Jumat, 21 Agustus 2015

Jalan Raya di Atas Sungai

Cina telah meresmikan hamparan jalan raya baru yang menghubungkan Xingshang County ke Jembatan Zhaojun di provinsi Hubei China tengah. Menariknya, jalan raya sepanjang 10 km tersebut, 4-km nya dibangun di atas sebuah jembatan yang membentang di sepanjang tengah lembah sungai.



Rute baru akan mengurangi waktu perjalanan dari Xingshan ke Yiba Expressway hingga hanya 20 menit, dan pada saat yang sama juga memanjakan pengemudi dengan pemandangan yang spektakuler. Perjalanan awalnya membutuhkan waktu sekitar satu jam sepanjang jalan curam dan berkelok-kelok.

Menurut manajer proyek jalan raya, Chen Xingda, ketika jalan raya ini pertama kali diusulkan pada 2013, ada tiga kemungkinan rute yang berbeda. Dua dari kemungkinan rute melibatkan penggalian terowongan melalui pegunungan di sekitar. Yang ketiga adalah rute yang lebih panjang dan melibatkan pembangunan di atas air. Insinyur pada proyek memilih opsi ketiga karena akan memungkinkan mereka untuk melindungi banyak tanaman dan hutan di pegunungan. Mereka yang terlibat dalam proyek ini mengklaim bahwa jalan ini adalah jalan pertama sebagai "ecological overwater road" di China.


Bagian jalan raya yang berada diatas air ini saja (4 km) menelan biaya sekitar 2 juta yuan (US $ 320.000), yang hampir setengah dari biaya total seluruh jalan yang senilai 4,4 juta yuan ($ 700.000).










Baca Juga:







Source

Kamis, 20 Agustus 2015

Bungin - Pulau Terpadat di Dunia

Pulau Bungin di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, punya julukan sebagai pulau terdapat di dunia. Di pulau ini nyaris tidak ada lahan kosong, seluruh daratannya dipenuhi rumah-rumah penduduk.



Kepadatan penduduk pula membuat Pulau Bungin tidak memiliki garis pantai, karena sepanjang pesisir pulaunya seluruhnya dibangun menjadi tempat tinggal. Pulau ini memiliki luas 8,5 hektar dengan jumlah penduduk 3.400 jiwa.

Jarang warga Bungin yang merantau, dan mereka kebanyakan memilih menikah dan tetap tinggal di Bungin. Kondisi ini yang membuat Pulau Bungin semakin kelebihan beban dan kehabisan lahan.

Satu-satunya lahan terbuka yang luas di Bungin adalah halaman Masjid setempat. Bahkan saking sesaknya, sama sekali tidak ada kebun dan sangat jarang pepohonan tumbuh. Karena tidak ada dedaunan untuk pakan, sampai-sampai kambing di Bungin punya kebiasaan makan kertas dan plastik.



Warga yang hendak membangun rumah baru, harus mereklamasi pulau dengan menguruk lautan dengan karang. Akibat bertambahnya rumah, ukuran Pulau Bungin pun semakin bertambah luas dari waktu ke waktu. Akibat lahan yang terbatas, ada beberapa keluarga yang terpaksa harus hidup dalam satu atap.

Warga yang mereklamasi laut untuk membangun rumah

Masyarakat Bungin mayoritas keturunan Suku Bajo, dari Sulawesi, yang dikenal sebagai suku pengembara laut dan penyelam ulung. Sejak bayi, anak-anak Bungin sudah dikenalkan pada dunia bahari melalui Upacara Toyah.

Dalam ritual Toyah, bayi dipangku 7 perempuan secara bergantian yang duduk di atas ayunan. Ayunan diibaratkan seperti gelombag lautan yang akan dihadapi sang anak saat besar nanti ketika menjadi pelaut.

Sejak kecil, anak-anak Bungin sudah mahir bermain di lautan dan menyelam untuk berburu ikan. Mereka lazim bermain perahu di laut tanpa pengawasan orangtua. Bocah-bocah usia sekolah dasar sudah mampu mencari uang jajan dengan berburu ikan hias di laut.

Mayoritas penduduk Bungin bekerja sebagai nelayan. Sebagian mencari ikan dengan cara menyelam dan memanah. Ada juga yang memiliki keramba, serta mencari lobster dan teripang.


Jalan yang dibangun dengan mengurug laut oleh warga untuk menghubungkan pulau bumin dengan daratan utama


Baca Juga:








Sumber: 

Selasa, 18 Agustus 2015

Perbatasan Unik di Baarle-Nassau & Baarle-Hertog

Baarle-Nassau dan Baarle-Hertog dua kota yang membagi kota Baarle di perbatasan antara Belanda dan Belgia. Baarle-Nassau terletak di Belanda bagian selatan di provinsi North Brabant dan Baarle-Hertog terletak di provinsi Antwerp, Belgia. Kedua kota berbagi perbatasan bersama, tapi perbatasan internasional yang memisahkan kota Belgia Baarle-Hertog dari kota Belanda Baarle-Nassau itu tidak membentang lurus. Bahkan juga tidak melengkung.



Sebaliknya, ada 26 bagian yang terpisah dari tanah - potongan kecil dari Belgia dan Belanda yang tersebar di seluruh Baarle. Ada potongan utama yang disebut Zondereigen terletak di utara kota Belgia Merksplas, dan 22 eksklave Belgia di Belanda dan tiga lagi di perbatasan Belanda-Belgia. Dalam eksklave Belgia yang terbesar ada juga enam eksklave Belanda, juga ada satu dalam ekslave terbesar kedua, dan delapan dalam Zondereigen.

Mengenai Ekslave dan Enklave selengkapnya dapat dibaca disini: 10 Perbatasan Aneh di Dunia

Perbatasan ditandai dengan palang putih di trotoar dan kancing logam di jalan, dan berjalan zig-zags di kota tersebut tanpa mengindahkan rumah, kebun dan jalan-jalan. Satu baris memasuki blok melalui sebuah toko kemudian keluar dari bagian belakang supermarket. Banyak rumah yang dipotong setengah oleh perbatasan, sehingga dibuat konvensi bahwa kebangsaan masing-masing rumah ditentukan oleh lokasi pintu depan rumah. Jika perbatasan berjalan melalui pintu depan rumah, maka rumah tersebut memiliki dua kebangsaan atau berada di dua negara yang berbeda, dan ini ditunjukkan oleh dua nomor jalan pada rumah/bangunan tersebut.



Kota-kota ini menarik banyak wisatawan. Selama bertahun-tahun toko-toko di Belgia buka pada hari Minggu, sedangkan yang di Belanda tidak - dengan pengecualian toko-toko yang ada di Baarle. Pajak di Belgia dan Belanda berbeda banyak, sehingga orang bisa pergi berbelanja dengan dua aturan pajak di satu jalan tunggal. Ada suatu masa dimana hukum Belanda mengharuskan restoran untuk tutup lebih cepat. Nah, hal ini untuk beberapa restoran di perbatasan itu berarti bahwa mereka hanya harus mengubah meja mereka ke sisi Belgia. Dengan adanya Uni Eropa, beberapa perbedaan menghilang.

Geografi Baarle-Hertog dan Baarle-Nassau yang aneh adalah hasil dari sejumlah perjanjian abad pertengahan yang kompleks antara Lords of Breda dan Dukes of Brabant yang dapat ditelusuri kembali ke abad ke-12. Setelah perpecahan antara Belanda dan Belgia di tahun 1839, ada kebutuhan untuk menentukan perbatasan. Butuh tiga komisi perbatasan untuk memilah masalah. Yang terakhir ditetapkan, yaitu perbatasan yang meregang sepanjang 36 km, ditetapkan baru pada tahun 1995.


Oh iya, jika anda berpikiran (mungkin karena otak anda yang kriminal ... hehehe) untuk melakukan pelanggaran atau tindak kriminal di wilayah belanda lalu lari/lompat ke wilayah Belgia (atau sebaliknya) untuk menghindari hukuman .... maka itu tidak bisa anda lakukan, karena di Baarle ada dua polisi, satu polisi Belanda dan satunya polisi Belgia yang selalu bekerja dan berpatroli bersama untuk menangkap orang-orang yang melakukan persis seperti apa yang anda pikirkan .....








Baca Juga:







Source
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Alap-Alap. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top