Selasa, 22 September 2015

NASA juga Meneliti Efek Luar Angkasa pada Microbiome

Sebagai bagian dari Misi Satu Tahun di Luar Angkasa NASA, para peneliti sedang mempelajari bagaimana mikroba yang hidup di kulit dan di dalam tubuh astronot serta di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berdampak pada kesehatan mereka. Untuk mempersiapkan perjalanan ke Mars, penting untuk memahami bagaimana sebuah penerbangan luar angkasa berdurasi lama mempengaruhi mikroorganisme, karena perubahan ekosistem yang kompleks ini bisa merugikan misi masa depan.



Ada sel-sel mikroba 10 kali lebih banyak daripada sel-sel manusia pada dan di dalam tubuh manusia, beratnya mencapai £ 5. Ratusan spesies menghuni tubuh, dan beberapa memiliki efek menguntungkan pada kesehatan. Mereka melindungi manusia dengan bersaing dengan organisme lain dan menjaga terhadap patogen. Mereka juga membantu dalam penyerapan nutrisi dan pencernaan, dan bahkan dapat berdampak pada suasana hati (mood) dan mental. Tidak adanya mikroba ini bisa berbahaya. Mereka diperkenalkan kembali ke dalam tubuh dengan buah-buahan segar, sayuran dan probiotik seperti yogurt; sumber-sumber makanan yang tidak bisa langsung tersedia di ruang angkasa. Secara harfiah, kalimat, "Anda adalah apa yang Anda makan," adalah penting untuk masa depan kru. Hilangnya spesies-spesies ini dapat menyebabkan fungsi metabolisme berubah, dan pada gilirannya akan membuat respon imun berkurang, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi oleh mikroorganisme yang biasanya tidak membahayakan, tetapi menjadi membahayakan ketika resistensi rendah.


Percobaan Microbiome meneliti dampak perjalanan ruang angkasa pada microbiome, baik individu, yang merupakan komunitas mikroorganisme yang benar-benar berbagi ruang tubuh kita, dan sistem kekebalan tubuh manusia. Para peneliti mengumpulkan berbagai sampel (gastrointestinal, air liur, darah, keringat, air minum, usapan tubuh, dan peralatan) untuk menentukan bagaimana lingkungan, gravitasi mikro, pola makan, dan stres mempengaruhi microbiome dan sistem kekebalan tubuh.

Dengan sampling microbiome dari astronot saat di Bumi yang berada di kesehatan fisik puncak dan selama masa stres di ruang angkasa, peneliti dapat menentukan pemicu respon (response triggers) manusia. Selain itu, mempelajari bagaimana perubahan microbiome dari waktu ke waktu di saluran pencernaan membantu memprediksi perubahan lain dalam fungsi kekebalan tubuh.

Pemicu respon yang menyebabkan perubahan dalam microbiome meningkatkan risiko tertular penyakit. Hasil dari penelitian ini bisa memajukan penelitian dalam deteksi dini dan pencegahan penyakit dan perubahan dalam fungsi metabolisme dan kekebalan. Terapi-terapi yang dihasilkan dapat memitigasi perubahan microbiome atau masalah kesehatan terkait untuk orang-orang di Bumi yang tinggal dan bekerja di lingkungan yang penuh stres.



Jadi, ketika Anda memakan makanan anda, berterimakasihlah kepada Tuhan yang menciptakan mikroba, karena mikroba tersebut telah memenangkan perang dalam usus Anda. Anda sehat dan bahagia karena mereka melakukan apa yang diperintahkan Tuhan untuk mereka kerjakan.


Baca Juga:







Sumber: NASA.gov

Senin, 21 September 2015

Lenyapnya Keajaiban Dunia ke-8 di Danau Rotomahana

Di distrik Rotorua, di bagian utara Selandia Baru, sekitar 25 kilometer di sebelah timur kota Rotorua, terdapat dua danau kecil yang dikenal oleh masyarakat Maori lokal dengan nama Rotomakariri (Danau Dingin) dan Rotomahana (Danau Hangat). Tepi Rotomahana dihiasi oleh salah satu teras travertine paling spektakuler - yang terbesar di dunia - yang diciptakan oleh pengendapan mineral dari mata air panas di dekatnya. Begitu indahnya teras-teras ini sehingga mereka disebut 'keajaiban dunia yang kedelapan' dan daya tarik wisata paling terkenal di Selandia Baru sampai akhir abad ke-19. Kemudian Gunung Tarawera meletus dan menghancurkan keajaiban alam ini selamanya.


Pink Terrace dengan White Terrace di latar belakang, sebuah lukisan karya John Barr Clarke (1835-1913).

Ada dua teras - White Terraces yang lebih besar, dikenal oleh Maori sebagai Te Tarata (batu bertato) dan Pink Terraces yang lebih kecil, secara lokal dikenal sebagai Otukapuarangi (air mancur dari langit mendung). White Terraces berada di ujung utara Danau Rotomahana dan menghadapi jauh dari danau. Mereka meliputi luas 3 hektar dan turun lebih dari sekitar 50 teras ke tepi danau yang berada 40 meter di bawah. Sinar matahari tambahan yang mereka terima karena menghadap utara memberi mereka penampilan yang lebih terkelantang atau putih.

Pink Terraces sekitar 800 meter atau dua pertiga dari jalan ke bawah danau terlindung dari matahari yang terik di tepi barat danau, menghadap ke selatan-timur. Penampilan merah muda mereka sebagian besar karena kurang sinar matahari mencapai mereka dan karenanya kurang terkelantang. Pink terrace ini adalah tempat orang pergi untuk mandi pada tingkat yang lebih rendah karena suhu air suam-suam kuku. Pink Terraces turun 30 meter lebih dalam jarak 75 meter.

Kedua teras dialiri oleh air secara teratur dari semburan dua geyser yang terletak di atas Danau Rotomahana dan mengalir menuruni lereng bukit. Air melarutkan mineral yang mengkristal selama ratusan tahun untuk membentuk struktur-struktur teras yang brilian.

Lukisan Minyak Charles Bloomfield yang menggambarkan White Terraces. Tahun 1893.

Saat para misionaris dan pedagang Eropa melihat Pink dan White Terraces, mereka tercengang oleh ukuran dan keindahannya. Kabar segera menyebar dan wisatawan kaya segera berdatangan dari sejauh Inggris dan Kanada untuk melihat struktur alam yang menakjubkan ini. Selandia Baru saat itu masih relatif susah diakses sehingga perlu waktu beberapa bulan dengan kapal. Hal ini diikuti oleh perjalanan darat sejauh 150 kilometer dengan angkutan saat itu, 15-mil jalan kaki mendaki melalui semak-semak, 7-mil naik perahu di Danau Tarawera, dan akhirnya perjalanan menggunakan kano di Danau Rotomahana.

Teras pink dan teras putih menjadi obyek wisata paling terkenal di Selandia Baru. Desa Maori yang terdekat menjadi hidup dan berkembang dengan para penduduknya menyediakan kano dan bertindak sebagai pemandu dan pengemudi perahu. Mereka juga mengelola sebuah hotel kecil di dekatnya dan menghibur pengunjung dengan menari dan menyanyi.

Semua ini berubah pada malam 10 Juni 1886 saat Gunung Tarawera meletus. Ledakan besar merobek melalui pusat Danau Rotomahana dan melemparkan ber ton-ton sedimen dasar danau hingga radius ber mil-mil, meliputi segala sesuatu di sekitar dengan lumpur setebal satu meter. Letusan itu merusak teras-teras dan juga menghancurkan beberapa desa dan menewaskan hampir 150 orang. Setelah letusan, sebuah kawah berdiameter lebih dari 100 meter terbentuk di lokasi teras. Kawah ini terisi dengan air dan membentuk Danau Rotomahana baru, 30 meter lebih tinggi dan jauh lebih besar dari danau lama.

Teras awalnya diduga telah hancur, tetapi kemudian penelitian mengungkapkan, sebagian dari teras selamat dan hanya terkubur di bawah lapisan tebal lumpur sekitar 50 meter di bawah permukaan danau saat ini. Pemulihan tidak dimungkinkan kecuali dengan menguras Danau Rotomahana yang jelas sangat sulit dilakukan, jadi nampaknya tidak mungkin bahwa siapa pun akan pernah melihat teras-teras itu lagi.

Danau Rotomahana masih sangat terisolasi, dan selain dari tim peneliti sesekali masih ada sedikit wisatawan yang mengunjunginya.

Lukisan cat minyak Charles Bloomfield pada kanvas yang menggambarkan  Terraces Pink. Tahun 1893.

Lukisan cat minyak Charles Bloomfield pada kanvas yang menggambarkan  Terraces Pink. Tanggal 1886. 

Gambar dari buku The Wonderland of the Antipodes and other sketches of travel in the North Island of New Zealand oleh J Ernest Tinne tahun 1873.

Gambar dari buku The Wonderland of the Antipodes and other sketches of travel in the North Island of New Zealand oleh J Ernest Tinne tahun 1873.

Gambar dari buku The Wonderland of the Antipodes and other sketches of travel in the North Island of New Zealand oleh J Ernest Tinne tahun 1873. 

Gambar dari buku The Wonderland of the Antipodes and other sketches of travel in the North Island of New Zealand oleh J Ernest Tinne tahun 1873. 

Gambar dari buku The Wonderland of the Antipodes and other sketches of travel in the North Island of New Zealand oleh J Ernest Tinne tahun 1873. 

Setelah letusan Gunung Tarawera. 

Setelah letusan Gunung Tarawera. 

Setelah letusan Gunung Tarawera. 

Danau Rotomahana hari ini. 

Tebing beruap di tepi Danau Rotomahana. 

The Frying Pan Lake, mata air panas terbesar di dunia, terletak di Waimangu Volcanic Valley yang tercipta pada tanggal 10 Juni 1886 oleh letusan gunung berapi Gunung Tarawera


Baca Juga:








Source: amusing planet

Minggu, 20 September 2015

Jarak Sesungguhnya dari Galaksi yang Sangat Jauh

Beberapa waktu yang lalu ada makalah yang membicarakan konfirmasi penemuan galaksi paling jauh yang ditemukan sejauh ini diterbitkan di Nature. Galaksi, yang dikenal sebagai z8 GND 5296 memiliki pergeseran merah 7.51. Anda dapat melihat galaksi tersebut dalam gambar di bawah ini.



Jadi seberapa jauh galaksi ini? Itu tergantung pada definisi jarak yang mana yang Anda maksudkan.

Ketika menentukan jarak galaksi jauh seperti ini, para astronom biasanya memberikan nilai murni dalam hal pergeseran merah, yang sering dikenal sebagai z. Untuk menghitung pergeseran merah z dari suatu objek, kita harus mencari garis emisi atau absorbsi  yang dapat kita identifikasi, misalnya garis emisi hidrogen. Kita kemudian membandingkan panjang gelombang yang teramati dari garis emisi obyek dengan garis dari objek standar (tidak mengalami pergeseran merah). Perbedaan antara panjang gelombang yang diamati dengan panjang gelombang standar dibagi dengan panjang gelombang standar akan memberi kita nilai z.


Jika tidak ada pergeseran merah, maka tidak ada perbedaan antara garis diamati dengan garis standar, maka z adalah nol. Dengan demikian pergeseran merah akan selalu bernilai positif. Secara teknis tidak ada batasan untuk nilai z, tapi nila z tertinggi yang pernah termati sekitar z = 12. z lebih besar juga berarti jarak yang lebih jauh. Karena perluasan alam semesta, cahaya dari galaksi yang jauh akan mengalami pergeseran merah lebih besar daripada cahaya dari galaksi dekat. Jadi galaksi dengan pergeseran merah terbesar adalah yang paling jauh.

Alasan astronom menggunakan pergeseran merah bukannya jarak, adalah bahwa z diukur murni hasil pengamatan. Ya, kita tahu bahwa z lebih besar berarti jarak yang lebih jauh, tapi jika menggunakan istilah jarak maka akan tergantung pada model yang kita gunakan untuk alam semesta. Sedangkan dengan z kita tidak harus mengasumsikan model apapun.

Karena galaksi z8 GND 5296 memiliki nilai z =7.51, maka berapa jauh galaksi itu? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengubah pergeseran merah ke waktu tempuh cahaya sejak meninggalkan galaksi. Setelah cahaya meninggalkan galaksi, alam semesta juga mengembang, yang berarti cahaya akan mengalami pergeseran merah saat bepergian. Dengan menggunakan model standar kosmologi kita dapat menentukan cahaya meninggalkan z8 GND 5296 sekitar 13,1 miliar tahun yang lalu.

Anda mungkin berpikir menghitung jarak dari waktu tempuh cahaya itu sederhana. Karena kecepatan cahaya adalah konstan, dan jika bepergian 13,1 miliar tahun dari sebuah obyek maka  obyek tersebut harus 13,1 miliar tahun cahaya jauhnya. Namun alam semesta telah meluas sepanjang sejarahnya, jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa galaksi itu 13,1 miliar tahun cahaya jaraknya dari kita, apalagi mengatakan bahwa galaksi itu 13,1 milliar tahun cahaya jaraknya saat cahaya meninggalkannya, karena alam semesta terus mengembang sementara cahaya bepergian. Jadi galaksi itu sebenarnya jaraknya lebih dekat saat cahaya meninggalkannya.

Jarak galaksi  z8 GND 5296 dari kita ketika cahaya memulai perjalanannya dapat dihitung dengan apa yang dikenal sebagai jarak diameter sudut (Angular Diameter Distance - DA). Untuk galaksi z8 GND 5296, jarak sesungguhnya adalah sekitar 3,4 miliar tahun cahaya. Itu berarti cahaya dari z8 GND 5296 memulai perjalanannya saat masih berjarak 3,4 miliar tahun cahaya jauhnya, namun karena perluasan alam semesta, maka cahaya butuh 13,1 miliar tahun untuk mencapai kita.

Untuk menghitung jarak galaksi z8 GND 5296 sesungguhnya saat ini, Anda harus mulai dengan fakta bahwa galaksi tersebut adalah 3,4 miliar tahun cahaya jauhnya dari kita 13,1 miliar tahun yang lalu dan menghitung seberapa banyak alam semesta telah mengembang sejak saat itu. Hal ini dikenal sebagai jarak comoving. Dan hasilnya sekitar 29,3 miliar tahun cahaya.

Contoh: Dua galaksi yang dekat satu sama lain ketika alam semesta baru berusia 1 miliar tahun. Galaksi pertama memancarkan pulsa cahaya. Galaksi kedua tidak menerima pulsa sampai alam semesta berusia 14 miliar tahun. Pada saat ini, kedua galaksi dipisahkan oleh jarak sekitar 26 miliar tahun cahaya; pulsa cahaya telah melakukan perjalanan selama 13 miliar tahun; dan pandangan orang-orang yang menerima pulsa cahaya dalam galaksi kedua adalah gambar galaksi pertama ketika berumur 1 miliar tahun dan galaksi pertama hanya sekitar 2 miliar tahun cahaya jauhnya.

Jadi cahaya dari z8 GND 5296 yang memiliki pergeseran merah z = 7.51, berarti cahaya meninggalkan galaksi 13,1 miliar tahun yang lalu ketika galaksi berjarak 3,4 miliar tahun cahaya dari kita. Sekarang jarak galaksi tersebut menjadi 29,3 miliar tahun cahaya.

Semua penjelasan diatas mungkin agak menyulitkan bagi banyak orang. Ini adalah alasan lain mengapa para astronom fokus pada z.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ada empat skala jarak yang berbeda yang umumnya ditemukan dalam kosmologi:

1. Jarak Luminositas (Luminosity Distance - DL)
Dalam alam semesta yang mengembang, galaksi yang sangat jauh akan jauh lebih redup daripada yang kita harapkan karena foton cahaya menjadi teregang dan tersebar di wilayah yang luas. Inilah sebabnya mengapa teleskop besar diperlukan untuk melihat galaksi-galaksi yang sangat jauh. Galaksi-galaksi yang paling jauh yang terlihat dengan teleskop luar angkasa Hubble begitu redup sehingga mereka muncul seolah-olah mereka seperti 350 miliar tahun cahaya jauhnya meskipun sebenarnya mereka lebih dekat.

Jarak Luminositas bukan skala jarak yang realistis tetapi berguna untuk menentukan bagaimana galaksi redup yang sangat jauh terlihat bagi kita.

2. Jarak Diameter Sudut (Angular Diameter Distance - DA)
Dalam alam semesta yang mengembang, kita melihat galaksi-galaksi di dekat tepi alam semesta yang terlihat, saat mereka masih sangat muda hampir 14 miliar tahun yang lalu karena cahaya mereka membutuhkan waktu hampir 14 miliar tahun untuk mencapai kita. Namun, galaksi-galaksi tersebut tidak hanya muda tapi mereka juga pada waktu itu lebih dekat kepada kita.

Galaksi paling redup yang terlihat dengan Teleskop Ruang Angkasa Hubble hanya beberapa miliar tahun cahaya dari kita ketika mereka memancarkan cahaya mereka. Ini berarti bahwa galaksi yang sangat jauh terlihat jauh lebih besar daripada sebenarnya karena seolah-olah mereka hanya sekitar 2 atau 3 miliar tahun cahaya dari kita (meskipun mereka juga sangat sangat samar - lihat Jarak Luminosity diatas).

Jarak Diameter Sudut merupakan indikasi yang baik (terutama di alam semesta "datar" seperti kita) dari bagaimana galaksi-galaksi yang dulunya dekat dengan kita ketika memancarkan cahaya yang kita lihat sekarang.

3. Jarak Comoving (Distance Comoving - DC)
Jarak Comoving Jarak adalah skala jarak yang meluas dengan alam semesta. Ini memberitahu kita di mana galaksi sekarang meskipun pandangan kita tentang alam semesta jauh adalah ketika itu jauh lebih muda dan lebih kecil. Pada skala ini tepi paling luar dari alam semesta yang terlihat, saat ini sekitar 47 miliar tahun cahaya jaraknya dari kita meskipun galaksi paling jauh yang mungkin dapat terlihat oleh Hubble Space Telescope saat ini sekitar 32 miliar tahun cahaya dari kita.

Jarak Comoving Jarak adalah kebalikan dari Jarak Diameter Sudut - karena ini memberitahu kita di mana galaksi sekarang daripada di mana mereka ketika mereka memancarkan cahaya yang kita lihat sekarang.

4. Jarak Waktu Tempuh Cahaya (Light Travel Time Distance - DT)
Jarak Waktu Tempuh Cahaya merupakan waktu yang dibutuhkan untuk cahaya dari galaksi jauh untuk mencapai kita. Ini adalah apa yang dimaksud ketika dikatakan bahwa alam semesta terlihat memiliki radius 14 miliar tahun cahaya - itu hanya sebuah pernyataan bahwa alam semesta adalah sekitar 14 miliar tahun dan cahaya dari sumber yang lebih jauh belum sempat mencapai kita.

Jarak Waktu Tempuh Cahaya adalah pengukuran waktu sebagai ukuran jarak. Hal ini berguna terutama karena memberitahu kita berapa usia pandangan galaksi yang kita lihat.


Untuk jarak yang kecil (di bawah sekitar 2 miliar tahun cahaya) semua empat skala jarak diatas akan konvergen dan menjadi sama, sehingga jauh lebih mudah untuk menentukan jarak ke galaksi di alam semesta lokal di sekitar kita.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Baca Juga:







Source: Brian Koberlein

Pengertian Hukum, Hipotesis dan Teori dalam Sains

Ketika berbicara tentang ide-ide ilmiah, kita sering mendengar istilah-istilah seperti teori, hipotesis, fakta, hukum, model, dll.  Beberapa istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi dengan arti yang lain dari arti ilmiah mereka. Seseorang mungkin mengatakan mereka punya teori, saat sebenarnya yang mereka punya adalah ide. Orang berbicara tentang hukum-hukum ilmiah seolah-olah mereka adalah fakta, atau menggunakan frase "cuma teori" untuk membedakannya dari beberapa kebenaran ideal. Jadi apa istilah-istilah tersebut dalam arti ilmiah?




Tiga besar dalam nomenklatur ilmiah adalah: hukum, hipotesis dan teori.

HUKUM
Sebuah hukum ilmiah adalah relasi empiris yang dapat diringkas dalam cara yang singkat baik secara lisan ataupun matematis, dan telah divalidasi oleh eksperimen, seperti Hukum Newton tentang Gerak. Dalam arti sempit, hukum harus berlaku tanpa kecuali. Inilah rasa yang sering digunakan ketika mengacu pada "hukum alam". Namun karena sejarah mereka, ada banyak hal yang kita sebut sebagai hukum yang sekarang kita tahu tidak ketat berlaku. Hukum Kepler dari Gerak Planet, misalnya, tidak sepenuhnya benar karena interaksi gravitasi antara planet-planet. Hukum Kepler hanyalah pendekatan yang masuk akal, tapi kita masih merujuk kepada mereka sebagai hukum karena sejarah mereka. Lebih buruk lagi, kita memiliki hal-hal seperti Hukum Bode untuk jarak planet, yang bukan merupakan hubungan yang valid sama sekali. Hal penting tentang hukum ilmiah, adalah bahwa mereka murni observasional. Sebuah hukum ilmiah tidak mengusulkan mekanisme yang mendasari, itu hanya merupakan hubungan yang teramati.

HIPOTESIS
Hipotesis adalah ide atau teori yang diusulkan yang dapat diuji baik secara eksperimental atau observasional. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Sebuah hipotesis dapat difalsifikasikan dengan bukti pengamatan saja, tanpa perlu eksperimen yang berulang.

TEORI
Sebuah teori adalah hipotesis yang komprehensif atau set hipotesis yang telah divalidasi oleh pertemuan bukti dari berbagai sumber observasional dan / atau eksperimental. Biasanya teori mengacu pada sesuatu yang divalidasi dengan baik oleh bukti ilmiah yang telah menjadi aspek mendasar dari bidangnya. Sebuah teori tidak pernah benar-benar dapat dibuktikan benar, sehingga selalu mungkin bahwa sebuah teori dasar dapat ditemukan tidak valid, tapi sangat-sangat jarang. Akan membutuhkan bukti tak terbantahkan untuk membatalkan teori semacam itu.  Sebuah hipotesis baru harus mampu menjelaskan semua bukti pengamatan dari teori lama, dan juga harus memperhitungkan bukti baru yang menyanggah teori lama. Dan harus melakukan hal ini ke tingkat yang sama dan presisi (jika tidak lebih baik) daripada teori yang digantikannya. Hal ini terjadi, misalnya ketika teori mekanika quantum menggantikan mekanika Newton untuk hal-hal seperti atom dan molekul, dan ketika relativitas umum menggantikannya untuk objek-obyek yang lebih besar.


Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jumlah "kebenaran" tidak meningkat pada setiap tingkat. Ini bukan kasus dimana hipotesis menjadi teori dan teori menjadi hukum. Sebuah hipotesis dapat menjadi teori, tetapi lebih sering beberapa hipotesis diintegrasikan ke dalam teori umum. Dan juga tidak harus menjadi hukum, karena hukum adalah sebuah hubungan yang diamati. Biasanya malah hipotesis dan teori-teori yang dibangun dari hukum-hukum, seperti Teori Gravitasi dibangun di atas hukum Newton tentang gerak dan hukum gravitasi. Dalam sains, teori adalah hal pokok, karena sangat divalidasi oleh realitas bukti ilmiah.

Ada beberapa variasi dalam penggunaan dalam bidang ilmu yang berbeda, dan bahkan individu yang berbeda dalam bidang tertentu. Biasanya beberapa ilmuwan astrofisika menyebut "Model" untuk hal-hal yang hipotesis. Jadi Modified Newtonian Dynamics (Mond) adalah model yang telah sebagian besar (tetapi tidak seluruhnya) tidak valid oleh bukti pengamatan, sedangkan materi gelap adalah model kuat yang sebagian besar telah (meskipun tidak sepenuhnya) divalidasi oleh bukti pengamatan. Penggunaan kata Model memang bagai jembatan yang baik antara penggunaan umum dan ilmiah yang menunjukkan bahwa itu lebih dari sekedar ide belaka, tetapi juga bahwa itu masih terbuka untuk diteliti dan dibantah.

Dengan semua istilah-istilah ini, tujuannya adalah untuk mengejar pemahaman yang lebih dan lebih luas dari alam semesta. Jadi kita menemukan hukum-hukum, mengembangkan hipotesis-hipotesis, dan menguji mereka sampai mereka gagal atau dimodifikasi dan diintegrasikan ke dalam hipotesis-hipotesis yang lebih baik. Dan mendorong untuk terciptanya teori yang mendalam dan kuat yang mewakili pemahaman terbaik kita mengenai alam.


Baca Juga:







Sumber: Brian Koberlein

Apakah Hukum Fisika dapat Dilanggar?

Salah satu asumsi yang dimiliki oleh para ilmuwan tentang alam semesta adalah bahwa ada hukum-hukum fisika mutlak yang menggambarkan atau mengatur perilaku kosmos. Mereka sering disebut sebagai Hukum Fisika atau hukum alam. Tentu saja teori-teori ilmiah yang telah dibangun dan berkembang selama berabad-abad dari percobaan dan pengamatan, juga disebut sebagai hukum fisika. Keduanya tidak selalu sama, itulah mengapa kita kadang-kadang mendengar bahwa beberapa penemuan baru dikatakan sebagai "melanggar hukum fisika."



Meskipun AMJG tidak terlalu suka istilah diatas, namun itu memunculkan pertanyaan yang menarik. Dapatkah hukum fisika dilanggar?

Jika Anda mengambil posisi bahwa terdapat beberapa set hukum-hukum fisika mutlak di alam, maka jawabannya adalah "tidak dapat dilanggar!". Setiap pelanggaran dari teori-teori ilmiah yang telah dibangun oleh para ilmuwan, hanya akan menunjukkan bahwa "hukum fisika" tersebutt bukanlah Hukum Fisika yang sebenarnya dan karena itu harus diubah, dimodifikas dan disesuaikan. Namun, jika Anda mengambil posisi bahwa hukum fisika adalah pengetahuan yang kita ketahui dan miliki dari alam semesta, maka jelas hukum fisika "dapat dilanggar!" (karena tentu pengetahuan kita manusia terbatas). Tujuan para ilmuwan kemudian menemukan dan membangun satu set hukum-hukum fisika yang tidak dapat dilanggar.

Meskipun tampaknya masuk akal untuk menganggap bahwa ada beberapa set hukum-hukum fisika yang mutlak, namun para ilmuwan tidak memiliki cara untuk membuktikan hal itu. Ide ini adalah asumsi metafisik yang tidak pernah dapat diuji. Para ilmuwan mungkin menemukan aturan mutlak alam semesta melalui studi ilmiah, tapi mereka tetap tidak pernah bisa yakin mengenai kemungkinan adanya beberapa proses yang melanggar aturan diluar sana yang belum diamati. Para ilmuwan juga mungkin mencapai titik di mana mereka tidak memiliki cara untuk membedakan antara model-model yang bersaing. Misalnya, ide model inflasi kosmik awal akan menjelaskan hal-hal seperti mengapa alam semesta tampaknya seragam. Setelah BICEP2 menemukan bahwa kehadiran debu di alam semesta dapat mengaburkan bukti dari inflasi kosmik awal, maka bagaimana mereka tahu bahwa inflasi kosmik awal benar-benar terjadi atau tidak?

Tentu saja ada kemungkinan bahwa tidak ada Hukum Fisika Mutlak. Yang ada mungkin hanya aturan pendekatan atau perkiraan yang kita dapat temukan, seperti permainan Twenty Questions. Salah satu kekuatan dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia tetap berlaku bahkan jika hukum mutlak tidak ada. Teori-teori yang berkembang selama ini hanya sebaik bukti-bukti, dan selalu terbuka untuk perbaikan.

Itulah mengapa para ilmuwan suka menemukan beberapa fenomena baru yang "melanggar hukum fisika." Ini berarti mereka dapat belajar sesuatu yang baru tentang alam semesta.


Baca Juga:









Source: Brian Koberlein

Sabtu, 19 September 2015

Pesona Pulau Padar

Pulau Padar adalah salah satu pulau dari tiga pulau utama di Taman Nasional Komodo. Pulau ini yang paling kecil diantara kedua pulau lainnya. Letak Pulau Padar berada di antara pulau Rinca dan Pulau Komodo. Sehingga anda bisa melihat keseluruhan Taman Nasional Komodo. Dan pulau ini lebih dekat ke pulau Rinca dibandingkan dengan Pulau Komodo yang dipisahkan oleh Selat Lintah.




Mungkin nama Pulau Padar kurang familiar di telinga wisatawan karena namanya kalah tenar dengan Pulau Komodo. Meskipun begitu keindahan panorama Pulau Padar tidak kalah dengan kedua pulau lainnya di Taman Nasional Komodo. Disekitar Pulau Padar terdapat beberapa pulau kecil yang indah dan unik.

Dari atas bukit yang berada di Pulau Padar anda bisa melihat pulau pulau kecil tersebut dan kedua pulau lainnya. Di atas bukit inilah keindahan Pulau Padar akan tampak jelas.

Pengunjung akan disuguhi panorama "tiga danau" di Laut Flores. Tiga lekukan besar di kedua sisi tebing di Pulau Padar, baik yang menghadap Pulau Komodo maupun Pulau Rinca, memang terlihat seperti tiga tepi danau yang melingkar (lihat gambar atas). Airnya yang biru terlihat kontras dengan pasir putih di pantainya.

Bukit yang tinggi, jernihnya air laut, pasir pantai yang berwarna pink dan putih, dan udara yang jauh dari polusi membuat pengunjung terhipnotis. Selain itu anda bisa melihat cahaya sunrise dan bulan bersamaan. Inilah sunrise yang tak akan terlupakan dalam hidup anda karena anda berada di tengah tengah cahaya sunrise dan bulan.

Untuk bisa mencapai ke atas bukit anda harus melakukan trekking terlebih dahulu kurang lebih 30 menit, tergantung dari stamina anda dan kekuatan anda. Anda akan melewati hutan dan semak semak. Meskipun perjalanan menuju bukit tertinggi terasa sangat melelahkan, namun rasa itu akan hilang seketika ketika anda melihat panorama perbukitan yang sangat eksotis, serta keindahan pulau pulau lainnya yang mengagumkan.


Pulau Padar juga tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO. Karena berada di kawasan Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Komodo, dan Gili Montang. Meskipun berada di kawasan Taman Nasional Komodo, anda tidak akan menemukan satu komodo pun disini. Karena rantai makanan yang terputus.

Ada satu hal lain yang unik dari Pulau Padar. Mungkin anda sudah melihat banyak pantai dengan pasir berwarna putih atau hitam, tapi bagaimana jika pasir itu berwarna pink? Itulah yang ada di Pulau Padar. Hamparan pasir yang berwarna merah muda oleh efek algae yang terkena sinar matahari ini berada di Pink Beach.

Pink Beach

Selain panorama dari puncak bukit, Pulau Padar menawarkan panorama bawah laut. Paling tidak ada tiga spot untuk menyelam di perairan Pulau Padar. Total ada 42 spot untuk menyelam dan snorkeling di kawasan Taman Nasional Komodo yang seluas 173.300 hektar tersebut. Perairan yang ditumbuhi banyak terumbu karang dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang menyajikan panorama dalam laut yang indah.


Jika beruntung, di titik-titik tertentu pengunjung bisa menjumpai ikan pari raksasa yang disebut pari manta dan juga paus dan lumba-lumba. Kawasan Taman Nasional Komodo memang menjadi habitat dan jalur migrasi bagi sekitar 24 jenis paus dan lumba-lumba.


Baca Juga:






Sumber: terselubung.in

Tokek yang Mirip Tokoh Kermit dalam Muppets Show

Seekor tokek yang mencoba untuk menyamarkan diri di pohon - tiba-tiba melompat dan memberikan ekspresi wajah yang membuatnya sangat mirip dengan tokoh Kermit si Katak.




Makhluk berkaki panjang tersebut menyamarkan dirinya saat mengetahui kehadiran predatornya, yaitu burung Coua yang berputar-putar di puncak-puncak pohon di Nosy Mangabe - sebuah pulau di lepas pantai Madagaskar di Afrika.

Namun, setelah menyadari penyamarannya diganggu oleh fotografer, tokek besar terebut segera mengungkapkan dirinya menjadi karakter komedi.

Dengan mata melotot dan badan kurus, tokek kaki panjang mengingatkan kita akan tokoh Kermit sang katak

Tokek tersebut bergantung di cabang pohon sebelum mengungkapkan seringai besarnya sehingga menyerupai karakter Muppet yang terkenal.

Fotografer Sam Rowley, mahasiswa biologi tahun ketiga di Universitas Bristol, melihat tokek di perjalanan ke Nosy Mangabe.

"Mereka biasanya hanya beberapa meter dari tanah di batang, sehingga lebih mudah untuk dilihat," katanya.

"Nosy Mangabe adalah tempat terbaik untuk melihat mereka karena hanya ada sedikit couas, sebuah spesies burung besar. Untungnya, tokek yang satu ini tidak keberatan dengan kehadiran kami - ia mengasumsikan saya tidak bisa melihatnya. Namun ketika suara beberapa burung besar mulai terdengar dekat, tokek itu menjadi sedikit gelisah dan mengatakan kepada saya untuk pergi dengan memberikan wajah seperti Kermit. Saya langsung meninggalkannya."




"Hewan-hewan nokturnal, pemakan serangga, memiliki penglihatan 350 kali lebih sensitif daripada manusia. Sayangnya mereka berada di bawah ancaman dari perdagangan hewan peliharaan ilegal, "tambah Mr Rowley.

"Mereka beristirahat dengan kepala mereka menghadap ke bawah, sehingga sinar matahari tidak memantulkan cahaya di mata mereka ke burung sehingga predator tidak melihat mereka dengan mudah saat terbang di atas. Dan juga agar air hujan tidak turun langsung ke lubang hidung mereka. Mereka akan tetap pada batang pohon selama matahari berada di atas cakrawala."

Tokek menyembunyikan diri dengan berkamuflase terhadap pohon

Dapatkah anda menemukan sang tokek?


Baca Juga:






Source: dailymail.co.uk
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top