa ukuran Bima Sakti adalah 300.000 tahun cahaya. Meskipun kini kita tahu ukuran itu terlalu besar, namun Shapley benar dalam menyatakan bahwa Bima Sakti jauh lebih besar dari ukuran yang umum diterima saat itu. Dia juga berpendapat bahwa nebula spiral jauh lebih kecil daripada raksasa Bima Sakti dan karena itu harus menjadi bagian dari galaksi Bima Sakti. Tapi Curtis tidak setuju. Dia berpikir Bima Sakti lebih kecil dari yang dikatakan Shapley, menyisakan ruang untuk pulau semesta lain di luar pulau semesta kita.

Untuk menyelesaikan perdebatan, astronom harus membangun pengukuran jarak yang dapat diandalkan untuk mengetahui jarak nebula spiral. Jadi mereka mencari bintang-bintang di nebula tersebut yang kecerahan intrinsiknya telah  mereka ketahui. Mengetahui kecerahan sebenarnya dari sebuah bintang membuat astronom dapat menghitung seberapa jauh bintang itu dari Bumi. Namun beberapa bintang yang mereka pilih tidak dapat dijadkan penanda yang dapat diandalkan.

Misalnya, Andromeda, yang terbesar dari spiral nebula, menyajikan petunjuk ambigu untuk jarak. Para astronom telah mengamati berbagai jenis ledakan bintang di nebula itu. Tetapi saat itu mereka belum sepenuhnya memahami proses yang mendasari kehidupan bintang, sehingga mereka mengalami kesulitan menggunakan bintang-bintang tersebut untuk menghitung seberapa jauh mereka dari Bumi. Oleh karena itu, saat itu perkiraan jarak ke Andromeda, bervariasi dari dekat sampai jauh. Mana jarak yang benar?

Edwin Hubble bertekad untuk mencari tahu.

Astronom Edwin Hubble menghabiskan beberapa bulan waktunya di 1923 untuk memindai Andromeda dengan teleskop Hooker 100-inch nya, teleskop paling kuat di masa itu, di Mount Wilson Observatory di California. Bahkan dengan teleskop bermata tajam, Andromeda adalah target yang sulit, panjang sekitar 5 kaki di bidang fokus teleskop. Karena itu ia mengambil banyak eksposur meliputi puluhan fotografi piring kaca untuk menangkap seluruh nebula.

Ia berkonsentrasi pada tiga wilayah. Salah satunya adalah yang berada jauh di dalam lengan spiral. Pada malam 5 Oktober 1923, Hubble mulai mengamati dan berlangsung sampai 6 Oktober dini hari. Dalam kondisi pandang yang buruk, astronom itu membuat 45 menit paparan yang menghasilkan tiga tersangka nova, kelas bintang yang meledak . Dia menulis huruf "N", untuk nova, di samping masing-masing objek.

Kemudian, Hubble membuat penemuan yang mengejutkan ketika dia membandingkan hasil pengamatan 05-06 Oktober nya dengan eksposur novae tersebut sebelumnya. Salah satu yang disebut nova, redup dan cerah selama periode waktu yang jauh lebih pendek daripada yang terlihat dalam nova umumnya.

Ilustrasi ini menunjukkan ritme naik turun dari cahaya bintang variabel Cepheid V1 selama tujuh bulan. Grafik digambarkan menunjukkan bahwa V1 melengkapi siklus denyutan terang dan memudar setiap 31,4 hari.

Hubble memperoleh pengamatan yang cukup dari V1 untuk memplot kurva cahayanya, menentukan periodenya yang 31,4 hari, menunjukkan benda itu adalah variabel Cepheid. Periode menghasilkan kecerahan intrinsik bintang, yang Hubble kemudian gunakan untuk menghitung jarak. Bintang itu ternyata 1 juta tahun cahaya dari Bumi, lebih dari tiga kali diameter Bimasakti yang dihitung Shapley.

Hubble mengambil pena dan mencoret  huruf "N" dan menuliskan di sebelah variabel Cepheid yang baru ia temukan dengan tulisan "VAR," untuk variabel, diikuti oleh tanda seru.

Foto asli Edwin Hubble dari Andromeda, menampilkan tiga bintang yang ditandai 'N'. Satu bintang di bagian atas kemudian diketahui sebagai bintang variabel (leh karenanya ditulis 'VAR'). Ini adalah bintang V1 Hubble.

Selama beberapa bulan astronom terus menatap Andromeda, menemukan variabel Cepheid lain dan beberapa nova lain. Kemudian Hubble mengirim surat bersama dengan kurva cahaya dari V1 ke Shapley yang menceritakan penemuannya. Setelah membaca surat itu, Shapley tergetar karena bukti itu asli. Dia dilaporkan mengatakan kepada seorang rekan:

"Ini adalah surat yang menghancurkan alam semesta saya."

Pada akhir tahun 1924 Hubble telah menemukan 36 bintang variabel di Andromeda, 12 di antaranya adalah Cepheid. Menggunakan semua Cepheid, ia memperoleh jarak 1900.000 tahun cahaya. Pengukuran modern sekarang menempatkan Andromeda di 2 juta tahun cahaya.

Shapley dan astronom Henry Norris Russell mendesak Hubble agar menulis makalah untuk pertemuan bersama dari American Astronomical Society dan American Association untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan pada akhir Desember 1924. Paper Hubble, yang berjudul "Extragalactic Nature of Spiral Nebulae," disampaikan in absentia dan memperoleh penghargaan untuk paper terbaik. Sebuah artikel singkat tentang penghargaan itu muncul di The New York Times edisi 10 Februari 1925.

Hubble menyertakan grafik kurva dari luminositas bintang variabel Cepheid pertama ini di suratnya yang bertanggal 19 Februari 1924 kepada Harlow Shapley.

Pengamatan Edwin Hubble dari V1 menjadi langkah penting pertama dalam mengungkap alam semesta yang lebih besar. Penemuan ini membuka mata kita bahwa ternyata alam semesta jauh lebih besar dan megah daripada yang kita pikirkan saat itu. Edwin Hubble melanjutkan pengamatannya untuk menemukan lebih banyak galaksi di luar Bima Sakti. Galaksi-galaksi, pada gilirannya, memungkinkan dia untuk menentukan bahwa alam semesta mengembang.

Kini, hampir 90 tahun kemudian, V1 kembali menjadi sorotan lagi. Para astronom mengarahkan teleskop senama dengan Edwin Hubble, Hubble Space Telescope, ke bintang itu sekali lagi, dalam rangka penghormatan simbolik untuk pengamatan yang dilakukan astronom legendaris itu.

Para astronom dengan Hubble Heritage Project Space Telescope Science Institute bermitra dengan American Association of Variable Star Observers (AAVSO) untuk mempelajari bintang tersebut. Pengamat AAVSO telah mengikuti V1 selama enam bulan, menghasilkan plot, atau kurva cahaya, ritme naik turun dari cahaya bintang. Berdasarkan kurva cahaya ini, tim Hubble Heritage menjadwalkan waktu teleskop untuk menangkap gambar bintang.


"V1 adalah bintang yang paling penting dalam sejarah kosmologi," kata astronom Dave Soderblom dari Space Telescope Science Institute (STScI) di Baltimore, Md., Yang mengusulkan pengamatan V1.

"Ini adalah penemuan penting yang membuktikan alam semesta lebih besar dan penuh dengan galaksi. Saya pikir akan menyenangkan melihat teleskop Hubble mengamati bintang khusus ini yang ditemukan oleh Edwin Hubble."

Apakah Edwin Hubble pernah membayangkan bahwa hampir 100 tahun kemudian, kemajuan teknologi memungkinkan para astronom amatir untuk melakukan pengamatan serupa dari V1 dengan teleskop kecil di halaman belakang mereka? Atau, Apakah Hubble pernah bermimpi bahwa teleskop ruang ruang angkasa yang menyandang namanya akan melanjutkan pencarian untuk bisa secara tepat mengukur tingkat pengembangan alam semesta?




Baca Juga:







Sumber: NASA

Stari Most - Jembatan Tua Ottoman di Bosnia

Stari Most (Jembatan Tua) atau juga sering disebut Jembatan Mostar adalah jembatan Ottoman abad ke-16 di kota Mostar di Bosnia and Herzegovina yang melintasi sungai Neretva dan menghubungkan dua bagian kota itu.



Elegan dalam kesederhanaannya, jembatan terdiri dari satu lengkungan (yang dibuat dari batu-batu kapur lokal yang dikenal sebagai tenelija) selebar 30 meter dan tinggi 24 meter. Dua menara melindungi pintu masuk ke jembatan. Struktur-struktur batu besar itu berdiri kontras dengan siluet ramping jembatan, dan ini justru menekankan keindahannya.

Kota sekitarnya, Mostar, bahkan berutang nama dari jembatan, "most" berarti jembatan dalam bahasa Serbo-Kroasia.



Jembatan elegan yang membentang diatas Sungai Neretva itu dirancang oleh arsitek Ottoman (Turki) Mimar Hayruddin, murid dari arsitek terkenal Mimar Sinan. Jembatan ini selesai pada tahun 1566 setelah sembilan tahun pembangunan dan kota sekitarnya menjadi pusat perdagangan yang berkembang. Jembatan sepanjang 29 meter ini adalah contoh klasik dari rentang tunggal, jembatan lengkung batu dan merupakan contoh teknologi canggih di masanya. Jembatan ini menjadi situs Warisan Dunia pada abad kedua puluh ..


Sultan Kekaisaran Ottoman pernah bersumpah akan mengeksekusi Mimar Hayruddin jika jembatan runtuh setelah dukungan kayu nya dihapus. Dikatakan bahwa Hayruddin mulai menggali kuburnya sendiri pada hari ia menghapus dukungan kayu pada jembatan tersebut. Namun, jembatan ini berdiri selama 429 tahun, (dan bisa lebih lama lagi jika tidak dihancurkan oleh peluru-peluru tank kroasia), sebuah bukti desain dan konstruksi yang sangat baik.


Salah satu hal unik yang dilakukan orang-orang di jembatan ini adalah lompat indah dari jembatan ke sungai dibawahnya. Hal ini telah dilakukan penduduk sejak lama hingga diadakan lomba lompat indah di jembatan ini tiap tahunnya.


Perang Bosnia di awal 1990-an, selain banyak memakan korban manusia, juga arsitektur. Salah satu nya adalah Jembatan Tua dari Mostar. Padahal jembatan ini telah lama menjadi salah satu landmark yang paling ikonik dari Bosnia dan federasi Yugoslavia. Jembatan dihancurkan oleh tank-tank angkatan bersenjata Kroasia pada 9 November 1993. Tidak jelas mengapa tentara Kroasia menghancurkan jembatan bersejarah tersebut, kecuali sebagai tindakan balas dendam, karena jembatan tidak memiliki signifikansi militer.




Setelah perang selesai, UNESCO, Bank Dunia dan Kota Mostar meluncurkan sebuah proyek untuk merekonstruksi Stari Most. Sebanyak mungkin batu kapur putih dari reruntuhan jembatan tua diselamatkan dari dasar sungai. Batu-batu baru juga digali dari tambang terdekat dengan tujuan untuk menyelesaikan rekonstruksi pada tahun 2004. Pembangunan kembali jembatan akan melambangkan penyatuan kembali Mostar dan akan menjadi bagian dari proses penyembuhan untuk kota yang terdiri dari beberapa etnis ini.







Baca Juga:




Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top