Senin, 07 September 2015

Dasht-e Kavir - Gurun Garam Gede

Dasht-e Kavir, juga dikenal Great Salt Desert, adalah gurun besar yang tergeletak di tengah dataran tinggi Iran, sekitar 300 kilometer sebelah timur-tenggara Teheran. Gurun ini panjangnya sekitar 800 kilometer dan lebar 320 kilometer, serta terdiri dari lumpur dan rawa-rawa garam (kavirs). Puluhan juta tahun yang lalu, daerah ini diduduki oleh laut yang kaya garam yang mengelilingi sepotong kecil benua yang sekarang adalah Iran tengah. Laut yang kemudian mengering, meninggalkan lapisan garam setebal 6-7 kilometer.



Seiring waktu, lapisan garam itu terkubur di bawah lapisan lumpur tebal. Tapi garam memiliki kepadatan yang cukup rendah - lebih rendah dari lapisan lumpur dan batu di bawah lapisan garam berbaring. Jadi garam mulai terdorong keluar melalui sedimen di atasnya dan akhirnya, selama jutaan tahun, garam pun pecah keluar membentuk kubah. Kubah-kubah garam di Dasht-e Kavir ini adalah beberapa contoh terbaik dari fenomena geologi ini.

Ahli geologi telah mengidentifikasi sekitar 50 kubah besar garam di wilayah ini. Beberapa kubah telah terkikis oleh angin dan hujan mengekspos penampang nya.


Meskipun terlihat seperti permukaan yang keras, kerak garam hanya beberapa inci tebalnya, terletak di bawahnya adalah lumpur lembut Iran yang disebut "Charbeh" yang jika seseorang terjebak di dalamnya maka akan sangat sulit untuk keluar. Karena itu melakukan perjalanan di Dasht-e Kavir sangat berbahaya. Tanah steril dan tidak cocok untuk budidaya. Gurun hampir tak berpenghuni dan hanya sebagian yang dieksplorasi. Tempat tinggal manusia terbatas di sekitar oasis-oasis yang tersebar disana, di mana konstruksi perumahan penahan angin dibangun untuk menghadapi kondisi cuaca yang keras. Beberapa orang tinggal di bukit-bukit dan pegunungan sekitar. Domba liar, unta liar, dan macan tutul Persia juga tinggal di daerah pegunungan.




Pandangan udara dari kubah garam yang terkikis di Dasht-e Kavir. 


Dataran garam di titik rendah dari Dasht-e Kavir.

Angin kering yang kuat telah mengeringkan permukaan sungai garam ini menjadi jaringan kristal garam seperti rambut. Orientasi mereka merekam arah angin saat bertiup melintasi permukaan.

Permukaan danau garam kering di Dasht-e Kavir menunjukkan tanda-tanda hujan es atau hujan badai yang membintiki permukaannya.


Gambar dari satelit Landsat 5 NASA


Baca Juga:







Sumber:

Encontro das Águas - Pertemuan Dua Air Sungai

Sekitar 10 kilometer dari kota pedalaman Manaus di Brazil utara, sungai berwarna hitam Rio Negro, yang mengalir melalui kota, bertemu dengan sungai Amazon yang berwarna kecoklatan, tapi air dari kedua sungai tersebut tidak bercampur dengan segera. Sebaliknya, mereka mengalir berdampingan sejauh 6 km. Kejadian ini dikenal sebagai 'Meeting of the Waters' (pertemuan air) atau Encontro das Águas dalam bahasa Portugis. Fenomena tersebut sebenarnya terjadi di beberapa tempat di seluruh Amazon dan di tempat lain di planet ini, tapi tak ada yang sedramatis di sini, sehingga menjadi salah satu atraksi wisata utama dari Manaus.



Rio Negro adalah anak sungai terbesar dari Amazon dan sungai air hitam terbesar terbesar di dunia. Nama "Rio Negro" sendiri berarti "Black River" (Sungai Hitam). Warna hitam berasal dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk yang hanyut dan terlarut ke dalam air seiring sungai mengalir melalui hutan hujan dan rawa-rawa. Sebuah sungai air hitam memiliki tingkat keasaman yang tinggi, dan sangat sedikit sedimen. Sementara air sungai Amazon, kental dengan pasir dan lumpur yang memberikan penampilan yang kecoklatan.


Karena konstituen mereka yang berbeda, kedua sungai itu memiliki air yang berbeda kepadatan, kecepatan dan suhu, yang karenanya kedua air sungai itu sulit untuk bercampur. Air sungai Amazon yang lebih dingin, padat, dan lebih cepat dengan air sungai Rio Negro yang lebih hangat dan lambat membentuk batas yang jelas. Enam kilometer ke arah hilir, pusaran bergolak yang didorong oleh arus Amazon yang bergerak cepat akhirnya mencampur atau menyatukan kedua air sungai tersebut.

Beberapa lusin perusahaan tur menawarkan perjalanan dengan perahu ke tempat yang tepat di mana sungai bertemu. Waktu terbaik untuk berwisata adalah antara bulan Januari dan Juli ketika sungai deras.












Baca Juga:






Source: hiddenunseen.blogspot.com

Hal-Hal Sepele yang Jadi Tak Sepele di Stasiun Ruang Angkasa

Menjadi Astronot yang melayang-layang di gravitasi nol mungkin sepertinya terdengar sepertinya terlihat keren, tetapi sebenarnya keadaan seperti itu membuat hal-hal mudah sehari-hari yang kita lakukan di Bumi justru akan terasa lebih sulit dan merepotkan. Berikut adalah beberapa hal yang mudah dilakukan di Bumi, namun merepotkan bagi Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional menyelesaikan tugas-tugas normal di orbit:




1. Cuci Rambut

Anda tidak bisa memiliki shower atau keran air di stasiun ruang angkasa karena air akan keluar dari keran dan mengambang ke seluruh tempat. Dalam video dibawah ini, Astronaut Karen Nyberg menunjukkan bagaimana dia menggunakan kantong air, tidak ada bilas sampo, handuk dan sisir untuk mencuci rambutnya.






2. Minum Kopi

Tentu para astronot tidak ingin ada kopi panas beredar di udara saat menuangkan kopi. Oleh karenanya, ada cangkir khusus yang digunakan di stasiun ruang angkasa untuk minum kopi dari mesin ISSpresso. Sebelumnya, astronot minum kopi dari kantong plastik, tapi itu memang cukup tidak nyaman. Sekarang, ada cangkir kopi Zero Gravity, dan mesin espresso Italia di Stasiun Luar Angkasa Internasional! Cangkir ini diciptakan dengan bantuan percobaan aliran kapiler yang dilakukan di ruang angkasa.






3. Tidur

Tidak ada astronot yang tidur di tempat tidur seperti di rumah anda. Mereka tidak bisa melakukan tidur tepat seperti anda melakukannya. Para astronot di ISS menggunakan kantong tidur yang melekat pada dinding kabin kecil mereka. Mereka harus meritsleting diri sehingga mereka tidak mengapung kemana-mana saat mereka tidur. Hal ini mungkin terdengar tidak nyaman, tetapi beberapa astronot, seperti Scott Kelly, mengatakan bahwa mereka tidur lebih nyenyak di ruang angkasa daripada di Bumi!





4. Berolahraga

Berolahraga secara umum merupakan bagian penting dari rutinitas sehari-hari. Karena di ruang angkasa, olahraga akan membantu mencegah efek kehilangan massa otot dan tulang karena gravitasi mikro. Biasanya, astronot berlahraga dua jam per hari, tetapi peralatan yang mereka gunakan berbeda dengan di Bumi. Sebagai contoh, jika seorang astronot ingin berjalan di treadmill, mereka harus memakai harness dan tali bungee sehingga mereka tidak mengambang.




Baca Juga:





Sumber: NASA

Jumat, 04 September 2015

Makam-Makam Paku di Dunia

Beberapa waktu lalu beredar riuh tentang rumah paku, rumah yang penghuninya menolak dipindahkan atau digusur karena ganti rugi yang tidak memadai atau oleh sebab lain. Sehingga rumah tersebut tak punya tetangga dan terasing sendirian ditengah lingkungan baru.

Tak hanya rumah, di beberapa tempat seperti Amerika Serikat dan China juga terjadi kasus serupa, namun bukan rumah melainkan kuburan atau makam. Dan inilah makam-makam paku atau biasa disebut Nail Graves tersebut:




Makam Paku di Indiana Amerika Serikat

Jika Anda sedang berkendara di tengah East County Roaf 400 South, tepatnya di dekat kota Amity di negara bagian Indiana Amerika serikat, Anda akan menemukan gundukan tanah di tengah jalan di sepanjang jalan yang beraspal. Gundukan tanah itu adalah sebuah makam kuno yang tetap dibiarkan dan tidak dipindahkan.


Orang yang dikuburkan di tengah jalan tersebut adalah seorang perempuan bernama Nancy Kerlin Barnet yang meninggal pada tahun 1831. Ada cerita menarik tentang perempuan ini. Ia menikah dengan William Barnett pada usia yang masih sangat muda,  14 tahun. Perempuan yang lahir tahun 1793 ini meninggal pada usia 39 tahun.

Ia dimakamkan di sebuah bukit kecil yang terlantar, salah satu tempat favoritnya. Sebenarnya dia dimakamkan di tempat ini tidak sendirian. Beberapa orang yang meninggal dimakamkan di tempat itu, sehingga lama-lama menjadi sebuah tempat pemakaman yang kecil.


Waktu berlalu dan penguasa setempat memutuskan untuk membuat jalan raya yang membelah makam, sehingga makam-makam harus dipindahkan.  Salah satu anak Nancy keberatan untuk memindahkan makam ibunya. Dia mempertahankannya habis-habisan dengan berdiri di atas makam dengan membawa senjata untuk melindunginya.

Ternyata pengembang jalan tidak keberatan untuk tetap mempertahankan makam Nancy. Sampai sekarang makam ini kemungkinan adalah satu-satunya makam di Amerika yang berada di tengah-tengah jalan raya.




Makam Paku di Taiyuan, China


Pekerja konstruksi di Kota Taiyuan, membangun sebuah gedung pencakar langit baru di sekitar makam setelah sebuah keluarga menolak untuk memindahkan makam leluhur mereka.



Gundukan makam saat di foto ini memiliki tinggi 10m (33ft), dengan nisan tunggal di atas, duduk di tengah-tengah dari situs konstruksi yang sibuk. Makam satu ini tetap berdiri setelah pengembang membeli pemakaman dan membayar penduduk setempat untuk memindahkan makam-makam nenek moyang mereka.



Namun, satu keluarga menolak, meskipun ditawarkan 1.000.000 yuan ($ 160.454) sebagai kompensasi atas tanah. Keluarga sedang menunggu hari yang lebih menguntungkan untuk menggali dan memindahkan kerangka leluhur mereka. Tawaran itu ditolak pada bulan Desember 2012, dan gundukan pemakaman masih berdiri di lokasi konstruksi.




Makam Paku di Jiangxi, China.

Gambar diatas adalah sebuah makam milik ibu seorang petani yang bernama Zhang Rongsheng yang telah meninggal pada usia 56 tahun. Seperti kasus-kasus penggusuran yang mengatasnamakan kepentingan umum, ganti rugi yang ditawarkan selalu lebih rendah dibanding harga pasar.


Begitu juga yang dialami Zhang, petani sederhana ini menolak memindaahkan makam ibu, ayah dan satu saudaranya. Zhang meminta uang ganti rugi kepada pemerintah sebesar enam ratus ribu yuan.



Seperti yang dilansir media lokal pengerjaan jalan sepanjang 363 meter ini rencananya akan selesai tahun ini. Namun makam keluarga Zhang masih berada di lokasi. Belum ada kesepakatan antara Zhang dan pihak yang membangun jalan ini.


Baca Juga:






Dari Berbagai Sumber

Kamis, 03 September 2015

Surat Kabar Batu di Utah

Surat kabar batu atau Newspaper Rock adalah permukaan batu seluas 200 kaki persegi di San Juan County, Utah, yang ditutupi oleh ratusan petroglyphs (gambar pahatan pada batu) Indian kuno yang mencatat hampir 2.000 tahun aktivitas manusia di daerah itu, seperti surat kabar. Meskipun petroglif sangat umum dan ada di banyak situs di seluruh Amerika Serikat, petroglyphs ini adalah salah satu yang terbesar, yang terawekan terbaik dan mudah diakses. Petroglyphs ini terdiri dari banyak gambar manusia, hewan, bahan dan bentuk-bentuk abstrak yang mewakili budaya Fremont, Anasazi, Navajo dan Anglo. Surat kabar batu terletak tepat di sebelah Utah Route 211, sekitar 45 km barat laut dari Monticello dan 85 km sebelah selatan dari Moab. Petroglyphs dapat ditemukan pada tebing batu pasir (sandstone) vertikal Wingate di ujung atas Indian Creek Canyon.



Gambar-gambar di Newspaper Rock telah ditorehkan ke dalam lapisan gelap di atas batu, yang disebut pernis gurun. Pernis Gurun adalah deposit mangan-besi kehitaman yang secara bertahap terbentuk pada wajah batu tebing yang terekspos karena tindakan curah hujan dan bakteri. Para seniman kuno memahat lebih dari 650 figur dan pola di atas batu dengan memahat permukaan batu yang terlapisi menggunakan alat tajam untuk menghapus pernis gurun dan mengekspos batu yang lebih terang di bawahnya. Gambar-gambar yang lebih tua dengan sendirinya menjadi berwarna lebih gelap seiring pernis baru perlahan bertambah

Ukiran pertama dibuat sekitar 2.000 tahun yang lalu oleh orang-orang Anasazi yang terkenal karena tempat tinggal batu dan tanah mereka daripada seni mereka. Orang-orang Fremont, yang sezaman dengan Anasazi, juga memberikan kontribusi kepada Surat Kabar Batu. Mereka mengukir gambar manusia besar dengan torso trapesium, serta beberapa domba Bighorn, dan juga mungkin banyak dari cetakan tangan dan kaki. Kemudian, orang-orang Utes dan Navajo menambahkan figur yang menggambarkan pemburu di atas kuda, dan gambar perisai prajurit dan roda-roda.

Ukiran terbaru dibuat pada awal abad ke-20, oleh penjelajah modern di daerah ini yang meninggalkan jejak mereka dengan inisial dan nama diukir diseluruh tepi karya kuno ini.

Newspaper Rock sekarang dilindungi oleh pagar yang membuat pengunjung hanya bisa mendekat sejauh 10 kaki dari permukaan batu untuk mencegah vandalisme. Ada banyak area parkir di dekatnya dan area piknik di sisi yang jauh dari jalan.










Baca Juga:






Source

Legenda Suku Hopi tentang Ant People

Indian Hopi pernah hidup di gurun tinggi Arizona utara selama ribuan tahun. Pemandangan tandus tapi indah ini adalah tempat di mana dewa Hopi mengarahkan mereka untuk membangun sejumlah desa yang terdiri dari pueblo-pueblo (yang hari ini disebut kompleks apartemen batu). Disana Hopi berhasil berkembang dengan hanya menanam jagung, kacang-kacangan, dan labu dengan sangat sedikit curah hujan dan hampir tidak ada irigasi.



Salah satu legenda Hopi paling menarik ialah yang menceritakan Suku Semut (Ant People), yang membantu kelangsungan hidup suku Hopi, tidak hanya sekali tetapi dua kali. Yang disebut "Dunia Pertama (First World) tampaknya dihancurkan oleh api -kemungkinan semacam vulkanisme, hantaman asteroid, atau pelepasan massa koronal dari matahari. Dunia Kedua dihancurkan oleh es-es gletser Age atau pergeseran kutub. Selama dua bencana alam global ini, anggota-anggota suku Hopi yang saleh dipandu oleh awan berbentuk aneh di siang hari dan bintang yang bergerak pada malam hari yang memimpin mereka menghadap dewa langit bernama Sotuknang, yang akhirnya membawa mereka ke Suku Semut, atau Anu Sinom dalam bahasa Hopi. Suku Semut kemudian mengawal Hopi ke gua bawah tanah di mana mereka menemukan tempat perlindungan dan makanan.

Dalam legenda ini, suku semut digambarkan sebagai orang-orang yang dermawan dan rajin, yang memberikan makanan ke suku Hopi ketika pasokan mereka hampir habis dan mengajar mereka manfaat dari penyimpanan makanan. Bahkan, legenda lain mengatakan bahwa alasan mengapa suku semut digambarkan memiliki pinggang kurus adalah karena mereka berkorban untuk memberi makan Hopi.

Kiva bundar di New Mexico, dibangun oleh keturunan Hopi kuno

Kiva-kiva di Mesa Verde, Colorado

Konstelasi Orion
Konstelasi Orion juga memiliki pinggang yang kurus. Ketika Orion mendominasi langit musim dingin, suku semut berdiam jauh di perbukitan bawah tanah kecil mereka. Struktur ini bentuknya mirip dengan bentuk kiva suku Hopi, yaitu ruang doa bersama di bawah tanah. Kebetulan kata ki dalam Sansekerta berarti "bukit semut" dan va berarti "tempat tinggal." Setiap Februari di dalam kiva-kiva mereka, suku Hopi melakukan Upacara penanaman kacang, dan tarian kacang yang disebut Powamu. Selama upacara ini api terus menyala terang benderang, mengubah struktur ini menjadi rumah panas yang luar biasa. Ritual memperingati waktu ketika Anu Sinom mengajarkan Hopi bagaimana menanam benih di dalam gua-gua untuk bertahan hidup.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa dewa langit Babilon bernama Anu. Dalam bahasa Hopi, Anu berarti "semut", dan kata naki dalam bahasa Hopi berarti "teman." Dengan demikian, Anunaki dalam bahasa Hopi adalah "teman semut". Beberapa orang menganggap ini bukan kebetulan dan mereka yakin kesamaan ini menandakan Annunaki Sumeria yang dikatakan datang ke bumi dari langit terkait dengan suku semut.

Ukiran pada batu yang dibuat suku Hopi menggambarkan suku semut, Arizona utara

Ada juga yang meyakini bahwa Suku semut mungkin juga hidup di Mesir kuno. Akhenaten, Dinasti Firaun ke-18 yang memerintah sekitar 1351-1334 SM, ditunjukkan dalam beberapa penggambaran memiliki tengkorak memanjang seperti bentuk kepala semut. Mata berbentuk almond dan leher seperti semut, serta ular atau burung bangkai di uraeus nya menyerupai rahang semut. Dia juga memiliki lengan dan kaki yang kurus seperti semut, dan bagian atas tubuhnya menyerupai thorax semut sementara bagian bawah tubuhnya mencerminkan perut semut. Tubuh Akhenaten yang mirip semut ini membuat para ilmuwan memberi nama salah satu spesies semut asli afrika barat dengan nama Semut Firaun (Momomorium pharaonis). Semut ini juga memiliki kepala memanjang, tubuh kuning hingga coklat kemerahan, dan perut lebih gelap dengan sebuah stinger.

Kiri: Akhenaten dan kanan: Akhenaten, Nefertiti dan tiga anak mereka

Selain itu, kata Mesir sahu yang berarti "bintang-bintang Orion," mirip dengan kata Sohu dalam bahasa Hopi yang berarti "bintang," dan yang paling penting adalah mereka yang berada di konstelasi Orion. Kebetulan lagikah?


Baca Juga:






Source: ancient-origin.net
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top